Perjuangan Tim SAR Selamatkan Pendaki yang Jatuh di Gunung Slamet

Pendaki asal Tegal jatuh ke jurang di Gunung Slamet setelah berlari dari puncak dan melalui jalur tak resmi.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 10 Jul 2017, 15:02 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 15:02 WIB
Perjuangan Tim SAR Selamatkan Pendaki yang Jatuh di Gunung Slamet
Pendaki asal Tegal jatuh ke jurang di Gunung Slamet setelah berlari dari puncak dan melalui jalur tak resmi. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas – Tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi seorang pendaki asal Tegal, Makhfud (23). Makhfud yang merupakan santri Al Falah, Babakan, Tegal, dilaporkan tergelincir dan masuk jurang Bata Merah, sedikit di bawah Kawasan Puncak Gunung Slamet, di batas vegetasi Gunung Slamet, Minggu pagi, 9 Juli 2017.

Komandan Taruna Tanggap Bencana mengatakan evakuasi berjalan sangat lamban lantaran sulitnya medan. Pasalnya, Makhfud jatuh ke jurang sedalam 20 meter yang masih berada di kawasan puncak Gunung Slamet.

"Itu kan masih di kawasan puncak. Jadi jaraknya memang jauh juga dari base camp," ujar Heriana, Senin (10/7/2017).

Kesulitan juga datang dari keterbatasan personel sejak kemarin. Itu sebabnya potensi SAR akhirnya dikerahkan untuk mengevakuasi Makhfud. Tercatat, yang bergabung dalam upaya tim evakuasi itu adalah SAR Purbalingga, Basarnas Pos SAR Cilacap, Tagana Purbalingga dan Banyumas, serta warga setempat dan personel TNI dan Polri.

"Peralatan pada awal evakuasi juga terbatas," ujarnya.

Siang ini dijadwalkan Tim Evakuasi tiba di basecamp Bambangan dan langsung membawa pendaki yang jatuh itu ke Puskesmas Karangreja. Ia dilaporkan menderita luka cukup serius di bagian wajah dan dahi lantaran tersungkur.

Heriana juga melaporkan leher dan kaki penyintas terkilir. Selain itu, dia juga lemah lantaran lebih dari 20 jam berada di ketinggian. Namun, belum diketahui apakah survivor menderita patah tulang atau tidak.

"Ya untuk saat ini sudah lewat Pos 1. Artinya sekitar 45 menit lagi sampai ke basecamp. Kondisi masih hidup, namun kondisinya lemah karena sudah semalaman berada di lokasi yang tidak seharunya untuk pendakian," tuturnya.

Heriana mengungkap, pendaki itu jatuh saat turun berlari dari puncak Gunung Slamet di jalur yang tak semestinya. Dia dan kelompoknya tidak melewati jalur resmi.

"Jatuhnya itu karena dia berlari di jalur yang tidak direkomendasikan," ujarnya.

Heriana menjelaskan, Makhfud merupakan santri Pondok Pesantren Al Falah, Babakan, Kabupaten Tegal. Dia mendaki Gunung Slamet bersama rekannya yang berjumlah tujuh orang dan bergabung dengan pendaki lain sehingga jumlahnya sekitar 28 orang.

Rekan korban sudah berusaha menolong, tetapi tak bisa. Lantas, kelompok pendaki asal Tegal itu menghubungi Pos 1 jalur Bambangan dan meminta pertolongan.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya