Kawah Sileri Dieng Status Waspada, Warga Setempat Belum Mengungsi

Warga memiliki pengetahuan tersendiri atau kearifan lokal yang juga musti dipahami oleh pemerintah.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 15 Sep 2017, 18:31 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2017, 18:31 WIB
Kawah Sileri
Kawah Sileri Pascaerupsi 2 Juli 2017. Foto: (Muhammad Ridlo/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banjarnegara - Meskipun sudah ada kenaikan status dari Normal menjadi Waspada, warga di perkampungan terdekat Kawah Sileri, Dataran Tinggi Dieng, belum juga mengungsi. Kabar itu, dikonfirmasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah. Mereka memastikan hingga Jumat siang tadi, belum ada satu pun warga yang mengungsi.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arif Rachman menyebut, dua perkampung terdekat yakni warga di Desa Kaseman dan Desa Kepakisan, berjarak relatif jauh. Meski demikian masih berada di zona berbahaya seperti yang direkomendasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Jarak pastinya, saya tidak paham betul ya. Memang relatif jauh. Tapi masih ada di radius 1.000 meter kawasan yang steril," kata Arif, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (15/9/2017) siang.

Menurut Arif, masyarakat lokal juga sudah diinformasikan mengenai peningkatan status Kawah Sileri menjadi Waspada. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan warga, sembari mempersiapkan pengungsian di area yang memungkinkan.

"Untuk masyarakat sudah diinformasikan lewat pengeras suara, yang intinya ada peningkatan aktivitas, sehingga masyarakat waspada tetapi jangan sampai panik. Harapannya begitu. Alhamdulillah aman terkendali,” dia menjelaskan.

Arif mengemukakan, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga telah membentuk Satgas Penanggulangan Bencana. Selain itu, bupati juga telah menerbitkan SK darurat untuk pengungsian warga dalam radius berbahaya seperti yang direkomendasikan oleh PVMBG.

Masyarakat lokal juga memiliki kearifan lokal untuk membaca pertanda alam dari pengalaman turun-temurun melalui para tetua.

"Namun demikian, ini kami masih koordinasi. Beberapa teman sudah diperintahkan ke lokasi. Artinya tidak sampai terjadi kepanikan. Karena lewat kearifan lokal sana pun mengetahui," ujarnya.

Arif menambahkan, warga Dataran Tinggi Dieng (DTD), termasuk warga sekitar Kawah Sileri, memiliki pengetahuan tersendiri atau kearifan lokal yang juga musti dipahami oleh pemerintah. Itu sebabnya, jika memang perlu diungsikan, harus dengan pemahaman masyarakat lokal mengenai pertanda-pertanda alam yang diyakini.

"Akan dikombinasikan dengan pengetahuan modern melalui instrumen atau alat ukur yang dimiliki oleh PVMBG," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya