Pos Pengungsian Gunung Agung Kekurangan Relawan, Ayo Bergabung

Semakin banyaknya jumlah pengungsi Gunung Agung membuat petugas kekurangan tenaga untuk mengurusi segala keperluan mereka.

oleh Dewi Divianta diperbarui 26 Sep 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 05:00 WIB
Relawan Gunung Agung
Salah seorang relawan mendaftar di Pos Pengungsian Bencana Gunung Agung, GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung, Bali.(Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Klungkung - Semakin banyaknya jumlah pengungsi Gunung Agung membuat petugas kekurangan tenaga untuk mengurusi segala keperluan mereka. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klungkung, Bali, Putu Widiada mengakui jika di beberapa pos pengungsian mengalami kekurangan tenaga. Salah satunya di Pos Pengungsian Gelanggang Olahraga (GOR) Swecapura.

Sebut saja untuk penanganan di dapur umum pos pengungsian. Di dapur umum itu ditangani Dinas Sosial Klungkung dengan Tagana-nya.

"Mereka sudah bekerja maksimal. Tapi, melihat kapasitas tenaga dari Tagana yang berjumlah 20 orang dan harus mengurus 15 ribu pengungsi, tentu kewalahan," ucap Widiada, saat ditemui Liputan6.com di lokasi, Selasa, 25 September 2017.

Beberapa warga berinisiatif membantu tenaga yang bekerja menyiapkan makanan untuk pengungsi. Namun, imbuh Widiada, tetap saja masih dibutuhkan tenaga tambahan untuk keperluan memasak.

Untuk itu, ia mengimbau kepada relawan yang ingin bergabung segera mendaftarkan diri. "Nanti akan didistribusikan oleh petugas. Semakin banyak relawan tentu semakin bagus, asal terkoordinasi dengan baik," katanya.

Chef Turut Bergabung

Di sisi lain, menurut Widiada, sejumlah relawan terus berdatangan. Salah satunya adalah Fany Hermawan, pemuda yang rela datang dari Jakarta untuk membantu pos pengungsian di GOR Swecapura. Pengusaha restoran di Ibu Kota itu mengaku memiliki pengalaman terlibat dalam penanggulangan bencana ketika erupsi Gunung Merapi.

"Jujur, sebenarnya saya di Bali lagi liburan. Saya dengar gunung mau meletus, jadi tantangan. Akhirnya kita memilih jadi relawan," kata Fany.

Kebetulan, selain sebagai pemilik enam restoran di Jakarta, Fany juga berprofesi sebagai sebagai chef. "Saya ingin mendedikasikan diri untuk pengungsi. Mudah-mudahan saya bisa bermanfaat untuk masyarakat," ucapnya.

Fany tak sendiri. Bersama lima rekannya, ia akan menjadi relawan di pos pengungsian Gunung Agung hingga batas waktu yang tidak ditentukan. "Mungkin sampai bencana usai. Saya sudah izin dengan orangtua dan istri, mereka mendukung saya," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

 

 

 

Ada Sekitar 60 Ribu Pengungsi

Gunung Agung
Warga melihat Gunung Agung di Karangasem di pulau resor Bali, Indonesia (24/9). Gunung Agung kemungkinan akan meletus untuk pertama kalinya sejak lebih 50 tahun lalu. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Sebanyak 59.820 jiwa warga sekitar wilayah terdampak potensi letusan Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, mengungsi ke sejumlah titik pengungsian yang tersebar di daerah itu.

"Hingga saat ini hampir 60 ribu jiwa yang mengungsi," ucap Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial (Kemsos), Harry Hikmat, yang dihubungi dari Jakarta, Senin, 25 September 2017, dilansir Antara.

Ia menjelaskan, warga yang mengungsi tersebar di berbagai daerah. Antara lain di Kabupaten Klungkung, jumlah pengungsi sebanyak 14.808 jiwa yang tersebar di 114 titik pengungsian dengan titik pengungsian terbesar di GOR Sueca Pura Gel Gel sebanyak 3.789 jiwa. Di Kabupaten Karangasem jumlah pengungsi sebanyak 30.012 jiwa yang tersebar di enam kecamatan. Di Kabupaten Bangli, warga yang mengungsi mencapai 7.047 jiwa yang tersebar di 23 titik pengungsian.

Selain itu, sebanyak 6.486 jiwa warga Kabupaten Buleleng mengungsi ke 11 titik pengungsian yang tersebar di daerah itu. Di Kota Denpasar, tercatat pengungsi sebanyak 1.467 jiwa di 15 titik. "Dari Kabupaten Tabanan dan Badung sedang dalam pendataan," katanya.

Dia juga menyebutkan ada upaya-upaya yang dilakukan Kemsos dalam penanganan siaga darurat erupsi Gunung Agung, antara lain melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemprov Bali serta Dinas Sosial (Dinsos) setempat. Selain itu, Kemsos mengerahkan personel, baik Taruna Siaga Bencana dan pilar sosial lainnya, serta mengerahkan peralatan evakuasi, mobilitas, dan sarana pendukung lainnya.

Di sisi lain, Dinsos Karangasem bertindak sigap dengan mengeluarkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 62 ton untuk kebutuhan pengungsi di Karangasem. Dinsos Provinsi Bali menyiagakan dan mendistribusikan beras reguler sebanyak 50 ton untuk distribusi Kabupaten Bangli, Buleleng, dan Klungkung, masing-masing 10 ton.

Kemsos juga mendirikan dapur umum lapangan untuk pengungsi Gunung Agung di 10 titik, yaitu di Posko Candi Kuning Bedugul Tabanan, Posko Dinas Sosial Bangli, Posko Dinsos Kota Denpasar, Posko Klungkung 2, Posko Klungkung 3, Posko GOR Sueca Pura Gelgel, Posko Bandem Karangasem, Posko Ulakan, Posko Utama Karangasem dan Posko Tembok Buleleng.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya