Liputan6.com, Pangandaran - Musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu, 7 Oktober 2017, ternyata diwarnai penyebaran foto hoax alias bohong. Informasi pun menyebar dan menyebabkan masyarakat bingung.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena mengatakan, penyebaran foto terkait kondisi banjir dan longsor yang menyerbu kabupaten paling muda di Jawa Barat itu berlangsung hingga sehari usai bencana tersebut.
Menurut Nana, banyak sekali gambar dan laporan berita di media online yang tidak sesuai fakta di lapangan. Bahkan, menggambarkan seolah-olah Kabupaten Pangandaran dalam keadaan lumpuh total akibat musibah itu.
Advertisement
"Maka kami sampaikan agar lebih bijak, lebih hati-hati, lebih teliti, lakukan check and recheck kebenarannya dan kami imbau mendapatkan berita dari akun resmi yang dapat dipercaya," ucap Nana, Minggu (8/10/2017).
Baca Juga
Dengan kondisi itu, Nana menggambarkan sekaligus memberikan klarifikasi sebenarnya yang terjadi di wilayah Pangandaran saat ini. Pertama, kondisi ketinggian air, saat ini di lokasi banjir sudah turun. Kondisi aman dan terkendali, sebagian pengungsi korban banjir sudah mulai kembali ke rumah masing-masing.
Kedua, kondisi di daerah longsor hanya tinggal membereskan material yang menutupi jalan raya. Sebagian material yang ringan sudah diselesaikan secara gotomg royong tanpa menggunakan alat berat.
Ketiga, pemantauan kondisi banjir dan longsor dilakukan secara terus-menerus olehpemerintah, TNI, Polri, dan organisasi relawan penanggulangan bencana.
Keempat, kesiapsiagaan masyarakat terdampak banjir dan longsor terus ditingkatkan dalam rangka mengantisipasi banjir atau longsor susulan dengan mempersiapkan diri seandainya harus mengungsi.
Adapun juru bicara Basarnas Jawa Barat, Joshua Banjarnahor menjelaskan, secara umum kondisi luapan banjir Pangandaran sudah mulai turun dibanding kemarin. Pun demikian dengan lokasi longsor yang terjadi di dua titik, sehingga seluruh petugas yang diterjunkan tengah fokus pada upaya pembersihan sisa bencana yang telah terjadi.
"Masuk ke tahap rehabilitasi. Masyarakat dibantu para petugas membersihkan sisa-sisa bekas longsoran dan luapan air yang meluap," ujarnya.
Sebelumnya, hujan yang terjadi sejak Jumat petang hingga Sabtu pagi menyebabkan debit air sungai Citanduy meluap. Ditemukan 15 titik wilayah Pangandaran terendam bencana banjir dengan ketinggian yang beragam mulai 50 centimeter hingga dua meter.
Sedangkan bencana longsor hanya ditemukan di dua titik, yang salah satunya di Dusun Sangkanbawang, RT 019 RW 008, Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih, Pangandaran. Dampak bencana menyebabkan satu rumah milik Rusman yang dihuni tujuh orang menjadi rusak. Bahkan, empat orang di antaranya meninggal dunia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kemsos Gerak Cepat Tangani Bencana di Pangandaran
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemsos) bergerak cepat guna mengatasi banjir dan longsor yang mengepung Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu, 7 Oktober 2017.
"Kami telah mengerahkan Tagana untuk menyisir dan mengevakuasi korban akibat banjir dan longsor," ucap Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemsos, Adhy Karyono, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 7 Oktober 2017.
Selain dari Pangandaran, menurut Adhy, Tagana juga dikerahkan dari kabupaten sekitar, yakni Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut.
Sementara, untuk meringankan beban para korban, telah diterjunkan pula dapur umum lapangan (dumlap). "Pembentukan dapur umum ini sangat penting guna menjaga kebutuhan dan suplai permakanan para pengungsi. Untuk satu dumlap bisa menyediakan hingga 1000 porsi makanan," Adhy menambahkan.
Dengan kehadiran personel Tagana di lokasi, dumlap dan pelayanan di tempat pengungsian, Adhy mengharapkan, hal tersebut bisa meringankan beban warga yang menjadi korban banjir dan longsor.
Kemsos juga telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) setempat agar dalam pelaksanaannya di lapangan terkoordinasi dengan baik.
"Tim Kementerian Sosial langsung bertolak ke Pangandaran, setelah menerima kabar bencana tersebut. Insyaallah Mensos segera ke lokasi sekaligus memberikan santunan kematian sebesar Rp 15 juta per orang," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan simpati dan belasungkawa kepada para korban banjir dan longsor Pangandaran. Ia berharap seluruh korban diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan berat tersebut.
"Saya telah perintahkan tim segera gerak cepat. Bantuan darurat dari gudang Jawa Barat berupa lauk-pauk, selimut, sandang, dan peralatan evakuasi juga telah dikirimkan," Mensos menerangkan.
Khofifah juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dari ancaman banjir dan tanah longsor. Mengingat saat ini sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan.
"Saat ini tercatat ada 323 kabupaten/kota yang berisiko tinggi atau rawan bencana alam, maka mari kita tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita," ujar Khofifah.
Advertisement