Cara Unik Pelajar Balikpapan Kampanyekan Kelestarian Budaya

Ratusan pelajar di Balikpapan mengkampanyekan kelestarian budaya daerah dengan cara yang unik.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2017, 05:04 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2017, 05:04 WIB
Balikpapan
Penobatan juara lomba tari tradisional SMA 6 Balikpapan. Foto: (Raden Roro/CJA Balikpapan)

Liputan6.com, Balikpapan - Cara unik dilakukan ratusan pelajar di Balikpapan dalam mengkampanyekan budaya daerah. Selain menyajikan tarian dan makanan khas, mereka juga menyerukan kepedulian lewat seruan yel-yel.

Mereka terhimpun dalam sebuah ajang garapan salah satu perusahaan telekomunikasi pelat merah, beberapa pekan terakhir. Melalui seleksi unggahan video via saluran YouTube, terpilih tujuh SMA asal Kota Minyak untuk tampil di babak final, yang berlangsung di BSCC Dome, Senin 16 Oktober 2017.

Dalam pertemuan puncak ini, juga berlangsung workshop seputar budaya.

Tujuh peserta yang terpilih itu adalah SMA 1, SMA 2, SMA 3, SMA 6, SMK 1, dan SMK Nusantara yang menjadi satu-satunya regu finalis dari sekolah swasta.

"Acara ini berangkat dari kepedulian budaya lokal, di tengah zaman yang semakin berkembang. Generasi muda yang lekat dengan internet seharusnya makin peduli dengan budaya daerah sendiri," ujar Machsus Kusuma Apriyono, Deputi Executive Vice President (EVP) Infrastruktur Telkom Regional 6 Kalimantan, mewakili penyelenggara.

Tujuan dari kegiatan ini, kata dia adalah memberdayakan komunitas melalui program pelestarian dan edukasi budaya menggunakan platform digital. Nilai-nilai luhur bangsa terwariskan, khususnya kepada generasi muda.

Salah satu tarian daerah yang ditampilkan pelajar Balikpapan. Foto: (Raden Roro/CJA Balikpapan)

Pada sesi workshop, hadir sebagai beberapa narasumber yang turut membahas seputar kelestarian budaya. Mereka dalah Hariansyah dan Mawar Desember yang merupakan budayawan sekaligus maestro tari.

Ada pula Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Oemy Facessly, serta Muhaimin Iskandar selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan.

Secara umum, mereka menekankan pentingnya pemahaman anak muda tentang makna karya seni budaya, termasuk tarian. Sehingga, tak sekadar membawakan, masing-masing anak muda juga harus punya rasa bangga terhadap budayanya.

"Bicara tradisi itu bicara makna. Mirisnya, kebanyakan penari itu hanya menampilkan, tapi tidak paham maksud tarian bahkan sampai nama-nama perlengkapan pendukung tari," terang Ancha, sapaan akrab Hariansyah.

Oleh sebab itu, penting kiranya untuk menyadari bahwa memaknai budaya tak boleh setengah-setengah. Dia juga berpesan agar generasi muda tak hanya menampilkan budaya sebagai formalitas. Tapi harus dipahami benar.

"Sebab, di tangan generasi muda budaya itu akan diwariskan," pungkasnya.

Dimulai sejak pukul 16.00 Wita, rangkaian kegiatan mulai lomba yel-yel, konteks stan makanan tradisional, dan lomba tari berakhir pukul 21.30 Wita. SMA 3 keluar Balikpapan keluar sebagai juara lomba yel-yel. Sedangkan lomba stan makanan tradisional, dijuarai SMK 1 Balikpapan.

Selanjutnya, SMA 6 Balikpapan dinobatkan sebagai pemenang lomba tari. Mereka akan tampil di Jakarta pada perayaan Sumpah Pemuda akhir Oktober mendatang.

Yusuf, Siswa SMK 1 Balikpapan mengakui jika sedikit sekali anak muda sekarang yang peduli dengan kelestarian budaya daerah. "Apalagi sekarang tak sedikit muncul budaya-budaya yang merusak generasi," ulasnya.

Seluruh peserta sangat menikmati kegiatan bertema budaya ini. Seperti diungkapkan Hendar Syam Jaya, siswa SMA 1 Balikpapan.

"Acaranya keren, membuat pelajar lebih peduli budaya. Apalagi kan sekarang udah mulai banyak yang mengikuti budaya luar. Dari lomba ini kami dituntut untuk mempromosikan budaya lokal," tutur Hendar.

(Penulis : Raden Roro Mira Budiasih & Wahyuni Luvitasari - Finalis CJA Energi Muda Pertamina Balikpapan)

Sakiskan video pilihan berikut ini!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya