Messi Berani Main Sepak Bola Ini? Selamat Hari Santri

Para santri menjalani ritual khusus sebelum bermain sepak bola api.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 23 Okt 2017, 07:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2017, 07:00 WIB
Sepak Bola Api
Serunya Turnamen Sepakbola Api Jelang Hari Santri di Brebes (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Brebes - Reputasi cemerlang pemain sepak bola dunia Lionel Messi tak terbantahkan lagi. Namun, jika bolanya dilambari api, apakah penyerang utama tim Argentina itu masih bergigi? Lain halnya jika itu ditanyakan ke para santri, sepak bola api justru menjadi keasyikan tersendiri.

Sepak bola api yang menggunakan bola yang dilambari api memang jadi hiburan tersendiri bagi santri sebagai selingan menuntut ilmu di pesantren. Sepak bola api pun menjadi atraksi, bahkan ada turnamennya, seperti yang biasa digelar untuk meramaikan Hari Santri yang jatuh tiap 22 Oktober.

Turnamen sepak bola api di Brebes, Jawa Tengah, misalnya, digelar sejak dua pekan sebelum Hari Santri 22 Oktober 2017. Turnamen yang diikuti kalangan santri itu berlangsung panas. Selain panas dalam arti persaingan ketat, lingkungan sekitar lokasi pertandingan juga terasa panas. Maklum, bola yang digunakan bukan bola biasa, tapi bola dengan api yang berkobar-kobar.

Permainan bola api menjadi tontonan menarik bagi warga masyarakat Brebes khususnya para santri di Jawa Tengah. Suasana permainan bola api terlihat sangat meriah ketika berlangsung pertandingan sepak bola api dalam rangka tahun baru Hijriah dan Hari Santri Nasional 2017 tingkat Kabupaten Brebes itu.

Ratusan penonton berjubel untuk menyaksikan turnamen permainan bola api meskipun terkadang ketakutan karena bola apinya meluncur hingga ke arah penonton. Sorak-sorai membahana saat bola api tak bisa ditangkap oleh si penjaga gawang dan akhirnya gol.

Dalam liga tersebut, grup sepak bola api dari Ponpes Fathurohmah Kubangpari Kersana akhirnya berhasil menjadi juara satu setelah mengalahkan ponpes dari Manarul Huda Bandungsari, Banjarharjo, dengan skor 3-2. Sementara juara tiga diraih Ponpes Taallamul Huda Ganggawang Salem.

Permainan sepak bola api ini merupakan permainan tradisional khas nusantara, yang biasanya dimainkan pada malam hari. Permainan ini dilakukan oleh dua tim dengan menggunakan bola yang terbuat dari sabut kelapa yang dibakar.

Bolanya dibuat dari bongkahan sabuk kelapa tua yang telah kering dengan terlebih dahulu airnya dibuang. Lalu bongkahan tersebut direndam menggunakan minyak tanah.

Tujuannya supaya minyak meresap ke dalam serat-serat bola kelapa tersebut. Aturan dalam permainan ini juga hampir sama dan tidak berbeda jauh dengan permainan sepak bola pada umumnya, yaitu terdiri dari dua gawang.

Satu tim santri terdiri dari lima orang pemain dan lapangan yang digunakan juga tidak berbeda dengan luas lapangan bola basket. Pertandingan dipimpin oleh seorang wasit.

Ritual Khusus

Permainan sepak bola api sering dimainkan oleh para santri-santri di pesantren. Para pemain harus menjalani ritual khusus sebelum memainkannya. Tujuannya agar panas tak terasa dan api tak membakar kulit.

Ritual tersebut di antaranya puasa selama satu bulan yang bertujuan untuk membersihkan diri, menghindari makanan yang dimasak dengan api, dan membaca bacaan khusus yang tiap daerah mungkin berbeda karena memiliki keyakinan yang berbeda. Namun, semua itu mempunyai tujuan sama, agar tubuh pemain yang terkena bola api tidak merasakan panas saat memainkannya.

Permainan ini harus dimainkan oleh orang dewasa, karena syarat untuk memainkannya perlu teknik yang benar dan ritual khusus. Bahaya jika yang memainkan bola api adalah anak-anak tanpa pengawasan orang dewasa.

Selain itu, permainan ini juga melatih keberanian untuk tidak takut akan bahaya yang diterima karena permainan ini bisa melukai tubuh akibat panasnya bola api. Permainan sepak bola api tradisional ini memiliki unsur kebersamaan, dengan mengutamakan sportivitas juga kekompakan.

"Permainan sepak bola api ini dapat dinikmati oleh para pemain maupun penontonnya, sehingga kerukunan dapat tercipta," kata Ketua Panitia Tahun Baru Islam dan Hari Santri Nasional 2017, Athoilah Syatori, Rabu, 11 Oktober 2017.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya