Liputan6.com, Kolaka Utara - Andi Erni Astuti, tersangka pembunuh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kolaka Utara (Kolut), Musakkir Sarira, akhirnya buka suara setelah seminggu menjalani pemeriksaan tertutup dari pihak Kepolisian Resort Kolaka Utara. Andi Erni Astuti dalam keterangannya membeberkan kronologi kejadian yang selama ini menjadi pertanyaan banyak pihak.
Awalnya pada Selasa, 17 Oktober 2017, sekitar pukul 20.00 Wita, Andi Erni Astuti menenangkan suaminya yang bertengkar dengan salah satu sahabatnya. Sebelumnya, Musakkir Sarira cekcok dengan salah satu sahabatnya di Facebook.
"Tidak layak bertengkar di media sosial, nanti dilihat orang," ujar Andi Erni Astuti di rumahnya di Desa Tojabi, Kecamatan Lasusua, malam sebelum Musakkir Sarira keluar dari rumah.
Advertisement
Tak terima seperti disalahkan istrinya, Musakkir Sarira lalu sempat berdebat. Perdebatan lalu merembes ke permasalahan lainnya. Hendak menenangkan pikiran, Musakkir keluar rumah. Istrinya lalu kembali ke kamar, menidurkan anak-anaknya.
Baca Juga
Sekitar pukul 20.30 Wita, Musakkir Sarira meninggalkan rumah. Tujuannya mengunjungi kader-kader yang saat itu berada di Kantor PDIP Kabupaten Kolaka Utara, Desa Watuliu, Kecamatan Lasusua.
Sekitar pukul 22.00 Wita, Musakkir lalu kembali ke rumahnya. Saat itu, rumah sudah dalam keadaan gelap karena lampu dipadamkan. Saat itu, menurut Andi Erni Astuti, pegangan kunci pintu kamar bergeser sedikit. Andi Erni kemudian menengok keluar, tapi tidak mendapati ada orang lain.
Sesaat kemudian, pegangan pintu kembali bergeser. Kali ini dengan memegang pisau, Andi Erni Astuti kembali ke arah pintu. Saat mengintip itulah Andi Erni Astuti tiba-tiba diadang sesosok bayangan. Kaget, Andi Erni reklfleks menghujamkan pisau yang langsung menancap ke arah bayangan.
Sempat terpekik, ternyata bayangan itu adalah sosok suaminya. Saat itu, suaminya mengenakan kaus oblong berwarna putih. Mendadak sontak, Andi Erni Astuti kaget dan langsung menyalakan lampu.
Setelah tertikam, Musakkir Sarira sempat mengatakan kepada istrinya. "Ma, saya berdarah," ujarnya kepada istrinya yang mulai panik.
Hal ini dibenarkan Kasat Reskrim Polres Kolaka Utara, AKP Mohammad Salman. Menurut Kasat Reskrim, Musakkir Sarira sempat memeluk istrinya. Musakkir Sarira lalu masih sempat berdiri dan dituntun ke meja makan.
"Kenapakah Bapak suka main-main? Jadinya seperti ini," teriak Andi Erni Astuti.
Istrinya lalu memanggil Petugas Satpol Pamong Praja yang berjaga di luar rumah. Setelah itu, dokter ikut ditelepon Andi Erni Astuti. Dokter kemudian menyarankan membawa korban ke rumah sakit.
Sekitar pukul 22.30 Wita, korban lalu dibawa ke RSUD Djafar Harun Kolaka Utara. Sempat dirawat hingga Rabu, 18 Oktober 2017 dini hari, Andi Erni Astuti kemudian memutuskan membawa suaminya di RSUD Kabupaten Kolaka.
Pada Rabu sekitar pukul 10.00 Wita, Musakkir Sarira tiba di RSUD Kolaka setelah menempuh perjalanan selama tujuh jam dari RSUD Kolaka. Sempat berusaha ditolong dokter, Musakkir lalu dinyatakan meninggal.
"Dia sejak tiba di RSUD Kolaka, sudah banyak mengeluarkan darah, lukanya tepat di bawah dada bagian kanan," ujar dr Muhammad Anas, dokter yang menangani Musakkir Sarira.
Musakkir lalu dibawa pulang ke rumahnya di Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara. Rabu (18/10/2017) Sekitar pukul 20.30 Wita, jenazah Musakkir Mustafa tiba di rumah duka. Selanjutnya, jenazah dimakamkan Kamis, 19 Oktober 2017.