Tak Ada Elpiji 3 Kg, Warga Beralih ke Minyak Tanah Lagi

Tak hanya mencari di Pekanbaru, warga juga mencari hingga ke daerah tetangga.

oleh M Syukur diperbarui 27 Okt 2017, 17:03 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 17:03 WIB
Gas LPG
Elpiji isi tabung tiga kilogram di Pekanbaru, Riau, sulit diperoleh alias langka. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Hampir sepekan Liquified Petrolium Gas (LPG) isi tabung tiga kilogram sulit ditemukan di Kota Pekanbaru, Riau. Tak ayal, minyak tanah dan kayu bakar kembali menjadi bahan utama bagi ibu rumah tangga untuk memasak kebutuhan sehari-hari.

Seperti yang diutarakan Zubaidah ketika ditemui di rumahnya di Jalan Garuda Sakti, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, sudah sepekan tabung kecil warna hijau itu tidak terpasang di kompor gas miliknya. Ia sudah mencari ke berbagai pengecer elpiji, tapi selalu kosong.

"Beralih lagi ke minyak tanah dan kayu api untuk menanak nasi serta memasak lauk-pauk," kata ibu dari tiga anak ini, Jumat (27/10/2017) siang.

Tak hanya mencari di Pekanbaru, ibu yang kerap dipanggil Ida ini bahkan meminta menantunya untuk menelusuri ke daerah tetangga, yaitu Kabupaten Kampar. Seharian mencari dengan jarak tempuh hingga 60 kilometer, elpiji isi tabung tiga kilogram yang dicarinya tak ketemu juga.

Menurut dia, perjalanan 60 kilometer itu melewati beberapa kelurahan serta desa di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Setiap pengecer di tepi jalan ditanyakan, tapi menantunya bernama Idep itu mendapat jawaban serupa dari warung-warung yang sudah disinggahinya.

"Sudah beberapa hari ini elpiji tiga kilogram kosong, agen belum mengirimnya sejak pekan lalu," kata Ida menirukan jawaban Idep ketika ditanya hasil pencariannya.

Idep mencari memang tidak memakai sepeda motor, tapi memakai mobil angkutan umum yang kebetetulan dirinya adalah sopirnya. Sembari mencari penumpang, Idep juga menyempatkan mencari gas dalam menarik angkutannya.

"Saya juga mencari di sekitar tempat tinggal, tapi tidak pernah ketemu sampai sekarang. Sudah lama tidak masuk dari agennya," kata Ida.

Hal serupa dialami Hendra. Pria yang tinggal di kawasan Palas, Kecamatan Rumbai ini, sudah beberapa hari mencari LPG tiga kilogram. Dari beberapa kecamatan di Pekanbaru yang sudah dicarinya, hasilnya tetap saja tidak ada.

"Sudah dari Senin kemarin mencarinya, sampai sekarang belum ketemu," katanya.

Kosongnya elpiji isi tabung tiga kilogram terpaksa membuat Hendra beralih ke kompor minyak. Tentu saja minyak tanah tidak murah di Pekanbaru, di mana satu liternya bisa dipatok hingga Rp 10 ribu. Pemakaiannya hanya beberapa hari saja.

"Minyak tanah cepat habisnya, beda dengan LPG yang kadang bisa sampai 2 minggu," katanya.

Pengecer di Jalan Kutilang menyebut, sudah beberapa hari agen tidak mengirimkan LPG. Permintaan yang sudah dilakukan sejak pekan lalu tidak pernah terpenuhi hingga Jumat ini.

"Sudah lama kosongnya bang, tinggal tumpukan tabung yang tak ada isinya saja lagi. Nunggu dijemput oleh agen," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman, menyebut terjadinya kelangkaan diduga akibat permainan pangkalan. Dia menyebut, selama dua bulan belakangan sudah menutup enam pangkalan karena bermain soal distribusi elpiji isi tabung tiga kilogram.

"Supply dari Pertamina sebenarnya normal. Ini karena ada pangkalan yang bermain, sudah ada enam pangkalan yang kita tutup," katanya.‎

Karena itu, Mas Irba meminta masyarakat melaporkan ‎jika melihat pangkalan LPG yang bermain. Caranya dengan menyertakan bukti seperti foto. Hal ini akan langsung ditindaklanjuti.

"Foto dan serahkan ke kami, akan kami tindak tegas," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya