Liputan6.com, Sabang - Sebanyak 39 nelayan Aceh yang ditahan otoritas Andaman, India, tiga hari lalu sudah tiba di dermaga Lanal Sabang, Provinsi Aceh, setelah dipulangkan dengan kapal perang Republik Indonesia atau KRI Imam Bonjol 383.
"Kapal KM Sinar Bahagia bersama 39 nelayan Aceh ditahan otoritas Andaman, India, pada 30 Oktober lalu, karena dibawa arus memasuki teritorial Andaman," ucap Komandan Lanal Sabang, Kolonel Laut (P) Kicky Salvachdie, melalui Perwira Operasi, Mayor Laut (P) Yoni Nova Kusumawan, di Dermaga Lanal Sabang, Jumat (3/11/2017), dilansir Antara.
Ia menjelaskan, kapal dengan berat 120 gross tonage (GT) itu berangkat melaut dari Pelabuhan Lampulo, Banda Aceh, 23 Oktober 2017. Namun, pada 30 Oktober lalu, baling-baling (propeller) kapal tersebut tersangkut sampah di laut lepas Samudra Hindia, sehingga terbawa arus memasuki otoritas Andaman, India.
Advertisement
"KM Sinar Bahagia propeller-nya tersangkut jaring kemudian terbawa arus, serta memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) India dan ditahan Tentara Angkatan Laut India," katanya.
Baca Juga
KRI Iman Bonjol 383 yang sedang melaksanakan latihan patroli bersama Indonesia-India (Latma Parkot Indindo) berdiplomasi untuk memulangkan kapal ikan Indonesia bersama 39 nelayan tersebut.
"Dari hasil diplomasi tersebut kapal ikan Sinas Bahagia bersama nelayan Aceh dapat dipulangkan, lalu KRI Imam Bonjol mendampingi pemulangan nelayan tersebut pada tanggal 2 November," ujar Yono.
Saat sampai di perairan Indonesia, kapal nelayan itu dikawal oleh KRI Kelambang 826 yang sedang melaksanakan operasi di ZEE Indonesia. "Hingga tiba di Dermaga Lanal Sabang," ujar Perwira Operasi, Mayor Laut (P) Yoni Nova Kusumawan.
Ia menambahkan, sesampai di Dermaga Lanal Sabang Kapal KM Sinar Bahagia bersama 39 nelayan Aceh itu diperiksa kesehatannya oleh Tim Rumah Sakit Angkatan Laut Sabang. Hasil pemeriksaannya semua nelayan tersebut dinyatakan sehat tanpa ada cacat fisik sedikitpun.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
39 Nelayan Aceh Dapat Perlakuan Baik
Sebanyak 39 anak buah kapal (ABK) KM Sinar Bahagia yang ditangkap Tentara Angkatan Laut India, tiga hari lalu, mendapat perlakuan baik.
Salah seorang nelayan Aceh, Basri yang ikut ditangkap mengatakan, saat kapal dengan bobot 120 GT ditangkap, tidak terjadi kekerasan. Semua nelayan diinterogasi secara baik-baik oleh petugas keamanan Andaman, India.
"Meskipun wajah mereka (Tentara Angkatan Laut India) seram semua, tapi baik dan saat diperiksa kami semua diperlakukan dengan baik oleh pihak keamanan di sana," kata Basri di Dermaga Lanal Sabang, Provinsi Aceh, Jumat (3/11/2017), diwartakan Antara.
Ia menceritakan, sebelum ditangkap Tentara Angkatan Laut India, baling-baling kapal KM Sinar Bahagia tersangkut jaring atau sampah di laut lepas Samudra Hindia. Setelah sampah itu dibersihkan seketika itu Kapal Tentara Angkatan Laut India merapat di lambung kapal nelayan Aceh.
Ketika itu, menurut Basri, helikopter terbang rendah di atas KM Sinar Bahagia. Sekitar setengah jam kemudian, kapal Tentara Angkatan Laut India bersandar di lambung kapal.
"Tentara India kemudian naik ke atas kapal. Lalu, 11 nelayan Aceh diperintahkan naik ke kapal India, termasuk saya," tuturnya.
Kemudian KM Sinar Bahagia diperintahkan untuk mengikuti Kapal Tentara Angkatan Laut India dan selama itu tidak terjadi kekerasan fisik terhadap semua nelayan Aceh.
"Kami dimintai KTP, setelah itu mereka foto dan saya tidak tahu apa yang disampaikan tentara India tersebut," ia menambahkan.
Karena itu, mewakili puluhan nelayan Aceh, Basri mengucapkan terima kasih kepada TNI AL yang sudah menjemput mereka di India.
"Kami dikawal hingga sampai di Tanah Air. Hanya Allah yang mampu membalas jasa mereka (TNI AL)," ujarnya.
Advertisement
Pelaut Yunani Diselamatkan Nelayan Aceh
Lima bulan lalu, nelayan asal Desa Bluka Teubai, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, menolong seorang pelaut asing. Pelaut asal Yunani itu terapung di sekitar perairan Aceh, Senin, 22 Mei 2017.
Menurut keterangan dari Panglima Laot (lembaga adat hukum laut) Kecamatan Dewantara, Didi Darmadi, pelaut asal Yunani tersebut ditemukan nelayan bernama Dedy bin Kasyah sekitar 40 mil dari Pantai Dewantara.
Pelaut Yunani itu ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung dinaikkan ke perahu nelayan, lalu dibawa ke pinggiran Pantai Dewantara. Saat ditemukan, kondisi korban sedang terapung di laut dan dalam keadaan lemah.
"Jarak waktu tempuh antara lokasi penemuan dengan tempat yang dituju lima jam. Pukul 21.00 WIB tadi baru sampai mereka ke daratan," kata Didi Darmadi, dilansir Antara.
Ia mengatakan setelah sampai di daratan, pihaknya menghubungi Polsek Dewantara. Polisi lalu membawa korban ke Rumah Sakit PT Arun, Lhokseumawe, untuk mendapat pertolongan medis.
Menurut dia, pelaut asing tersebut bernama Papargyris Charalampos (27). Korban adalah anak buah kapal (ABK) pembawa amoniak berbendera Yunani. Korban terlempar ke laut sekitar pukul 12.00 WIB, tapi baru ditemukan oleh nelayan sekitar pukul 17.00 WIB.