Liputan6.com, Kendari - Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO) Sulawesi Tenggara, Aslan didemo oleh siswanya karena dugaan pencabulan terhadap salah satu siswi SMA di Sulawesi Tenggara, Senin, 6 November 2017. Siswi yang dimaksud adalah salah satu atlet tenis meja yang sering mengikuti latihan bersama di SKO Sulawesi Tenggara. Siswi ini, diketahui berinisial UM.
Perbuatan kepsek yang bergelar master pendidikan itu juga sudah diketahui langsung kedua orangtua UM melalui laporan rekan-rekan UM. Kedua orangtua UM yang tidak terima karena anaknya dipermalukan, akhirnya memperkarakan perbuatan tak senonoh kepsek tersebut secara adat.
Menurut adat setempat, kepala sekolah harus didenda untuk menutupi malu keluarga. Penyelesaian secara adat terhadap orangtua siswi, juga sudah diakui kepala sekolah SKO Sulawesi Tenggara.
Advertisement
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara, Damsid, mengakui sudah mendapat laporan dugaan pencabulan terhadap siswi. Pihaknya mengaku baru mendengar kabar dugaan pencabulan terhadap UM, Minggu, 5 November 2017. Pihaknya juga sudah menurunkan tim yang meminta keterangan dari siswa, guru serta beberapa sekuriti sekolah.
Baca Juga
Pasalnya, kepala sekolah tersebut sempat terpantau alat CCTV bersama dengan siswa yang dimaksud. Namun, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara belum mau mengambil keputusan tegas berdasarkan CCTV yang sudah menyebar di masyarakat.
"Kalau ada bukti, kita akan ganti. Sama dengan kepala sekolah di Buton Utara, kemarin. Sebab ini pelanggaran moral maka harus diganti," ujar Damsid, Senin, 6 November 2017.
Menurut sejumlah rekan siswi yang diduga mengalami tindakan tidak senonoh, UM pernah dicium jidatnya dan diperlakukan lebih dari rekan-rekannya yang lain. Pernah, sekali waktu Kepala Sekolah SKO mengelap keringat siswi yang dimaksud.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Pengakuan Korban Lain
Tidak hanya itu, sejumlah siswi lainnya mengaku sering diajak jalan kepsek. Malah, ada salah satu siswi yang diajak sendirian ke salah satu lokasi wisata yang kerap dijadikan ajang foto selfie atau swafoto di Kota Kendari.
"Saya dipanggil langsung, bukan melalui pesan SMS, tapi saya tidak mau waktu itu," ujar salah satu siswi berhijab yang enggan disebut namanya.
Sejumlah siswa SKO Sulawesi Tenggara, membenarkan jika kepala sekolah mereka sering mengajak siswi-siswinya. Menurut beberapa siswa, puncaknya terjadi pekan lalu, ketika siswi UM, datang di SKO untuk latihan persiapan Kejuaraan Daerah (Kejurda) Tenis Meja se-Sulawesi Tenggara yang digelar di Kota Kendari, Kamis, 2 Oktober 2017.
Saat itu, UM dipanggil masuk di ruangan kepala sekolah. Tidak hanya itu, dua rekan UM yang saat itu menemani, disuruh keluar. Setelah kedua rekannya keluar, lampu ruangan kepsek dimatikan. Sekitar 19 menit setelah itu, menurut rekannya, kepsek dan UM keluar ruangan dalam keadaan berkeringat dan keringatnya dilap kepala sekolah.
Ketua OSIS SKO Sulawesi Tenggara, Rahmat, menyatakan sudah mendengar langsung dari siswa yang dimaksud. Saat dipanggil siswa SKO datang untuk memprotes aksi kepala sekolah, UM disuruh pulang oleh kepsek. Alasannya, UM bukan siswi SKO.
"Kita hanya penasaran, karena banyak yang cerita. Apalagi dia kepala sekolah kami, jelas kami harus mempertanyakan," ujar Rahmat.
Advertisement
Kepala Sekolah Sudah Selesaikan Secara Adat
Sementara itu, Aslan mengaku sudah menyelesaikan secara adat dugaan pencabulan kepada pihak keluarga UM. Namun, besarnya denda yang dibayarkan tidak disampaikan kepala sekolah.
"Kalau saya cium dia, itu perlu bukti. Tidak benar itu, saya sama mereka seperti seorang guru kepada anaknya," ujar Aslan.
Dikatakannya pula, dirinya mengakui pernah mendapati sejumlah siswi di dalam kamar yang sementara berpakaian terbuka. Namun, Ketua Pengprov Olahraga Petanque, Sulawesi Tenggara itu beralasan sudah mengetuk pintu namun tidak didengar siswi di dalam kamar.
"Kalau penyelesaian secara ada sudah saya lakukan. Kalau menurut keluarga korban perbuatan itu membuat malu, sudah saya selesaikan secara adat," Aslan menjelaskan.
Diketahui, sekitar seratus lebih siswa SKO Sulawesi Tenggara awalnya hendak menggelar demonstrasi ke Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin, 6 November 2017. Namun, demonstrasi ini dicegat langsung kepala sekolah SKO.
Dengan membawa satu anggota Bhabinkamtibmas dari polsek setempat, ratusan siswa SKO akhirnya mengurungkan niat. Tak lama setelah itu, tim bentukan Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tenggara datang memeriksa sejumlah saksi di Sekolah Keberbakatan Olahraga Sulawesi Tenggara.