Liputan6.com, Pontianak - Seekor hiu paus (Rhincodon typus) tubuhnya dipotong-potong dan dijajakan di Pasar Penjajab Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar), setelah terjerat jaring nelayan di barat daya perairan Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang, Rabu, 29 November 2017.
"Hiu paus itu terjerat alat penangkapan ikan tipe gillnet dan sudah dimusnahkan dengan cara dikubur seberat lebih kurang 600 kilogram," ucap Subagyo selaku Koordinator Satuan Pengawasan Sambas, Stasiun PSDKP Pontianak, saat dikonfirmasi, Sabtu, 2 Desember 2017, dilansir Antara.
Sebelum bangkai hiu paus itu dikubur, sudah diambil sampel oleh dokter hewan dari WWF Indonesia, Kamis, 30 November 2017.
Advertisement
Pulau Lemukutan berada di wilayah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Informasi yang dihimpun, karena ukuran ikan lebih besar dari kapal, nelayan itu berinisiatif memotong menjadi beberapa bagian.
Baca Juga
Hiu paus mempunyai ciri-ciri tubuh berwarna abu-abu dengan corak bulatan (totol) dan garis-garis yang berwarna putih atau kuning serta memiliki kulit yang tebal. Pada bagian atas sisi tubuhnya terdapat guratan-guratan yang menonjol. Tubuhnya bisa seukuran kapal sedang.
Sementara itu, Marine Species Coordinator WWF Indonesia, drh Dwi Suprapti, mengatakan bahwa perairan laut Kalimantan Barat menjadi salah satu jalur migrasi hiu paus.
Menurut dia, sejak 2013 hingga 2017 ini, setidaknya ada lima kasus hiu paus tertangkap tidak sengaja oleh jaring nelayan di perairan Kalbar. Di antaranya di Kecamatan Sungai Pinyuh (Mei 2013), Kecamatan Paloh (Desember 2013), Kecamatan Selakau (Maret 2015 dan Februari 2017), dan saat ini di Kecamatan Pemangkat (November 2017).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Habitat Hiu Paus di Indonesia
Dwi Suprapti menjelaskan, berdasarkan hasil pemetaan sebaran habitat hiu paus yang dikumpulkan WWF Indonesia bersama Whale Sharks Indonesia (2016) menunjukkan, hiu paus terlaporkan kemunculannya di beberapa lokasi di Indonesia.
Lokasi itu antara lain Aceh, Sumatera Barat, Jakarta (Kepulauan Seribu), Jawa Timur (Probolinggo), Bali, Nusa Tenggara, Alor, Flores, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Papua.
Dari hasil survei, populasi hiu paus terbesar pertama di Indonesia berada di Nabire, Papua Barat dengan jumlah 128 individu, disusul Talisayan, Kalimantan Timur dengan jumlah 36 individu. Kemudian perairan Probolinggo, Jawa Timur dengan jumlah 26 individu dan perairan Gorontalo teridentifikasi sejumlah 17 individu.
"Dengan penemuan hiu jenis ini di perairan Kalimantan Barat, bertambahlah catatan keragaman hayati spesies laut di sini," katanya.
Dwi mengatakan pula, monitoring dan penelitian hiu paus di Indonesia, sudah dimulai WWF bersama sejumlah pihak sejak 2010. Diawali survei berkala melibatkan nelayan bagan di Wasior, hingga pemasangan Pop-up Satellite Archival Tag untuk merekam dan memantau pergerakan hiu paus.
Juga pemasangan radio frequency identification untuk mengidentifikasi hiu paus secara permanen, pengambilan photo ID, studi keragaman genetika hiu ini di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih, serta studi pengembangan kepariwisataan berbasis hiu paus.
Saat ini, menurut Dwi, hiu paus berstatus dilindungi sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013.
Advertisement