Tim SAR Kembali Temukan 4 Korban Longsor Pacitan

Hingga saat ini telah 13 korban longsor hilang di Pacitan berhasil ditemukan. Ada enam korban bencana lainnya masih hilang.

oleh Dian KurniawanLiputan6.com diperbarui 02 Des 2017, 18:15 WIB
Diterbitkan 02 Des 2017, 18:15 WIB
Mensos di lokasi longsor Pacitan
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi lokasi longsor di Pacitan, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Pacitan - Tim SAR gabungan dan warga berhasil mengevakuasi empat korban satu keluarga yang sebelumnya dilaporkan hilang tertimbun longsor di Desa Klesem, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Kepala Basarnas Pos SAR Trenggalek, Asnawi Suroso, memastikan evakuasi ini. Dia juga memastikan hingga saat ini telah 13 korban hilang berhasil ditemukan dan masih ada enam orang dinyatakan hilang.

"Iya, tadi informasinya empat korban di Dusun Duren, Desa Klesem, yang tertimbun longsor sudah bisa ditemukan dan langsung dievakuasi," ucap Asnawi, dilansir Antara, Sabtu (2/12/2017).

Komandan Tim Basarnas Yoni Fariza membenarkan kabar itu. Namun, dia belum bisa menjelaskan detail hasil pencarian.

Data resmi temuan korban tanah longsor di Dusun Duren, Desa Klesem, didapat media melalui rilis resmi Basarnas Pos SAR Trenggalek melalui grup percakapan WhatsApp.

Dalam keterangan yang dibuat Sabtusiang tadi sekitar pukul 12.00 WIB, empat korban satu keluarga yang ditemukan itu adalah Suparno (73), Mbah kasih (72), Rozak (17), dan Sukesi (41). Semuanya sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Keempat jenazah dibawa ke RSUD dr Darsono, Kabupaten Pacitan, untuk keperluan autopsi. Adapun operasi pencarian korban longsor dilakukan sejak Jumat, 1 Desember 2017.

Sebelumnya, pencarian dilakukan secara mandiri dan swadaya oleh warga Dusun Duren. Sebab, bala bantuan tak bisa mengakses lokasi akibat akses ke Desa Klesem terputus total akibat banjir dan longsor.

Sejak Kamis malam pekan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan telah memastikan 20 orang meninggal dunia atau hilang. Sebanyak 15 orang di antaranya adalah korban longsor dan lima sisanya korban banjir bandang di sejumlah titik. Dari enam korban yang masih hilang itu, dua di antaranya adalah suami-istri, Sarton dan Sipon, di Dusun Gemah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Tanggap Darurat Selama 7 Hari

Banjir Pacitan
Permukiman warga saat terendam banjir di Pacitan, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Usai banjir dan longsor yang menimpa Pacitan, pada Selasa, 28 November 2017, Bupati Indarto menetapkan tanggap darurat untuk kabupaten di Jawa Timur itu selama tujuh hari ke depan. Pasalnya, Pacitan mengalami musibah banjir paling parah akibat cuaca ekstrem.

Kasie Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Diannita Agustinawati, saat ditemui menuturkan penetapan status tanggap darurat ini diperlukan untuk memudahkan penanganan darurat.

"Ini sudah ditetapkan Bupati, kondisi tanggap darurat selama tujuh hari ke depan," tuturnya, Jumat, 1 Desember 2017.

Menurut dia, jika nanti diperlukan, maka status tanggap darurat akan diperpanjang menyesuaikan kondisi di lapangan.

Saat itu, Kepala BPBD Pacitan, Windarto, ketika dikonfirmasi menambahkan bahwa ada empat korban meninggal, terdiri dari tiga orang korban longsor dan satu orang korban banjir.

"Dilaporkan hilang ada enam orang, diduga empat orang tertimbun longsor, sedangkan dua yang lain terseret banjir," katanya.

Data yang ada di BPBD Pacitan, korban longsor ada tujuh dan ditemukan tiga, diduga masih tertimbun longsor empat orang, sedangkan korban banjir yang dilaporkan tiga orang, yakni satu ditemukan, dua lainnya belum.

"Korban longsor atas nama Temu (57 tahun), Fitri (3 tahun) dan Siti Kamilah warga Dusun Blimbing, RT 2 RW 7, Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung," ucapnya.

Adapun empat orang yang hilang atas nama Parno (73 tahun), Kasih (70 tahun), Kesi (41 tahun), dan Rozak (17 tahun) warga Dusun Duren, RT 3 RW 6, Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung.

"Kalau korban arus banjir yang ditemukan atas nama Maryati warga Desa Kayen, Kecamatan Pacitan," ujarnya.

Adapun dua warga lain yang hilang akibat arus banjir atas nama Amri warga Desa Bangunsari, Kecamatan Pacitan dan Eko warga Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan.

Pacitan mengalami musibah banjir pada Selasa, 28 November 2017 sekitar pukul 02.00 WIB, di beberapa wilayah, seperti satu dusun di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Desa Tambakrejo dan Desa Kebonagung, Kecamatan Kebonagung, serta Desa Sirnoboyo, Sukoharjo, Kayen, dan Kembang di Kecamatan Pacitan.

Adapun bencana longsor menimpa permukiman warga di Desa Karanganyar dan Karangnongko, Kecamatan Kebonagung.

Prioritaskan Pencarian Korban dan Pemulihan Pacitan

Banjir Pacitan
Permukiman warga saat terendam banjir di Pacitan, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), saat ini terus berupaya melakukan normalisasi Pacitan usai banjir dan longsor yang terjadi pada 27-28 November 2017.

Data sementara yang diperoleh dari BPBD, jumlah korban meninggal banjir dan longsor Pacitan hingga Jumat, 1 Desember 2017 pukul 06.00 WIB, sebanyak 20 orang. "Yaitu, 14 korban longsor dan enam korban banjir," tutur Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

"Dari 20 korban meninggal tersebut 11 korban sudah ditemukan dan sembilan korban masih dalam pencarian. Tercatat, empat orang luka-luka," katanya.

Menurut Gus Ipul, hingga Jumat pagi, jumlah warga Pacitan yang mengungsi masih mencapai 1.879 orang. Mereka tersebar di delapan titik, yaitu di Gedung Karya Darma (497 orang), Masjid Sirnoboyo (51 orang), Gedung Muhammadiyah MDMC (51 orang), Balai Desa Sumberharjo (32 orang), Balai Desa Bangunsar (16 orang), Balai Desa Cangkring (32 orang), MI Al Huda (150 orang), dan Balai Desa Sidomulyo (1.050 orang).

Sementara, kerusakan fisik yang ditimbulkan akibat bencana banjir dan longsor di Pacitan, meliputi 1.709 rumah rusak yang terdapat di Kecamatan Kebonagung 1.225 unit, Kecamatan Ngadirojo sembilan unit, Kecamatan Pacitan 160 unit, Kecamatan Nawangan 148 unit, dan Kecamatan Arjosari 167 unit.

Gus Ipul mengatakan pula, terdapat 17 fasilitas pendidikan yang rusak dan sejumlah bangunan lainnya. Pendataan masih terus dilakukan karena belum semua lokasi dapat dijangkau.

Bupati Pacitan sudah mengeluarkan masa darurat selama tujuh hari sejak 28 November hingga 4 Desember 2017. "Status ini bisa diperpanjang menyesuaikan kedaruratan di Pacitan," ujarnya.

Ia menuturkan, untuk upaya pemulihan Pacitan saat ini juga sudah ditunjuk kepala Kodim Pacitan sebagai pengendali utama, sehingga normalisasi Pacitan bisa segera terwujud.

Dari catatan yang ada, setidaknya terdapat 1.174 personel gabungan, baik itu TNI, Polri, Tagana, PMI, BPBD, tim SAR, maupun tim relawan telah bekerja siang malam. "Target pertama mencari korban yang belum ditemukan, serta membuka akses jalan yang terputus," katanya.

Gus Ipul menegaskan, BPBD Jawa Timur saat ini juga telah menyalurkan bantuan selimut, sarung, paket sandang, peralatan kesehatan, seragam sekolah, lampu darurat, jeriken lipat, dan tujuh perahu karet.

Begitu juga Dinas Sosial Jawa Timur memberikan bantuan lauk pauk dan matras. Dinas Kesehatan Jawa Timur memberikan bantuan perahu karet, makanan penambah air susu ibu, makanan untuk anak-anak, polybag, kaporit, dan paket obat-obatan, dan lainnya. Dinas Pekerjaan Umum Jawa Timur juga memberikan bantuan dua alat berat.

"Alhamdulillah hari ini banjir sudah surut tinggal sisa-sisa lumpur yang perlu cepat dibersihkan sehingga Pacitan bisa pulih kembali," ujar Gus Ipul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya