Liputan6.com, Semarang - Penggerebekan pabrik pil PCC di di Jalan Halmahera Nomor 27, Kota Semarang, Jawa Tengah, mengungkap fakta penting soal keterlibatan produk Tiongkok. Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan 12 ribu ton bahan baku pil PCC yang didatangkan dari Tiongkok dan India.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng, Brigjen Pol Tri Agus Heru P menyebutkan, agar bisa mendatangkan PCC dari dua negara itu, harus dalam jumlah besar.
Dalam penggerebekan serentak itu, dari pabrik Semarang ditangkap 13 tersangka. Sedangkan dari Solo, ada tujuh tersangka. Untuk di Semarang, operasional pabrik menjadi tanggung jawab Joni. Sedangkan di Solo menjadi tanggung jawab Wildan.
Advertisement
Baca Juga
"Bahan baku parasetamol dipasok dari sindikat yang ada di India, sedangkan untuk kafeinnya berasal dari Tiongkok. Saat ini, pemasoknya sedang diburu oleh petugas gabungan Polri dan BNN," ucap Kepala BNNP Jateng, Rabu (6/12/2017).
Dua negara itu menjadi negara rujukan untuk membeli bahan-bahan dalam jumlah besar karena bahan baku pil PCC masih dijual bebas di masyarakat dua negara tersebut. Informasi yang masuk ke BNNP Jawa Tengah, ada sebuah kota di Tiongkok yang secara terbuka memproduksi zat prekusor.
"Sampai ke Indonesia justru banyak digemari dan permintaannya sangat banyak. Ini yang kita sesalkan selama ini," kata Tri.
Seperti sudah disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso, bahwa pil PCC produk Semarang ini memang banyak diedarkan di Kalimantan. Sebab, permintaan tertinggi ada di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
Mungkinkah bahan baku itu diselundupkan?
"Ini masih terus dikembangkan, termasuk masuknya bahan baku ke Semarang," kata Tri.
Ketakutan beredarnya pil PCC di apotek dan toko obat kemudian menjadi seperti paranoia. BNN Provinsi Jawa Tengah rencananya akan menggelar sidak di semua apotek yang ada di Jateng walau sejak awal ditegaskan bahwa pil PCC produk Semarang dipasarkan di Kalimantan.
"Kita harus waspada. Nanti ada tim yang merazia setiap apotek. Tim itu tentu melibatkan BPOM dan Dinas Kesehatan," tutur Tri.
BNN Juga Temukan 50 Juta Pil PCC di Solo
Bulan September lalu masyarakat heboh dengan pil PCC yang membuat puluhan anak layaknya "zombie" di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Tak disangka, pil PCC itu diproduksi dan dipasok dari Kota Solo, Jawa Tengah.
"Di Kendari dulu ada 62 anak SD dan SMP, satu meninggal di Kendari. Setelah kita telusuri bahwa pil PCC ini diproduksi di Solo dan Semarang," ucap Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso di Solo, Senin, 4 Desember 2017.
BNN bersama polisi telah melakukan penggerebekan di dua lokasi pabrik pil PCC, yakni di rumah di Jalan Setia Budi, Solo dan Semarang pada Minggu, 3 Desember 2017.
Di kedua rumah itu, aparat gabungan menemukan alat-alat produksi untuk membuat pil PCC, seperti mesin pengaduk, mesin cetak obat, dan bahan baku.
"Dari penggerebekan pabrik pil PCC, kita menangkap 11 orang. Dari jumlah itu, dua orang yang jadi bandarnya. Namanya Joni dan Ronggo," kata Kepala BNN yang akrab disapa Buwas.
Dari hasil penggeledahan, petugas menyita paling tidak tiga juta pil PCC di Semarang. Kemudian, di rumah kontrakan di Solo yang juga berfungsi sebagai pabrik pembuatan pil juga ditemukan sebanyak 50 juta pil PCC yang bakal diedarkan.
"Setiap hari pabrik pembuatan di Solo ini bisa memproduksi hingga 50 ribu butir pil PCC. Nah, dari jumlah itu bandarnya ini bisa mendapatkan duit Rp 2,7 miliar per bulan dari penjualan pil PCC," ujar Buwas.
Dalam penggrebekan juga ditemukan dokumen paspor atas nama Ronggo yang kerap keluar masuk India dan Tiongkok. "Bahan produksinya memang dari India dan Tiongkok. Ronggo ini yang belanja bahan produksinya," katanya.
Dari hasil penelusuran BNN, pil PCC buatan pabrik di Solo dan Semarang beredar di seluruh Indonesia. Namun, terbanyak didistribusikan di wilayah Sulawesi dan Kalimantan.
"Di Sulawesi dan Kalimantan pil ini dijual seharga Rp 4000-5.000 per butir. Pil ini disalahgunakan karena bisa berdampak fly. Kalau dicampur miras (minuman keras), bisa kayak flakka. Jadi kayak zombie," Buwas menjelaskan.
Menurut dia, peredaran pil PCC memang sengaja menyasar anak-anak dan remaja. Dengan demikian, anak-anak bisa teracuni dan kecanduan narkoba.
"Ini upaya jaringan narkoba, meregenerasikan pangsa pasar kalangan anak dan remaja," tutur Buwas.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement