Bayi Mungil Cantik Selamat dari Ibu Penderita Difteri

Sang ibu yang menderita difteri dan dalam kondisi kritis berhasil melahirkan bayi perempuan melalui operasi sebelum meninggal.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 01 Jan 2018, 11:03 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2018, 11:03 WIB
Difteri
Garut tetapkan status kejadian luar biasa wabah difteri. Foto: (Jayadi Supriadin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Garut - Tim medis bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Garut, Jawa Barat, berhasil menyelamatkan bayi mungil dari seorang pasien penderita difteri yang meninggal dunia, Sabtu, 30 Desember 2017, kemarin.

Juru bicara RSUD dr. Slamet Garut, Muhammad Lingga Saputra mengatakan, bayi perempuan mungil dari ibu EC (34), satu pasien difteri yang tengah hamil tua, dilahirkan melalui operasi sesar Jumat malam lalu, 29 Desember 2017.

"Bayi berhasil diangkat dalam keadaan sehat tanpa terdampak difteri," ujar Lingga kepada Liputan6.com, Minggu, 31 Desember 2017.

Upaya tersebut terpaksa dilakukan, ujar dia, sebab kondisi ibu dalam keadaan lemah. Sementara, bayi mesti diselamatkan. Namun, dengan penanganan medis yang baik, proses persalinan yang dilakukan melalui operasi sesar itu berlangsung sukses.

"Jadi mohon maaf atas kekeliruan sebelumnya (ralat, operasi sesar urung dilakukan), bayi berhasil dilahirkan secara sesar sebelum ibunya meninggal dunia karena difteri," kata dia.

Namun sayang, akibat serangan difteri yang menerpa ibu bayi malang tersebut, nyawa EC akhirnya tidak bisa terselamatkan. "Pasien EC meninggal pukul 00.20 beberapa jam pascaoperasi sesar," ungkap dia.

Saat ini, kondisi bayi perempuan mungil itu dalam keadaan sehat, seluruh upaya penanganan medis pihak rumah sakit, lanjut Lingga, dilakukan dengan prosedur yang tepat. "Sekarang bayinya sudah diambil keluarga dan dinyatakan sehat secara medis," kata dia.

Satu Pasien Hamil Meninggal Dunia Akibat Difteri

Wabah Difteri
RSUD dr Slamet, Garut, Jawa Barat, tempat perawatan para pasien terduga dan terjangkit difteri. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sebelumnya, EC (34) satu pasien difteri yang tengah hamil tua, meninggal dunia Sabtu dini hari akibat terkena wabah penyakit mematikan tersebut.

"Pasien meninggal sekitar pukul 00.20 WIB Sabtu dini hari tadi," ujar juru bicara RSUD dr Slamet Garut Muhammad Lingga Saputra, kepada Liputan6.com, Sabtu (30/12/2017).

Menurut Lingga, pasien EC masuk ruang perawatan bedah pada hari Rabu (27/12/2017) lalu, (ralat sebelumnya Jumat), kemudian pasien naik meja operasi pada Jumat (29/12/2017). Namun, saat obervasi medis dilakukan, pasien diketahui tengah menderita difteri.

"Namun proses operasi tetap dilangsungkan dan berhasil menyelamatkan bayi," kata dia.

Setelah berhasil menyelamatkan bayi, tim medis kemudian menyelamatkan sang ibu dan memindahkannya ke ruang khusus isolasi penderita difteri. "Pasien dipindah untuk mendapatkan perawatan lebih intensif," kata dia.

Namun, akibat kondisi pasien sudah kritis karena penyakit itu, takdir pun berkehendak lain. Sekitar pukul 00.20, Sabtu, nyawa pasien asal Kampung Babakan Sari, Kecamatan Limbangan, Garut itu, akhirnya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

"Setelah pasien dimandikan rumah sakit untuk menghilangkan virus, jenazah langsung dibawa pihak keluarga," kata dia.

Lingga menambahkan, selain pasien EC yang meninggal dunia, lembaganya kembali menerima pasien positif difteri atas nama SYD (25), warga jalan Cimanuk, Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota sejak Rabu, 27 Desember 2017, lalu.

"Pasien kini sudah masuk ruang isolasi ruangan Puspa untuk mendapatkan perawatan secara intensif," kata dia.

Dengan meninggalnya pasien EC serta masuknya pasien difteri SYD, jumlah penderita difteri yang meninggal dunia di kabupaten Garut menjadi lima orang. Sedangkan, total kasus difteri sepanjang 2017 mencapai 19 kasus yang tersebar di 17 kecamatan.

Difteri Masih Ganas Nenek Asal Garut Tewas

Wabah Difteri
RSUD Kalisari, Batang, Jawa Tengah, sudah menyiapkan ruang isolasi atau kamar khusus untuk pasien difteri. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Dalam sepekan terakhir, dua penderita difteri asal Garut tercatat meninggal dunia. Sebelumnya, OM (63), seorang pasien difteri asal kampung Ciwalen, Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat meninggal.

"Pasien meninggal hari Selasa lalu sekitar pukul 17.55 WIB," ujar juru bicara RSUD dr Slamet Garut Muhammad Lingga Saputra, Kamis (28/12/2017).

Menurut Lingga, pasien OM meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan rumah sakit hingga 11 hari sejak 19 Desember 2017 lalu. "Jenazahnya kami mandikan dulu di sini untuk mencegah penyebaran virus," ujarnya.

Jenazah akhirnya diserahkan pihak rumah sakit, untuk selanjutnya dimakamkan pihak keluarga. "Jenazah diambil pihak keluarga hari itu juga, soal pemakamannya di mana kami kurang tahu," kata dia.

Seperti diketahui dua pekan lalu tiga pasien terduga difteri dirawat hingga akhirnya dinyatakan positif, mereka adalah SR (15), asal Kampung Palatar Kecamatan Pakenjeng, Jl (18), asal Kadungora, serta CH (68) berasal dari Cimangaten Tarogong Kaler.

Sedangkan, dua pasien berikutnya menyusul sejak 19 Desember lalu. OM warga Ciwalen Garut kota serta NF, dari Kampung Malati Kecamatan Pasir Wangi. Untuk mendapatkan perawatan, seluruh pasien diisolasi di Ruang Puspa rumah sakit.

Selain OM yang meninggal, empat pasien difteri lainnya yakni SR (15), asal Kampung Palatar Kecamatan Pakenjeng, Jl (18), asal Kadungora, serta CH (68) berasal dari Cimangaten Tarogong Kaler serta NF (29), Pasir Wangi sudah diperbolehkan pulang.

"Mereka mengalami perkembangan yang baik saat dirawat di RSUD dr. Slamet," kata dia.

Garut Tetapkan Status KLB Difteri

Wabah Difteri
Dua pasien penderita difteri menjalani perawatan di RSUP Haji Adam Malik, Kota Medan, Sumatera Utara. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya menetapkan wabah penyakit Difteri yang menyerang warganya, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Dalam dua pekan terakhir, satu orang meninggal dunia, serta lima orang pasien masih di rawat di RSUD dr. Slamet Garut.

"Statusnya penyakit Diteri sudah masuk kategori KLB, setelah Jawa Barat dinyatakan kategori KLB," ujar Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Sabtu (23/12/2017).

Penyebaran penyakit difteri cukup mengkhawatirkan. Sepanjang tahun ini sebanyak tiga warga meninggal dunia, dengan 17 kasus telah terdeteksi yang penyebarannya hingga 16 kecamatan.

Untuk itu lembaganya terus berupaya melakukan pencegahan, agar penyebaran penyakit itu tidak meluas. "Kami sudah meminta Pemerintah Pusat, untuk mengadakan pemberian vaksin secara masal," ucapnya.

Selain itu, ia terus menyosialisasikan gaya hidup sehat, sehingga penyebaran difteri bisa ditanggulangi sejak dini."Kami juga mengimbau pada seluruh Puskesmas untuk segera mengadakan vaksin untuk mengatasi penyakit tersebut," tegasnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya