Banjir Kanal Barat Semarang Bakal Jadi Objek Wisata Dunia

Wisata atau traveling tengah menjadi gaya hidup. Bahkan, di kalangan milenial hanya ada tiga opsi. Menikah, travelling, atau S2.

oleh Edhie Prayitno IgeFelek Wahyu diperbarui 25 Jan 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2018, 06:30 WIB
Mau Travelling, Menikah, Atau S2?
Banjir Kanal Barat Semarang malam hari, perahu dan refleksi cahaya yang syahdu. (foto: Liputan6.com/travelling/edhie).

Liputan6.com, Semarang Wisata atau travelling tengah menjadi gaya hidup. Bahkan di kalangan milenial beredar ungkapan populer: menikah, travelling, atau S2. 

Menanggapi tren itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menggagas Banjir Kanal Barat sebagai tempat wisata air berkelas dunia. Sejauh ini dengan melibatkan masyarakat, Semarang sudah bisa mengubah citra dari kota kumuh dan tak layak dikunjungi menjadi salah satu kota terbaik dalam Indeks Pariwisata Indonesia.

"Dulu waktu kita mau mengubah Kota Semarang menjadi kota wisata, banyak yang nyinyir. Nyatanya kita bisa. Modalnya yakin dan fokus," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Rabu (24/1/2018).

Untuk mengubah Banjir Kanal Barat yang memiliki masalah endemis, yakni pendangkalan, ia akan memulai dari kampung Bulu Stalan. Kampung itu akan dijadikan kampung Tematik Aneka Upakarya.Sebuah saluran air kecil di Armsterdam, Belanda yang dijaga kebersihan dan sedimentasinya ternyata mampu menjadi daya tarik wisata. (foto:Liputan6.com/aneka wisata/edhie prayitno ige)

"Kalau panjenengan yakin, maka untuk bergerak bersama mengembangkan wilayah ini jadi lebih mudah. Wisata Semarang akan jadi wisata air kelas dunia," kata Hendi kepada warga kampung Bulustalan selasa (23/1/2018).

Hendi menemui warga kampung Bulu Stalan untuk memberi dukungan atas inisiatif warga menjadikan kampung mereka sebagai kampung dengan aneka kerajinan perabot. Arti upakarya sendiri sebenarnya adalah diperlakukan dengan baik, atau dirawat dengan baik.

"Dengan perawatan, perlakuan dan produktivitas yang baik, nanti kampung Bulu Stalan akan menjadi penopang keberadaan Banjir Kanal Barat sebagai obyek wisata air kelas dunia," kata Hendi.

 

 

Ini Besar Anggarannya

bkb
Festival Lampion dan perhau hias, menjadi agenda rutin tahunan di Banjir Kanal Barat Semarang. (foto: Liputan6.com/pemkot semarang/edhie prayitno ige)

Kawasan Banjir Kanal Barat (BKB) akan terus dipercantik dan dinaikkan infrastrukturnya. Sudah disiapkan anggaran di APBD Kota Semarang tahun 2018 sebesar 17 milyar. Untuk mendukungnya, Jalan Basudewo akan ditingkatkan untuk kemudahan akses ke Banjir Kanal barat.

Upaya membangun Banjir Kanal Barat Semarang sudah berulangkali dicoba, termasuk dengan normalisasi sungai. Namun sedimentasi di Banjir Kanal Barat sangat cepat sehingga sungai tersebut cepat menjadi dangkal.

"Soal sedimentasi, di muara sungai BKB akan dibangun Bendung Karet selama 2 tahun anggaran. Tahun 2018 dari sisi Madukoro dan tahun 2019 dari Krokosono. Dengan bendung itu, ketinggian air bisa kita atur dari muara sesuai keinginan," kata Hendi.

Hendi optimistis dengan kerja sama yang baik bersama masyarakat, pada Desember 2019, sungai Banjir Kanal Barat sudah bisa dimanfaatkan untuk pariwisata, seperti untuk kano, perahu, dan wisata air lainnya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berdialog dengan warga Bulu Stalan seputar optimalisasi Banjir Kanal Barat. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)

Sementara itu, Ketua LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) Bulustalan, Supardiman, mengaku sangat gembira dengan rencana ini. Warga Bulu Stalan sendiri bahkan sudah merencanakan membangun semacam pasar wisata.

"Kami ingin menyelenggarakan Pasar Wisata mingguan dengan model semipermanen bongkar pasang," kata Supardiman.

Gagasan ini didukung Wali Kota dengan catatan tidak menganggu arus lalu lintas. Dinas Perhubungan harus dilibatkan memantau kondisi lalu lintas hari Minggu.

"Kalau positif, segera realisasikan," kata Hendi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya