Satu Orang Tewas dalam Insiden Penusukan di Kota Mulhouse Prancis

Tersangka dikenai perintah deportasi karena ia masuk dalam daftar pengawasan terorisme.

oleh Teddy Tri Setio Berty Diperbarui 23 Feb 2025, 15:04 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2025, 15:04 WIB
Ilustrasi penusukan di Probolinggo (Istimewa)
Ilustrasi penusukan di Probolinggo (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Paris - Satu orang tewas dan tiga polisi terluka dalam serangan pisau di kota Mulhouse, Prancis timur.

Seorang pria Aljazair berusia 37 tahun ditangkap di tempat kejadian dan jaksa penuntut telah membuka penyelidikan teroris karena tersangka dilaporkan meneriakkan "Allahu Akbar", atau "Tuhan Maha Besar".

Pria itu melukai dua polisi dengan serius, satu di leher dan satu di dada. Seorang pria Portugis berusia 69 tahun yang mencoba campur tangan ditikam dan dibunuh, dikutip dari laman BBC, Minggu (23/2/2025).

Tersangka dikenai perintah deportasi karena ia masuk dalam daftar pengawasan terorisme, menurut jaksa setempat. Presiden Emmanuel Macron mengatakan, "tidak diragukan lagi itu adalah serangan teroris Islam".

Setelah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, Macron berkata: "Saya ingin menegaskan kembali tekad pemerintah, dan tekad saya, untuk melanjutkan upaya pemberantasan terorisme di tanah kami."

Insiden itu terjadi pada sebuah demonstrasi yang mendukung Republik Demokratik Kongo, di mana para polisi sedang berpatroli.

"Kengerian telah menguasai kota kami," kata Wali Kota Mulhouse Michele Lutz di Facebook.

Perdana Menteri Prancis François Bayrou mengunggah di X bahwa "fanatisme telah menyerang lagi dan kami sedang berduka".

"Pikiran saya tertuju kepada para korban dan keluarga mereka, dengan harapan kuat bahwa yang terluka akan pulih," katanya.

Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau diperkirakan akan mengunjungi lokasi kejadian pada Sabtu malam.

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya