Video EKSKLUSIF: Kesaksian Mengejutkan Pembantu Teroris Banyumas

Ia kaget bukan main mengetahui Sidik ditangkap Densus 88 Antiteror dengan dugaan terlibat jaringan teroris.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 05 Feb 2018, 05:03 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 05:03 WIB
Sartini Khotimah, asisten rumah tangga terduga teroris yang ditangkap di Purwokerto, Sidik. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Sartini Khotimah, asisten rumah tangga terduga teroris yang ditangkap di Purwokerto, Sidik. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Siang itu, suasana di Dusun Sukadamai, kediaman terduga teroris yang ditangkap di Purwokerto, Sidik, amat lengang. Tak tampak kegiatan apa pun di sekitar rumah Sidik.

Garis polisi masih membatasi rumah Sidik dan sopirnya, Slamet, yang letaknya berimpitan.

Seorang ibu setengah baya tampak kerepotan menyangking tabung gas elpiji di tangan kanan dan tas kresek belanjaan di tangan kiri. Ia tampak keberatan dengan bawaannya itu. Namun, ia tetap melintas di gang kecil itu, tanpa menoleh.

Ia tak peduli dengan keberadaan Liputan6.com di depan rumah terduga teroris Sidik. Atau lebih tepat, khawatir ditanya-tanya. Barangkali, ia enggan turut campur.

Maklum saja, tiada angin tiada hujan, tiba-tiba, tetangga mereka yang jarang bersosialisasi itu, ditangkap oleh Densus 88 Antiteror, dengan dugaan kejahatan yang cukup nggegirisi, yakni terlibat jaringan teroris.

Kata teroris, bagi sebagian orang, identik dengan peristiwa-peristiwa tak berperikemanusiaan, seperti serangan bom atau senjata mematikan. Tak terbilang ribuan orang di Indonesia dan dunia, meninggal akibat serangan teroris.

Suasana di Kampung Terduga Teroris

Suasana di Kampung terduga teroris, Sidik, di Dusun Sukadamai Desa Pasir Wetan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Suasana di Kampung terduga teroris, Sidik, di Dusun Sukadamai Desa Pasir Wetan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Beruntung, tiba-tiba seorang bapak setengah baya menghampiri. Namanya Sobirin. Usianya kisaran 55 tahun. Jabatannya adalah Kepala Keamanan RT 01/3 Dusun Sukadamai, Desa Pasir Wetan, Kecamatan Karanglewas, Banyumas.

Setelah berbincang sejenak, ia beranjak memperbaiki letak garis polisi yang nyaris menyentuh tanah. Angin dan hujan menyebabkan ikatan garis polisi kendor.

Tiba-tiba, rumah terduga teroris, Sidik sedikit membuka. Rupanya, rumah yang sepi itu ada penghuninya.

Di dalam rumah berukuran sedang bercat abu-abu monyet itu tampak seorang ibu berusia sekitar 60 tahun tengah menyapu. Dia hendak menutup pintu kembali ketika disapa oleh Sobirin, sang kepala keamanan.

Ia pun kemudian keluar ruangan, meski hanya bersandar di kusen pintu utama. Ada raut kekhawatiran di matanya. Ia tak bisa menyembunyikan nada galau di wajahnya.

"Saya sih tidak tahu apa-apa, Mas," itu lah kalimat pembuka ibu setengah baya yang belakangan diketahui bernama Sartini Khotimah, Jumat, 2 Februari 2018.

Kegiatan Harian Terduga Teroris, Sidik

Seperti tak terjadi apa-apa, Sartini, sang asisten rumah tangga keluarga Sidik, berberes rumah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Seperti tak terjadi apa-apa, Sartini, sang asisten rumah tangga keluarga Sidik, berberes rumah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Ia mengaku baru bekerja di rumah Sidik sekitar setengah tahun. Tiap hari, ia datang pagi untuk mencuci, bersih-bersih rumah dan menjaga dua anak Sidik dengan Istri keduanya, Rita.

Saat penggeledahan, ia tak berada di rumah Sidik melainkan di rumahnya sendiri di RT 4/1 Desa Pasir Wetan, Banyumas. Saat itu, Sartini libur. Pasalnya, pada hari Minggu sebelumnya, ia dilarang libur.

Ia baru mengetahui bosnya ditangkap oleh anaknya yang mendengar gegeran penggeledahan di rumah Sidik, beberapa jam sebelumnya.

Ia kaget bukan main mengetahui Sidik ditangkap Densus 88 Antiteror dengan dugaan terlibat jaringan teroris. Yang dia ketahui, Sidik orang yang baik. Salatnya pun rajin. "Tak pernah ketinggalan Salat," ucap Sartini.

 

Janji Pembantu Terduga Teroris kepada Keluarga Bos

Garis polisi membatasi rumah terduga teroris Sidik dan  sopirnya, Slamet, yang kini terkunci rapat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Garis polisi membatasi rumah terduga teroris Sidik dan sopirnya, Slamet, yang kini terkunci rapat. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Soal kegiatan Sidik, Sartini hanya mengetahui, di rumah itu memang kerap datang tamu dari berbagai daerah, seperti Tegal dan daerah-daerah jauh lainnya. Namun, biasanya mereka hanya singgah sebentar di rumah Pasir Wetan, Banyumas.

Lantas, tamu-tamu itu beranjak ke rumah Sidik yang berada di Karangpucung, Purwokerto Selatan. Sartini menyebutnya dengan pondok.

Dalam pandangannya, tak ada satu pun kegiatan mencurigakan dari sosok Sidik. Dia mengenal Sidik sebagai orang yang baik.

Seperti tak terjadi apa-apa, istri kedua Sidik, Rita, kata Sartini, tetap menjaga toko grosir yang dikelolanya di Karangpucung. Namun, saat kejadian penangkapan, istri Sidik itu, diakui Sartini, memang berangkat lebih siang dari biasanya.

"Yang saya pikirkan, aduh bagaimana ini Ibu Rita," dia menuturkan.

Ia pun tak memiliki niat secuil pun untuk tak lagi bekerja di keluarga Sidik. Ia merasa kasihan dengan istri dan anaknya. Ia tak akan meninggalkan keluarga ini sendirian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya