Mengawali Imlek dari Kelenteng Tua Umat Khonghucu Yogyakarta

Ratusan orang umat Khonghucu Yogyakarta memanjatkan doa untuk kedamaian bangsa dan negara pada tahun Imlek Anjing Tanah.

diperbarui 16 Feb 2018, 06:01 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2018, 06:01 WIB
Kelenteng Pancowinatan Yogyakarta
Patung naga diletakkan di bagian atas Kelenteng Poncowinatan, Rabu (11/5/2016). Naga diyakini sebagai binatang tertinggi karena merupakan perpaduan dari sembilan binatang. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Yogyakarta - Kelenteng Poncowinatan Yogyakarta dipenuhi ratusan warga Tionghoa pada Rabu, 14 Februari 2018. Mereka mengikuti sembahyang menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Doa untuk kedamaian bangsa dan negara disematkan dalam upacara sembahyang di kelenteng tertua di Yogyakarta itu.

Suhu Chandra Gunawan mengungkapkan sembahyang ini diikuti kurang lebih 200 jemaat. Doa yang dipanjatkan pada Imlek pada tahun Anjing Tanah memohon agar semua anggota keluarga selalu sehat.

"Untuk Indonesia, kami berdoa agar semua aman, rakyat makmur dan selalu damai," ujar Suhu Chandra kepada Solopos.com.

Tahun Imlek ini merupakan tahun Anjing Tanah. Suhu Chandra mengatakan tahun ini cukup berat bagi negara. Pasalnya, pada tahun ini banyak malapetaka terjadi.

"Elemen tanah di atas dan di bawah, artinya banyak malapetaka. Maka harus bijak dalam menghadapi setiap persoalan," ungkap Suhu Chandra.

 

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

Tahun Baru Imlek, Malioboro Menghias Diri

Malioboro
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) (Solopos.com)

Kegiatan reresik atau bersih-bersih kawasan Malioboro yang dilaksanakan setiap Selasa Wage kali ini tidak hanya membersihkan selasar yang digunakan Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk berjualan, tetapi juga akan membersihkan kawasan Ketandan, sebagai persiapan menyambut perayaan Imlek.

Ketua Paguyuban Tri Darma, salah satu paguyuban PKL Malioboro, Paul Zuklarnaen membenarkan, reresik Malioboro kali ini akan diarahkan ke Ketandan.

"Sepanjang Malioboro tetap dibersihkan, setelah selesai diarahkan untuk bersih-bersih di kawasan Ketandan," kata Paul.

Paul mengatakan bersih-bersih Malioboro akan dimulai sekitar pukul 05.30 WIB sampai sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa, 13 Februari 2018. Reresik tersebut diikuti semua komunitas di kawasan Malioboro. Selesai kerja bakti, semua komunitas juga akan menyelenggarakan doa bersama di Masjid DPRD DIY untuk kelancaran para pedagang dan pemerintah.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro, Syarif Teguh Prabowo mengatakan, reresik Malioboro diselenggarakan oleh komunitas, namun pemerintah turut mendukung program setiap 35 hari sekali tersebut. Karena setiap bulannya, pemerintah juga akan melakukan perbaikan di kawasan Malioboro, seperti lampu, taman, dan kursi, dan sebagainya.

Selain membersihkan sampah, kata Syarif, para komunitas juga rencananya akan memasang pernak-pernik yang berkaitan dengan perayaan Imlek di sepanjang Jalan Malioboro dan kawasan Ketandan. Karena, kata dia, Ketandan selama ini menjadi salah satu kawasan cagar budaya yang menjadi daya tarik wisatawan.

Terlebih pada 24 Februari nanti di Ketandan juga akan digelar Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY). Acara yang rutin digelar tiap tahun tersebut juga mampu mendatangkan banyak wisatawan. Imbasnya, pedagang sepanjang Malioboro juga akan mendapat manfaatnya.

"Maka Ketandan juga akan kami bersihkan sama-sama," ucap Syarif.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya