Liputan6.com, Yogyakarta - Benak mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif penuh dengan tanda tanya pasca-bertemu dengan penyerang gereja Santa Lidwina Sleman. Buya Syafii menjenguk pelaku di RS Bhayangkara sehari setelah insiden terjadi.
Tersangka bernama Suliono itu menerima timah panas dari polisi seusai menyerang jemaat dan imam yang sedang beribadah di gereja pada Minggu, 11 Februari 2018.
"Saya belum tahu, (Suliono) mereka dari faksi mana, umumnya kan anti-polisi, tetapi ini tidak menyasar polisi," ujar Buya Syafii di kediamannya, Senin, 19 Februari 2018.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan, penyerang gereja itu mengaku menyesal telah membacok polisi kepada Buya Syafii. Alasannya semata karena sang polisi seagama dengan si pelaku.
Suliono juga mengaku kepada Buya, aksi itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan bukan karena arahan kelompok atau orang lain.
Buya Syafii ingin kejelasan faksi penyerang gereja. Meskipun demikian, ia juga menegaskan apapun faksinya, peristiwa itu menandakan kultur kebencian masih ada di kehidupan sehari-hari.
Â
Sebelum Kejadian Sudah di Lokasi
Buya Syafii berada di lokasi kejadian beberapa saat setelah kejadian berlangsung. Ia sebenarnya sudah berada di sekitar lokasi sebelum insiden penyerangan gereja terjadi.
"Saya ada janjian dengan teman saya di Jambon, lalu dengar ada ramai-ramai di gereja, langsung kami ke sana," ucapnya.
Penyerang gereja sudah berstatus tersangka dan diperiksa di Mako Brimob.
Gereja Santa Lidwina Bedog Sleman sudah beroperasi seperti biasa. Misa perdana digelar Senin, 19 Februari 2018 dan dihadiri ribuan umat.
Misa dipimpin oleh Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko yang didampingi 15 imam lainnya, termasuk Romo Prier yang juga menjadi korban penyerangan gereja.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement