Liputan6.com, Jambi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat tengah bersiap untuk mengganti alat tangkap cantrang milik nelayan setempat dengan jaring ramah lingkungan. Jumlah cantrang di Jambi diperkirakan mencapai 500 unit.
Wilayah pesisir Jambi yang banyak terdapat nelayan ada di bagian timur. Tepatnya di dua kabupaten yakni Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Dodi, selaku Kepala Bidang Perikanan dan Tangkap, DKP Provinsi Jambi, anggaran yang sudah disiapkan untuk mengganti cantrang adalah Rp 300 juta. Namun jumlah itu dinilai belum cukup.
"Sebab satu jaring saja harganya bisa puluhan juta. Jadi kalau Rp 300 juta paling bisa dapat untuk 40 sampai 42 jaring," ujar Dodi di Jambi, Selasa, 20 Februari 2018.
Melihat kondisi itu, kata Dodi, DKP Jambi akan terus berupaya untuk mengajukan bantuan jaring bagi nelayan di Jambi kepada pemerintah pusat.
Ia menyebutkan, dari sekitar 500 cantrang yang digunakan nelayan Jambi, sekitar 20 persennya sudah tidak digunakan lagi. Ini karena baru-baru ini nelayan Jambi baru saja menerima bantuan jaring dari pemerintah pusat.
Dia menambahkan DKP Jambi terus intensif menggelar berbagai sosialisasi akan bahaya penggunaan cantrang oleh nelayan. Karena bisa merusak ekosistem laut.
Potensi Perikanan Laut di Jambi
Berdasarkan data statistik DKP Provinsi Jambi, luas wilayah perairan laut di daerah ini mencapai 114.469 kilometer persegi. Dengan luasan itu, potensi produksi perikanan tangkap di Jambi mencapai 114.036 ton per tahun, dengan potensi lestari sekitar 71.820 ton per tahun.
Produksi perikanan laut di Jambi terdiri dari jenis-jenis ikan ekonomis penting seperti ikan tenggiri, bawal, senangin, kembung, udang ketak serta berbagai jenis ikan dan udang lainnya.
Pada tahun 2006 telah dimanfaatkan sebesar 56,9 persen dan peluang pemanfaatan yang masih dapat dikembangkan sekitar 43,1 persen.
Sedangkan untuk jumlah rumah tangga perikanan (RTP) laut di Jambi tercatat ada 2.692 KK yang terdapat di Kabupaten Tanjabtim dan Tanjabbar.
Advertisement
Nelayan Libur Melaut
Sementara itu, kondisi cuaca di atas perairan Jambi tengah tidak bersahabat. Dari pengakuan nelayan, sudah hampir satu bulan banyak nelayan yang memilih libur melaut karena gelombang tinggi.
Kencangnya angin dan tingginya gelombang laut perairan timur Jambi bahkan sudah menelan korban. Mulai dari nelayan meninggal dan kapal hancur diterjang gelombang belum lama ini menimpa nelayan di Kabupaten Tanjabtim dan Tanjabbar.
"Ada yang meninggal dan kapalnya hancur hingga terseret sampai ke daerah kepulauan Bangka," ujar Akhmad, salah seorang nelayan di Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjabtim.
Udin, salah seorang nelayan lain, mengatakan sangat beresiko apabila memaksakan diri tetap melaut menggunakan kapal kecil.
"Kondisi cuaca buruk seperti ini potensi ikannya kecil. Kapal bisa hancur dan karam diterjang ombak," ucap Udin.
Melihat itu, Udin dan Akhmad memilih meliburkan diri sembari memperbaiki perlengkapan melaut sampai kondisi cuaca benar-benar aman.
"Tapi ada saja nelayan yang nekat melaut. Tapi biasanya nelayan yang punya kapal besar," imbuh Udin.