7 Titik Asyik Swafoto di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2018 memiliki berbagai spot khusus selfie bagi pengunjung.

oleh Yanuar H diperbarui 02 Mar 2018, 07:33 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2018, 07:33 WIB
Gapura Ketandan sebagai pintu masuk PBTY XIII
Gapura Ketandan diresmikan tahun 2013 lalu

Liputan6.com, Yogyakarta - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) menjadi agenda tahunan. PBTY selalu menarik para wisatawan untuk datang ke Yogya. Ramainya pengunjung dan wisatawan membuat beberapa spot area PBTY jadi bidikan berswafoto atau selfie.

Anggota Humas dan Publikasi PBTY XIII Roy Setyanto mengatakan setidaknya ada tujuh spot dan kegiatan yang bisa jadi lokasi swafoto. Spot pertama menurutnya ada pintu gerbang masuk kampung Ketandan.

"Pintu masuk itu jelas akan jadi sasaran untuk selfie. Karena itu ada ciri khas PBTY yaitu di kampung Ketandan," katanya Rabu malam, 28 Maret 2018.

Diketahui Gapura Ketandan ini diresmikan pada pelaksanaan PBTY ke-8 pada 2013 lalu. Gapura ini menjadi penanda adanya kampung Tionghoa di Yogyakarta.

"Ciri khasnya jelas di gapura depan itu," katanya.

Ukiran gapura dan bentuk gapura mencirikhaskan adanya kampung Tionghoa di Yogyakarta. Lokasinya yang dekat dengan pusat kunjungan wisatawan, yaitu Malioboro, menjadi daya tarik sendiri untuk selfie.

2. Taman Lampion

Taman lampion Imlek Light Festival menjadi penampilan pertama di PBTY
Berbagai bentuk lampion menjadi sasaran selfie pengunjnung

Ryo menyebut Taman Lampion jelas menjadi spot selanjutnya. Tema taman lampion yaitu imlek light Festival ini akan menjadi hal baru di PBTY.

"Ini kali pertama di PBTY kerjasama dengan pihak ketiga. Ini akan jadi spot selanjutnya pasti," kata Roy.

Taman Lampion mengisi di area 2 ribu meter di dekat pintu masuk. Berbagai bentuk lampion yang indah iniakan jadi sasaran wisatawan dan pengunjung PBTY.

"Taman Lampion akan jadi favorit sesuai tema imlek. Nanti ada gapura seperti di cina," katanya.

Pengunjung yang hendak masuk ke Taman Lampion harus membayar Rp 20 ribu. Harga ini sangat terjangkau bila pihak ketiga menggelar lampionnya di lokasi lainnya.

"Kita minta jangan mahal-mahal ya, itu tiketnya Rp 20 ribu," katanya.

3. Perempatan Kampung Ketandan

Simpang Empat Ketandan jadi salah satu obyek Selfie
Warna rumah di simpang empat sengaja di cat khas tionghoa demi meanrik pengunjung.

Perempatan ketandan ini jadi minat pengunjung untuk berfoto. Lokasinya yang berada di tengah Ketandan didukung dengan bangunan yang dicat seperti khas imlek jadi spot selanjutnya.

"Ini ada di tengah kampung ketandan. Pengendara dari jalan Suryatmajan mau menuju ke pasar Beringharjo melintas di sini," kata Roy.

Spot simpang empat Ketandan menurutnya akan menjadi favorit seperti tahun sebelumnya. Pengunjung bisa mengambil angle sesuai keinginan karena dapat melihat kondisi di berbagai sudut dari tengah kampung.

"Ada bangunan yang dicat oleh pemkot jogja, dengan warna khas tionghoa tahun lalu bangunan ini spot selfie. Tahun ini masih," katanya.

4. Rumah Budaya Ketandan

Rumah Budaya Ketandan juga layak jadi sasaran selfie
Rumah budaya merupakan warisan dari salah satu tokoh tionghoa di Ketandan

Rumah Budaya menjadi daya tarik wisatawan yang ada di Ketandan. Bentuk rumah yang masih seperti dahulu khas Tionghoa akan jadi spot selanjutnya.

"Ini rumah Tan Jin Sing tokoh ketandan itu," katanya

Rumah Tan Jin Sing merupakan warisan dari Yap Sa Ting Ho, ayah mertuanya. Tan Jin Sing merupakan seorang kapiten ternama kala itu. Kapiten berperan sebagai pemimpin masyarakat Tionghoa ketika itu. Rumah Budaya ini juga diisi pameran untuk menarik pengunjung.

"Itu bisa jadi menarik karena selain wayang, di sana juga mebel kuno. Ini menarik, tahun ini ada tenda full," katanya.

5. Stand Kuliner

Lorong stand Kuliner PBTY juga jadi warna sendiri dalam berburu selfie di PBTY
Ada 149 stand kuliner di PBTY

Roy mengatakan stand kuliner akan jadi menarik dengan keramaiannya. Foto yang dihasilkan akan semakin seru karena menunjukkan ramainya pengunjung yang penuh sesak.

"Stand kuliner mereka sering selfie memperlihatkan keramaian di sana," katanya.

Seperti tahun sebelumnya jumlah stand kuliner di PBTY semakin meningkat tahun ini jumlah stand mencapai 149 stand. Namun, makanan khas PBTY masih muncul seperti nasi Hainan.

Nasi Hainan adalah masakan khas daerah Hainan, nasi ini berasal dari beras yang dimasak dengan kaldu hingga rasanya gurih. Dilengkapi dengan lauk potongan ayam.

"Ada sate potehi seperti tahun lalu luar biasa. Lontong Cap Go Meh jug ada banyak juga yang baru," katanya.

6. Live Cooking

Salah satu sedang mempertunjukkan keahlian memask di depan pembeli
Makanan mengandung babi mendapatkan sticker khusus dari panitia

Selain stand kuliner menurut Roy ada beberapa kuliner yang menggelar suasana memasak didepan stand tepat didepan pengunjung. Aksi koki yang menggelar live cooking jadi spot baru.

"Ada yang live cooking itu keluar asap asapnya itu menarik juga jadi spot foto," katanya.

Ia mengaku pengunjung akan mendapatkan informasi kuliner yang mengandung babi. Panitia sudah menempelkan stiker di stand kuliner yang ada.

"Ada stikernya jadi jangan kuatir," ujar Roy.

7. Maskot Shio Tahun ini

Shio Anjing Tanah tahun menjadi maskot PBTY selama satu tahun kedepan
Patung Anjing dengan baju panglima ini akan dipamerkan di depan gapura Ketandan usai PBTY

Roy menggambarkan maskot berupa patung anjing tanah sebagai shio tahun ini akan menarik pengunjung. Selain besar dan tinggi kesan acara PBTY juga kena saat pengunjung berada di lokasi PBTY.

"Ada di panggung utama kita bikin tinggi setinggi 3 meter," katanya.

Menurutnya patung anjing tanah ini sudah dikreasikan dengan paduan warna khas tionghoa. Warna merah berpadu dengan bentuk anjing dengan topi panglima terlihat gagah.

"Ada topi seorang panglima jendral kan anjing tanah kan semoga bisa menjaga kita selama satu tahun ke depan," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya