Petualangan Sri Lestari, Difabel yang Keliling Indonesia Berbagi Motivasi

Sempat diam di dalam rumah karena lumpuh, Sri Lestari keliling Indonesia memberi motivasi bahwa difabel bisa berkarya.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Mar 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2018, 09:00 WIB
Sri Lestari ajak orang lumpuh dari berbagi kota untuk keluar rumah
Sri Ingin orang lumpuh mampu beraktifitas tanpa mengandalkan orang lain

Liputan6.com, Yogyakarta - Belasan komunitas motor di Yogya sedang asyik mendengarkan cerita dari Sri Lestari (44) seorang difabel di Bilik Kayu. Pengalamannya mendatangi orang lumpuh agar mau beraktivitas di luar rumah menjadi perhatian para anggota komunitas motor ini.

Kursi roda yang ia duduki menjadi pemandangan berbeda tatkala cerita haru dan senang dijalani warga Manisrenggo, Klaten ini touring ke berbagai daerah.

"Ada yang 22 tahun di rumah saja, lalu ada yang 8 tahun cuma dirumah saja. Saya datang saya ajak keluar rumah agar beraktivitas," kata Sri ketika ditemui dalam acara Rindu Touring bareng Corsa di Bilik Kayu Sabtu (3/3/2018).

 

Wanita berjilbab ini mengalami lumpuh usai kecelakaan saat membonceng motor tahun 1997 lalu. Syaraf di tulang belakang putus hingga lebih dari 10 tahun berjuang agar bisa disembuhkan. Namun ternyata, ia harus menerima kondisi ini dan harus beraktivitas menggunakan kursi roda.

"Mungkin mereka beranggapan sama seperti saya sepuluh tahun berharap sembuh sampai tidak keluar rumah. Saya tau rasanya tapi saya ingin ajak mereka mau aktifitas keluar dan mandiri," katanya.

Ia teringat ketika tahun 2013 lalu menjadi kali pertama menjadi seorang difabel yang berkendara menunggangi motor yang sudah dimodifikasi. Motornya dimodifikasi agar kursi roda bisa ditempatkan di motor itu dan memulai touring dengan rute Prambanan - Malang.

“Saat itu 12 jam saya berkendara dan ternyata sukses. Mulailah kemudian tahun itu juga saya tempuh Jakarta-Bali selama 20 hari dan ternyata mendapat perhatian banyak pihak, dukungan untuk saya mengalir,” ujarnya.

Perjalanan demi perjalanan ia lakukan seperti rute Sabang-Jakarta berhasil ditempuh dalam 36 hari untuk kemudian rute Manado-Makassar yang diselesaikan dalam 24 hari. Perjalanan ini untuk mengajak orang yang lumpuh agar termotivasi keluar rumah dan beraktifitas.

“Berapa ya paling puluhan yang sudah saya kunjungi. Banyak yang temotivasi dan mau keluar rumah berusaha sehat dan bergerak paling tidak bisa bekerja menghidupi diri sendiri. Rasanya luar biasa sekali ya, paling satu persen tidak termotivasi,” ujarnya.

Ia senang dengan perjalanan jauh yang kadang ditempuh bersama klub motor di Jogja ini membekas para anggota komunitas. Sebab komunitas ini menilai perjalanan turing bersama dirinya merupakan perjalanan rohani.

"Mereka memaknainya gitu. Mereka kan tatoan badannya besar tapi ketika bertemu dengan orang kayak saya mau berubah bergerak, mereka nangis lho," katanya

Perjalanan jauh berkendara ia lalui untuk bertemu dengan orang yang lumpuh dan memotivasi
Ia berkendara dengna sepeda motor yang sudah dimodifikasi

Cerita Merasakan Sel Tahanan

Perjalanan jauh yang ditempuh bersama timnya ini memiliki beberapa kisah unik di tahun 2014 lalu. Seperti saat ia sempat singgah ke Polsek Tulungagung Jawa Timur untuk mengganti pampersnya.

"Kondisi lumpuh kan kita ga tau air besar keluar sendiri jadi pakai Pampers. Pas mau ganti hanya ada kantor polisi sehingga saya bersama adik berhenti di sana. Polisi membantu tapi satu-satunya ruang kosong yang sel tahanan, jadilah saya ganti di sana, malah merasakan di sel akhirnya," ujarnya. 

Pengalaman perjalanan memotivasi orang lumpuh ini benar benar ia maknai dengan dalam. Pengalaman demi pengalaman itu ia syukuri dan bahkan ia mendapatkan nilai spiritual dari perjalanan itu dengan undangan ibadah haji dan umroh gratis bersama kedua orang tuanya.

"Saya menangis dapat kabar itu, bisa haji dan umroh gratis bersama orangtua tidak pernah mimpi karena dulu mau kerja dapat uang saja sulitnya minta ampun rasanya. Tanggal 10 Maret 2018 ini berangkat Umroh, dapat dari Kedubes Arab Saudi untuk Indonesia, katanya mengetahui kisah saya selama ini," ungkapnya.

Walaupun ia telah beberapa kali memotivasi banyak orang langkahnya tidak akan terhenti mengunjungi banyak orang lumpuh. Bermodal informasi dari media sosial agenda perjalanan untuk mengunjungi lebih banyak difabel di Indonesia telah disusun jadi target selanjutnya.

"Banyak sekali yang minta tapi belum sempat, mudah-mudahan kedepan bisa terwujud. Saya berharap semakin banyak teman difabel yang t rmotivasi dan memperjuangkan kembali hidupnya," katanya.

Komunitas motor di Jogja mendengarkan cerita Sri Lestari
Komunitas motor Jogja terkadang ikut dalam touring Sri

Support dari Perusahaan

Aksi dari Sri ini mendapat perhatian dari Respiro dan produsen ban Corsa yang hendak mengupayakan bantuan kursi roda untuk difabel yang dijangkau Sri.

Akhmad Nursyamsu, Head of Brand Activation and Sport Activity PT Multi Strada Arah Sarana, mengaku mengetahui sosok Sri sejak beberapa waktu lalu dan tergerak untuk membantu sikap mulia tersebut.

“Difabel, dia kecelakaan motor dia turing keluar untuk nemuin orang senasib dengan dia yang difabel tapi ga keluar rumah. Kalau dia keluar rumah maka dia support kursi roda. Misinya keluar rumah bisa aktifitas ini bagus kita gandeng dia agar dia jalani misinya dia,” ungkapnya.

Menurutnya semua orang bisa menjadi seperti Sri karena kecelakaan di jalan. Sehingga ia mengundang para komunitas motor di Yogya untuk memberikan informasi berkaitan dengan persiapan turing dan peralatan yang harus dibawa.

"Event kayak gini ada di 16 kota seperti Bandung, Jogja, Solo, Semarang, Surabaya, Bali, Lampung, Palembang, Padang, Riau, Medan, Aceh, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, dan Makassar," katanya.

Event ini juga untuk mengenalkan produk baru dari Corsa yaitu Corsa Cross S yang merupakan varian baru dari Corsa. Ban ini akan segera launching di bulan April mendatang dengan kisaran harga 150 - 480 ribu.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya