Tak Balas Cinta Rekan Kerja, Jasad Pelayan Warung Dibuang ke Septic Tank

Rekan kerja yang membunuh pelayan warung dan memasukkan jasadnya ke dalam septic tank itu mengaku dihantui korban selama pelarian.

diperbarui 05 Apr 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2018, 13:00 WIB
Hilang Berhari-hari, Pelayan Warung Ditemukan dalam Septic Tank
Sebelum hilang dan ditemukan di septic tank, pelayan warung itu terdengar ribut dengan majikannya. (Liputan6.com/Raden AMP)

Kubu Raya - Misteri penemuan mayat Suprihatin (sebelumnya disebut Supriati) dalam septic tank warung makan Rojo Koyo, di Jalan Mayor Alianyang, kawasan Jembatan Kapuas II Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya terungkap. Korban bukan sengaja kabur, melainkan dibunuh rekan kerjanya, Luluk Anggar Irawan (LAI).

Luluk membunuh pelayan warung itu lantaran sakit hati. Pasalnya, korban kerap marah dan menolak cintanya.

"Aku khilaf, kayak ada yang bisikin," kata Luluk dikutip dari Rakyat Kalbar (Jawa Pos Grup), Rabu, 4 April 2018.

Pria kelahiran Bojonegoro 31 Desember 1996 ini mengaku jengkel dengan korban pembunuhan yang lebih tua 15 tahun darinya itu. Menurutnya, korban sering memarahinya hanya gara-gara persoalan sepele.

"Sering marahi aku juga gara-gara nyalakan lampu. Marahnya kayak mau mukul. Aku juga pernah diguyur banyu (air) saat tidur. Terus aku diam saja," tuturnya.

Luluk ditangkap tim Jatanras Satreskrim Polresta Pontianak di rumah kakak kandungnya di Kelurahan Sugihwaras, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Senin, 2 April 2018, sekitar pukul 22.20 WIB. Dikawal Kanit Jatanras Polresta Pontianak, Iptu Jatmiko beserta anggotanya, Luluk diterbangkan ke Pontianak, Selasa, 3 April 2018.

Setelah mendarat di Bandara Internasional Supadio Kubu Raya sekitar pukul 07.30 WIB, Luluk digelandang ke lokasi pembunuhan, yakni sekitar septic tank, untuk pengembangan kasus. Namun, lelaki berbadan tinggi dan kurus ini berusaha kabur dan melawan.

Tembakan peringatan polisi tak dihiraukan. Akhirnya, betis kanannya terluka tembak. Dia dilarikan ke RS Anton Soedjarwo Bhayangkara Pontianak, Selasa siang, 3 April 2018.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

 

 

 


Dipukul dengan Ulekan

Tak Balas Cinta Rekan Kerja, Jasad Pelayan Warung Dibuang ke Septic Tank
Luluk Anggar Irawan mendapat pertolongan medis RS Anton Soedjarwo Bhayangkara Pontianak, Selasa (3/4) siang. Dia ditembak anggota Jatanras karena berusaha melawan. (Ocsya Ade CP/Rakyat Kalbar/Jawa Pos Grup)

Luluk merupakan rekan kerja Suprihatin. Terhitung 28 Maret, dia baru bekerja sebulan di tempat usaha yang khusus menjual makanan sate milik keluarga korban, warga Boyolali.

Pada Jumat, 23 Maret 2018, menjelang pergantian hari, emosi Luluk tiba-tiba memuncak. "Lama-lama aku dimarahi, jadi jengkel aku Pak. Aku pukul leher dia dari belakang pakai ulekan batu," katanya.

Kala itu, hari sudah berganti Sabtu. Korban yang dipukul kemudian tumbang dan tak sadarkan diri.

"Dia jatuh dan tergeletak. Terus aku diem sampai berapa jam, dia nggak bangun-bangun," ceritanya.

Karena takut, Luluk kemudian menyeret tubuh korban yang tak berdaya itu untuk dimasukkan ke dalam septic tank yang dalam keadaan penuh. Lalu, tangki ditutup rapat dan tubuh korban tidak tampak.

"Aku seret dia," ucapnya.

Hari semakin subuh, Luluk kemudian berencana melarikan diri. Sebelum itu, dia mengambil perhiasan, puluhan bungkus rokok, sejumlah uang, dua ponsel jenis Samsung dan Oppo serta sepeda motor yang ada dalam warung makan itu.

Sepeda motor yang dicurinya kemudian dijual ke seseorang dengan bantuan temannya. Penawaran motor jenis matik bernopol AD 6371 RM tersebut dilakukan melalui grup jual beli di Facebook.

Akhirnya, motor itu laku dibeli Sudirman, warga Kecamatan Teluk Pakedai seharga Rp 3,2 juta. Transaksi berlangsung di depan Alfamart tak jauh dari Mako Brimob Polda Kalbar.

"Uang itu aku gunakan untuk beli tiket pesawat pulang ke Surabaya," Luluk mengaku.


Dihantui Korban

Tak Balas Cinta Rekan Kerja, Jasad Pelayan Warung Dibuang ke Septic Tank
Petugas kepolisian tengah mengevakuasi jasad Supriatin yang ditemukan di septic tank Warung Makan Rojo Koyo di Jalan Mayor Alianyang, kawasan Jembatan Kapuas II. (Ocsya Ade CP/Rakyat Kalbar)

Sedangkan, barang bukti lainnya dijual di Surabaya. Selama pelariannya, Luluk mengaku selalu dihantui korban.

"Aku dihantui, mimpiin dia terus," tuturnya lagi.

Sebelumnya, rekan kerja korban Muryati dan tetangga sebelah warung Lestari mengatakan bahwa Luluk genit. Ia kerap mengganggu korban dan perempuan yang ada di sekitarnya. Namun hal itu dibantah Luluk.

"Tidak, aku cuma pernah kesenggol dia saja," kilahnya.

Saat ini, Luluk masih menjalani pemeriksaan secara mendalam di Polresta Pontianak setelah kasus yang awalnya ditangani Polsek Sungai Raya ini dilimpahkan.

Wakil Kepala Satreskrim Polresta Pontianak, AKP Efadhoni Lilik Pamungkas menerangkan, dari hasil pemeriksaan, pelaku mengakui pembunuhan yang bermotif percintaan itu.

"Pelaku sakit hati ketika cintanya ditolak oleh korban. Lalu, korban dipukul menggunakan cobek (ulekan). Kemudian dimasukkan ke dalam septic tank. Tak berapa lama dalam septic tank, korban baru meninggal dunia," kata Efadhoni.

Pelaku dijerat Pasal 338 juncto Pasal 365 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 15 tahun atau seumur hidup. Sebelumnya, Suprihatin hilang sejak Sabtu, 24 Maret 2018. Ia ditemukan tak bernyawa pada Rabu, 28 Maret 2018, sekitar pukul 07.30 WIB.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya