Aksi Polisi Tulungagung Jadi Tukang Angkut Sampah Warga

Aiptu Trisih Setyono, Kepala SKPT Polsek Gondang, Tulungagung, tak risih mengangkut sampah warga selepas dinas meski keluarga sempat protes.

oleh Zainul Arifin diperbarui 11 Apr 2018, 12:01 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 12:01 WIB
Polisi Tulungagung Jadi Tukang Angkut Sampah Warga
Aiptu Trisih Setyono mengangkut sampah warga Desa Ngrendeng, Tulungagung. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Tulungagung - Trisih Setyono cepat mengambil keranjang sampah warga di Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Limbah rumah tangga itu diangkutnya ke sebuah truk yang sudah penuh dengan tumpukan sampah.

Mengenakan helm kuning, bersepatu bot, pria berusia 55 tahun ini tampak seperti petugas kebersihan biasa. Padahal, Trisih Setyono adalah polisi berpangkat Ajun Inspektur Satu, Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolsek Gondang, Polres Tulungagung.

"Mengambil sampah ini biasanya saya lakukan tiga hari sekali selepas jam dinas," ujar Trisih di Tulungagung, Selasa, 10 April 2018.

Sejak 2016, ia melakoni aktivitas sebagai petugas kebersihan mandiri. Ia menggunakan waktu lepas dinasnya dengan mengambil sampah warga dan membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pagerwojo. Tak risih atau gengsi dengan pendapat orang lain.

Justru, ia risih lantaran banyak sampah berserakan di wilayahnya. Beberapa lokasi di Desa Gandang seperti di area Jembatan Sungai Gondang, Jembatan Kalitelu dan Jembatan Kedung Gudel sempat dijadikan warga tempat pembuangan sampah liar.

Prihatin dengan tumpukan sampah itulah yang mendorong bapak dua anak ini mau melakukan itu. Semula, keluarganya sempat protes dengan apa yang dilakukannya. Tapi, itu tak menyurutkan niatnya.

"Masak polisi kok ngangkut sampah," ucap Trisih menirukan protes keluarganya.

Trisih sempat mengusulkan ke pemerintah desa agar membeli kendaraan pengangkut sampah. Tapi tak mendapat respon positif. Tak patah arang, ia mengajak Kukuh, tetangganya untuk menjalankan ide petugas kebersihan itu. Berinisiatif dengan membeli mobil pikap.

Respons Positif

Polisi Tulungagung Jadi Tukang Angkut Sampah Warga
Trisih Setyono bersama rekannya mengangkut sampah ke truk yang dibelinya sendiri. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Lambat laun, tindakannya diapresiasi warga. Bahkan, tidak hanya warga desa di wilayah Tulungagung. Tetangga desa yang masuk wilayah Trenggalek pun ikut meminta jasa Trisih dan rekannya membuang sampah. Warga membayar iuran sebagai pengganti biaya operasional.

Kendaraan pengangkut sampah pun diganti, dari pikap menjadi truk agar bisa memuat lebih banyak. Sebab, sudah ada 200 pengguna jasa kebersihan Trisih. Mereka tersebar di lima desa Kecamatan Gondang Tulungagung dan dua desa di Kecamatan Durenan Trenggalek.

Pengguna iuran Rp 20 ribu per bulan untuk rumah tangga dan Rp 50 ribu untuk warung. Duit iuran juga dipakai membiayai truk yang dibeli dengan cara mengangsur. Bagi Trisih, kegiatan ini bisa jadi cara untuk mengisi masa pensiun yang tiga tahun mendatang.

"Saya berharap bisa jadi lapangan kerja. Nanti kalau sudah tak kuat, siapapun yang mau meneruskan silakan," ujar Trisih.

Suparti, seorang pemilik warung makan di Desa Ngrendeng mengatakan, sampah selama ini jadi salah satu persoalan lantaran per hari limbah yang dihasilkan usahanya bisa sebanyak empat keranjang besar.

"Apa yang dilakukan Pak Trisih ini tentu sangat membantu kami. Dulu kami kerepotan karena tak ada yang membuang sampah," ujar Suparti.

Diganjar Penghargaan

Polisi Tulungagung Jadi Tukang Angkut Sampah Warga
Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar mengapresiasi kegiatan Aiptu Trisih Setyono. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Apa yang dilakukan Aiptu Trisih Setyono dengan jadi tukang angkut sampah dinilai tak mencoreng institusi kepolisian. Justru kegiatan selepas jam dinas itu dianggap memberi manfaat langsung pada masyarakat. Layak jadi contoh teladan bagi anggota kepolisian lainnya.

Kepala Polres Tulungagung, AKBP Tofik Sukendar mengapresiasi Trisih dengan memberinya penghargaan. "Penghargaan ini juga sebagai motivasi agar anggota yang lain berbuat lebih baik lagi ke masyarakat," ujar Tofik.

Menurutnya, polisi tak harus berbuat sesuatu bagi warga saat jam dinas saja. Tetapi, selepas masa tugas tetap harus memiliki kesibukan yang bernilai bagi orang banyak. Berdampak langsung sekaligus menjadi inspirasi bagi siapa saja.

Trisih sendiri merasa bangga diganjar penghargaan dari pimpinannya atas kegiatan jasa kebersihan yang dilakukannya. "Saya sangat senang sekali mendapat penghargaan itu," kata Trisih yang sudah 31 tahun mengabdi di kepolisian ini.

Penghargaan kepada Trisih diberikan dalam sebuah apel di Gelanggang Olahraga Lembupeteng. Selain kepada Trisih, juga ada penghargaan untuk enam anggota lainnya. Antara lain, lima orang anggota Satuan Reskrim karena berhasil mengungkap kasus dan seorang anggota Satuan Lalu Lintas yang dinilai bertugas dengan baik.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya