Guru di Purwokerto Usap Pipi Siswa Sebelum Menampar

Sebelum aksi kekerasan guru yang berupa menampar pipi itu terjadi, siswa tersebut tak kunjung masuk kelas karena sarapan di kantin.

oleh Galoeh Widura diperbarui 20 Apr 2018, 08:29 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 08:29 WIB
Guru di Purwokerto Usap Pipi Siswa Sebelum Menampar
Sebelum aksi kekerasan guru yang berupa menampar pipi itu terjadi, siswa tersebut tak kunjung masuk kelas karena sarapan di kantin. (Liputan6.com/Galoeh Widura)

Liputan6.com, Banyumas – Dunia pendidikan kembali tercoreng akibat ulah seorang guru yang melakukan kekerasan terhadap siswanya berupa penamparan. Sebuah video yang merekam aksi kekerasan guru tersebut menghebohkan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis pagi, 19 April 2018.

Dalam video tersebut, seorang guru berseragam biru putih tampak mengusap pipi siswanya dengan tangan kiri. Bukan usapan mesra tanda kasih sayang, tapi semata untuk menyiapkan pipi sang murid mendapat tamparan keras dari telapak tangan kanannya.

‘Plak’, ayunan tangan kanan mendarat di pipi kanan sang murid hingga tubuhnya goyah, memutar, dan mundur selangkah. Saking kerasnya, tubuh sang guru pun ikut terbawa ayunan lengan kanannya.

Video yang diambil oleh seorang siswa itu dengan cepat menyebar berantai melalui media sosial. Akun bernama Hezta Timor-Er Banyumas mengunggah video tersebut di laman Facebook. Hingga petang hari, video kekerasan guru itu telah dibagikan lebih dari 39 ribu kali.

Dari seragam yang dikenakan, guru maupun murid dalam video tersebut diketahui dari SMK Kesatrian, Purwokerto. Waka Kesiswaan SMK Kesatrian Purwokerto, Inayah Rahmawati membenarkan peristiwa kekerasan itu terjadi di sekolahnya.

"Kejadian tadi pagi, (viralnya) cepet banget, kami merasa kecolongan. Karena emang tipikal beliau tidak seperti itu, orangnya santun, baik, sama murid deket," katanya, saat dihubungi.

Peristiwa itu terjadi di ruang kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan 3 saat jam pelajaran kedua mata pelajaran Teknologi WAN (Wide Area Network). Guru yang terekam menampar siswa dalam video itu diketahui berinisial LS.

 

 

 

 

Kronologi Kejadian

Guru di Purwokerto Usap Pipi Siswa Sebelum Menampar
Sebelum aksi kekerasan guru yang berupa menampar pipi itu terjadi, siswa tersebut tak kunjung masuk kelas karena sarapan di kantin. (Liputan6.com/Galoeh Widura)

Sekitar pukul 08.00 WIB, LS memasuki ruang kelas XI TKJ 3. Tetapi, dia mendapati sembilan siswa tidak berada di ruangan. Ternyata, para murid tersebut tengah menikmati sarapan di kantin sekolah.

Sebelum kejadian, LS sempat meminta izin wali kelas 11 TKJ 3 untuk mendisiplinkan para murid. Setelah itu, dia memanggil satu per satu murid ke depan kelas.

Dari video itu, suasana kelas terlihat hening. Satu per satu siswa mendapat tamparan di pipinya. Mereka terdiam, tak melawan maupun membela diri.

Ternyata kejadian itu direkam oleh seorang siswa hingga tersebar luas di media sosial. Hingga sekitar pukul 13.30 WIB, video telah memantik kegeraman elemen masyakat.

Sekolah lantas menghubungi Polsek Purwokerto Timur. Tak berselang lama, aparat langsung melakukan pengamanan dan evakuasi guru tersebut.

"Sekolah telah didatangi ormas dan elemen masyarakat lain. Kami lakukan pengamanan agar tidak terjadi aksi main hakim sendiri," tutur AKP Djunaidi.

Saat ini, LS berada di Mapolres Banyumas untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Rencananya, hari ini, Jumat (20/04/2018), akan dilakukan gelar perkara.

"Pelaku terancam dijerat Pasal 80 UU No 35 Tahun 2014 tentang Kekerasan Terhadap Anak," Djunaidi menambahkan.

Klarifikasi Pak Guru

Guru di Purwokerto Usap Pipi Siswa Sebelum Menampar
Sebelum aksi kekerasan guru yang berupa menampar pipi itu terjadi, siswa tersebut tak kunjung masuk kelas karena sarapan di kantin. (Liputan6.com/Galoeh Widura)

Di tengah viralnya video tersebut, LS sempat membuat video klarifikasi atas perbuatannya menampar para murid. Para siswa pun turut duduk di depannya, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan LS.

Di video itu, wajah gaharnya terlihat telah sayu. Dengan nada lirih, LS menjelaskan alasannya mengambil tindakan kekerasan untuk mendisiplinkan para murid.

...

Di sini saya akan klarifikiasi kalau misalkan sampai muncul video saya di media sosial. Ya, saya memukul mereka. Dan ini korbannya semua ada silahkan di ini.

Kamu korban kan? Saya Pukul?

Saya paham saya ngerti, saya pun melakukannya dengan tujuan. Saya tidak serta melakukannya dengan tanpa tujuan. Saya juga paham apa yang ada dalam hati kalian.

Kamu merasa diintimidasi ngga? Saya mengancam kamu engga mas? Engga? Bener ya?

Saya katakan sekali lagi, saya tawarkan sama kamu, kalau misalnya ada di antara kalian ada yang merasa denda, kalau mau balas dendam, saya akan terima.

Ada yang dendam?

Ngga ada pak. (para murid menjawab)

Tolong disadari saya melakukan itu bukan tanpa tujuan. Saya ngerti sekali di dalam hati kamu berkecamuk, ingin membalaskan dendam kamu ke saya atau ingin melaporkan saya ke polisi.

Tapi, kita sudah berjanji dulu tadi ya, kita sama sama sudah ngerti kenapa saya melakukan itu.

Saya ngerti kamu ingin membalas saya. Karena saya pun dulu merasakan.

Tapi saya pahami, rasa sakit yang barusan saya berikan digunakan sebagai pengingat karena kalian sudah keterlaluan.

Disadari ya? Sadar dengan perasaan dan hati yang tulus ya?

Sekarang, dengan hati yang tulus saya minta maaf sama kalian kalau misalnya memang itu menyakiti hati kalian. Apakah kalian menerima maaf saya?

(para murid menerima permintaan maaf LS)

Semuanya menerima. Kita sudah saling memaafkan. Semuanya yang ada di sini, kita sudah saling memaafkan.

Apapun kejadiannya harus ada klarifikiasi. Ini klarifikasi saya dan ini anak-anak yang barusan saya lakukan tindakan.

Demikan klarifikasi dari saya. Saya harap orangtua dari anak-anak ini paham kenapa saya melakukannya dan saya kira anak-anak ini bisa menjelaskan kenapa saya melakukan itu semua.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya