KPAI: Korban Kekerasan Anak Didominasi Laki-Laki

Temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia di lapangan menyatakan, tren kekerasan pada anak telah bergeser dan didominasi oleh korban laki-laki.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Mar 2018, 15:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2018, 15:30 WIB
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Susanto, memberikan keterangan pers terkait dominasi laki-laki sebagai korban kekerasan pada anak
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Susanto, memberikan keterangan pers terkait dominasi laki-laki sebagai korban kekerasan pada anak di Jakarta, Senin (19/3) (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Jakarta Laki-laki mendominasi kasus kekerasan anak di satuan pendidikan. Hal ini diungkap oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (19/3/2018).

"Kalau sebelumnya korban kebanyakan anak perempuan, maka data terakhir ini menunjukkan justru korban mayoritas anak laki-laki," kata Retno Listyarti Komisioner Bidang Pendidikan KPAI.

Dari data yang dihimpun KPAI, mayoritas korban berusia SD dan SMP.

Ketua KPAI, Susanto menyatakan, masih mencari tahu lebih lanjut mengapa ini bisa terjadi. Namun menurut Susanto, salah satu hal yang menyebabkan ini adalah kurangnya pengetahuan soal media dan literasi.

"Laki-laki dan perempuan aksesibilitas media sosialnya sebenarnya sama saja. Hanya, saja saat ini laki-laki titik rentannya tinggi. Kalau melihat kasus yang ada," kata Susanto ditemui Health Liputan6.com.

Menurut Susanto, saat ini bukan hanya anak perempuan saja yang butuh proteksi lebih dari masyarakat. Anak laki-laki pun tetap butuh perlindungan yang sama

"Kasus di Jambi misalnya, pelaku memposisikan diri sebagai perempuan untuk menjebak. Ini jadi catatan besar kita," kata Susanto menambahkan.

KPAI sendiri masih mengkaji mengapa jumlah anak laki-laki yang menjadi korban kekerasan saat ini mendominasi ketimbang anak perempuan.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Data Pengaduan KPAI

Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyatakan pengaduan kekerasan anak tertinggi berasal dari Jakarta
Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyatakan pengaduan kekerasan anak tertinggi berasal dari Jakarta dengan persentase 58 persen pada Senin (19/3). (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

KPAI sendiri mengakui bahwa mereka telah menerima banyak pengaduan di awal tahun 2018.

Pengaduan yang diterima KPAI didominasi oleh kekerasan fisik dan anak korban kebijakan sebesar 72 persen, kekerasan psikis 9 persen, kekerasan finansial atau pemerasan 4 persen dan kekerasan seksual sebesar 2 persen.

Selain itu, KPAI juga mengawasi data kasus kekerasan seksual oknum guru terhadap anak didik yang viral di media sebesar 13 persen. Kasus tersebut tidak langsung dilaporkan ke KPAI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya