Liputan6.com, Johor - Kecelakaan di perairan menyangkut warga Indonesia terjadi lagi. Kali ini kapal pengangkut TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dilaporkan karam di perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia, Senin dini hari tadi.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, melalui pesan singkat di Jakarta, mengonfirmasi kapal tenggelam itu. Menurutnya, berdasarkan notifikasi dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia, kapal diperkirakan mengangkut 44 penumpang yang terdiri dari 38 laki-laki dan enam perempuan.
Advertisement
Baca Juga
"Tim SAR Malaysia hingga saat ini sudah berhasil menyelamatkan sebanyak 26 korban, 25 selamat satu meninggal. Korban selamat saat ini ditampung di fasilitas pelabuhan," ucap Iqbal, dilansir Antara.
Tim SAR Malaysia masih terus mencari korban tenggelam kapal pengangkut TKI dengan melibatkan Angkatan Laut, tim medis dan kepolisian. "Tim Perlindungan WNI Konsulat Jenderal Indonesia di Johor Bahru sudah berada di lokasi dermaga untuk memantau proses evakuasi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
4 TKI Asal NTT Tenggelam
Sebelumnya, sebuah kapal motor tenggelam di wilayah perairan sekitar Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, Jumat malam, 29 Juni 2018. Dalam kejadian itu, ada empat TKI asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diketahui meninggal.
"Mereka yang meninggal di antaranya Mafia Goreti, Bian Mukin, Agustina Jawa Kelen, dan Anis," kata koordinator Bidang Humas Organisasi Forum Komunikasi Pemuda NTT di Nunukan, Feliks Kebo Keda ketika dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu, 30 Juni 2018. Feliks pun membenarkan adanya peristiwa tenggelamnya speed boat tersebut.
"Jenazah korban saat ini sedang disemayamkan di rumah warga NTT di Nunukan, kami sementara menyiapkan peti jenazah para korban ini," ia menambahkan.
Ia menjelaskan, dari informasi yang diperolehnya, korban meninggal akibat kecelakaan berupa tabrakan antara dua kapal motor jenis speed boat di perairan sekitar Pulau Sebatik. Saat itu, mereka dalam penyeberangan dari Tawau, salah satu kota di Malaysia bagian timur, menuju Nunukan pada Jumat malam lalu.
"Speed boat yang ditumpangi para korban itu lewat jalur samping (tidak resmi) dengan memuat lebih dari 15 orang, termasuk anak-anak. Ada penumpang yang diketahui selamat," ia melanjutkan.
Ia mengatakan, empat korban meninggal dari NTT itu berasal dari Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores. Ketika itu, tim SAR bersama aparat kepolisian setempat langsung mencari terhadap korban kapal tenggelam lainnya.
"Sementara ini yang ada bersama kami ada empat warga NTT yang meninggal, sementara, satu orang dari Sulawesi. Pihak SAR dan kepolisian masih melakukan pencarian korban lainnya," dia menandaskan.
Advertisement
14 Korban Selamat
Kabar terbaru, Badan SAR Nasional Kalimantan Timur-Kalimantan Utara mendapatkan laporan ada lagi seorang penumpang tabrakan kapal cepat yang selamat. Dengan demikian, jumlah penumpang yang dinyatakan selamat sebanyak 14 orang.
Penumpang yang dilaporkan selamat itu bernama Bakkareng alias Bakka bin Yakub (42) adalah kru kapal cepat yang mengangkut puluhan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Sabah, Malaysia, yang mengalami musibah pada sekitar pukul 19.00 Wita, Jumat, 29 Juni 2018.
"Informasi itu didapat dari polisi setempat. Bakkareng telah ditemukan pada Sabtu dini hari (30 Juni 2018) di sekitar lokasi kejadian," demikian Kepala Badan SAR Nasional Kalimantan Timur-Kalimantan Utara, Gusti Anwar, di Balikpapan, melalui pesan tertulis, Senin (2/7/2018), diwartakan Antara.
Pada hari keempat pencarian, tim SAR terus menyisir di perairan Pulau Sebatik terhadap empat korban tabrakan kapal cepat yang dinyatakan masih hilang. Keempat penumpang yang dicari adalah Olong alias Kamarul (motoris perahu cepat), Bastian (enam), Solin Kelen (23) dilaporkan hamil muda enam bulan, dan Celin Waton (empat).