Hore, Kota Solo Terima Hibah Bus Tingkat

Bus ini akan diperasikan menjadi bus wisata pendamping bus tingkat wisata lama, Werkudara di Solo.

oleh Fajar Abrori diperbarui 13 Jul 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2018, 06:30 WIB
Hibah Bus Tingkat di Kampung Jokowi
Pemkot Solo menerima hibah bus tingkat baru dari Tahir Foundation di Balai Kota Solo, Kamis (12/7/2018).

Liputan6.com, Solo - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, menerima hibah bus tingkat dari Tahir Foundation. Bus baru tersebut akan digunakan sebagai bus wisata mendampingi bus tingkat yang lama, Werkudara.

Serah terima bus tingkat wisata itu dilakukan langsung oleh pimpinan Tahir Foundation, Dato' Sri Tahir kepada Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Penyerahan tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan kerja sama.

Usai melakukan penandatanganan kerja sama, Tahir dan Wali Kota Solo menuju bus tingkat yang diparkir halaman Pendhapi Balai Kota Solo. Setelah pemotongan pita bunga oleh Tahir, selanjutnya mereka pun menyiram kaca bagian depan bus dengan air kendi.

Wali Kota Solo yang akrab Rudy itu bersama dengan Tahir masuk ke dalam bus tingkat. Mereka pun mencoba duduk di tempat duduk yang berwarna oranye itu.

Dato' Sri Tahir mengatakan sebelumnya Tahir Foundation telah memberikan lima armada bus tingkat wisata kepada Pemprov DKI Jakarta. Setelah itu, Tahir Foundation pun memberikan bus serupa kepada Pemkot Solo dan Pemkot Surabaya.

"Untuk Solo yang diserahkan satu unit bus tingkat, sedangkan di Surabaya ada dua bus tingkat. Penyerahan di Surabaya dilakukan pagi tadi dan di Solo siang ini," kata dia di Balai Kota Solo, Kamis, 12 Juli 2018.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ibunda Tahir Orang Solo

Hibah Bus Tingkat di Kampung Jokowi
Dato' Sri Tahir dan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo saat meresmikan bus tingkat hasil pemberian hibah dari Bank Mayapada.

Menurut Tahir, pemberian bus tingkat senilai Rp 4 miliar kepada Pemkot Solo tidak lepas dari sejarah asal usul keluarganya yang berasal dari Solo. Ia mengaku jika ibunya merupakan orang Solo.

"Ibu saya orang Solo, tepatnya di Balong. Orang tua saya kurang beruntung dan di Surabaya menyewakan becak. Nama becaknya itu pun Bengawan Solo," jelasnya.

Ia pun berharap ke depannya bisa kembali memberikan hibah bus tingkat wisata lagi kepada Solo. Pasalnya, Wali Kota Solo kurang puas dengan pemberian satu unit bus tersebut.

"Saya anggap itu perintah dari Pak Wali. Kalau memang kurang ya ditambah. Semua kemungkinan itu bisa jadi," harapnya.

Sementara itu, Wali Kota Solo, Rudy mengaku sangat berterima kasih dengan pemberian hibah bus tingkat dari Tahir Foundation. Bus tersebut akan dioperasikan untuk mendampingi bus tingkat Werkudara yang telah lama beroperasi.

"Dengan bus tingkat yang baru paling tidak yang satunya istirahat sehari, terus digantikan dengan bus yang baru. Bus tingkat wisata baru di Solo itu menjadi bagian dari hidup beliau," ujarnya.


Wali Kota Solo Kaget Terima Hibah Bus

Hibah Bus Tingkat di Kampung Jokowi
Bus tingkat hasil hibah dari Tahir Foundation memiliki kapasitas sebanyak 78 tempat duduk.

Awal mula permintaan bus tersebut, menurut Rudy, disampaikannya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi jika Solo ingin memiliki tambahan bus tingkat baru. Akhirnya, permintaan tersebut terkabul setelah Tahir Foundation memberikan hibah bus tingkat baru.

"Saya waktu menerima surat dari Tahir Foundation itu sebetulnya agak terkejut. Mungkin itu didawuhi (perintah) Pak Presiden untuk memberikan bus tingkat ke Solo," kata dia.

Menurut Rudy, sebagai bus tingkat wisata nanti para penumpang akan dikenai tarif. Namun berapa pastinya, ia belum mengetahuinya.

"Nanti seperti yang bus Werkudara, penumpang akan dikenai tarif. Tapi sangat terjangkau kok tarifnya. Tarif itu digunakan untuk biaya operasional bus," sebutnya.

Sedangkan untuk biaya perawatan, Rudy mengakui masih tetap dibebankan kepada APBD. Hal ini juga terjadi pada perawatan bus tingkat yang lama Werkudara. "Untuk operasional memang dibebankan kepada tarif penumpang, tapi untuk perawatan pakai APBD,”" ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya