Liputan6.com, Kupang Untuk Kelima kalinya Pemerintah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama tokoh adat menggelar ritual adat Taga Kamba (pembunuhan hewan) di kompleks Taman Permenungan Bung Karno oleh yang dilakukan oleh Bupati Ende Marselinus Y.W Petu, Senin, 6 Agustus 2018.
Ritual itu menandai pembukaan rapat kooordinasi pemerintah dengan para mosalaki (tokoh adat) di Kabupaten Ende. Ritual Taga Kamba ini juga menandai awal sepekan Pesta Danau Kelimutu yang digelar 10 hingga 14 Agustus 2018.
Advertisement
Baca Juga
Ritual Taga Kamba itu diakhiri dengan digelarnya ritual Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata, yakni memberi makan para leluhur di puncak Kelimutu.
Ritual tersebut diawali prosesi para mosalaki (tokoh adat) dari 21 kecamatan di Kabupaten Ende yang berasal dari etnis Ende, Lio, dan Nage, serta para tokoh agama. Lebih dari 200 mosalaki dan tokoh agama mengikuti prosesi tersebut menuju ke kompleks Museum Tenun Ikat.
Di depan pintu gerbang kompleks Museum Tenun Ikat, para mosalaki dan tokoh agama disambut dengan sapaan adat oleh salah seorang budayawan Ende, dilanjutkan dengan penyambutan resmi oleh bupati dan jajaran Forkopimda.
Bupati Marselinus Y.W Petu menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para mosalaki dan tokoh agama dalam mengikuti rapat koordinasi dalam bentuk ritual adat itu.
"Rapat koordinasi yang kita gelar ini untuk membangun sinergi antara pemerintah dengan mosalaki (tokoh adat) dan tokoh agama terhadap pembangunan desa dalam konteks UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah desa," kata Marselinus.
Dia berharap agar dalam lima tahun mendatang para mosalaki sebagai pemangku adat tetap memberikan dukungan penuh kepada pemerintah dalam membangun demi kemajuana kabupaten yang berjuluk kota Pancasila itu.
Museum Rumah Adat di Dekat Danau Tiga Warna
Balai Taman Nasional Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) berencana membangun museum rumah adat di area danau tiga warna itu.
"Sudah dalam proses pelelangan, rencananya rumah adat suku Lio itu dibangun di bawah parkiran, kira-kira seperti anjungan rumah di TMII nantinya dilengkapi peralatan budaya di dalamnya," ujar kepala Balai Taman Nasional Kelimutu Agus Sitepu kepada Liputan6.com, Senin, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, museum rumah adat itu akan jadi tempat berkumpulnya Mosalaki (kepala suku) saat ritual Pati Ka. Ritual Pati Ka, merupakan upacara pemberian sesajian untuk arwah yang diyakini sebagai penjaga danau Kelimutu.
"Upacara itu digelar setiap tanggal 14 Agustus. Ada 200-300 Mosalaki dari 21 desa adat sekeliling Danau Kelimutu," katanya.
Dia mengatakan, selain pembangunan museum rumah adat, Balai Taman Nasional Kelimutu juga berencana merevitalisasi menata taman tumbuhan arboretrum.
Dia mengaku kesulitan menata para pedagang di areal wisata danau yang hingga saat ini belum mau direlokasi.
"Tahun ini kami akan mendiskusikan bersama, harus dibantu pihak lain terutama Pemda Ende atau LSM karena selain relokasi, juga perlu ditingkatkan kualitas produknya sehingga menarik bagi wisatawan," imbuh Agus.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement