Iseng Pegang Bagian Sensitif Siswa Perempuan, Bocah SD Disidang

Wali murid mengadukan siswa kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Karangmalang, Sragen, berinisial A lantaran kerap memegang bagian sensitif teman-teman perempuannya.

diperbarui 09 Sep 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2018, 19:00 WIB
Bocah SD Disidang
Pengawas TK-SD Kecamatan Karangmalang, Sragen, Sugino (kanan) menjelaskan soal siswa yang doyan pegang bagian sensitif siswa perempuan, Sabtu (8/9 - 2018) siang. (Solopos/Kurniawan)

Sragen - Wali murid mengadukan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karangmalang, Sragen, berinisial A lantaran kerap memegang bagian sensitif teman-teman perempuannya.

Perilaku tersebut dirasakan mengganggu para siswi dan meresahkan para wali murid. Menanggapi kejadian itu, Pengawas TK-SD Kecamatan Karangmalang Sragen, Sugino, bersama penanggungjawab sekolah tersebut bergerak cepat.

Pihak-pihak terkait ditemui untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara taktis dan tak berlarut-larut. Sugino mengatakan aduan ihwal perbuatan A itu diterima Wali Kelas V pada Rabu, 5 September 2018.

Esok harinya, Kamis 6 September 2018, wali kelas bersama kepala sekolah mengumpulkan seluruh siswa kelas V. Saat itu menurut Sugino pelaku kenakalan menangis dan mengaku menyesali perbuatannya.

"Nangis-nangis kapok kemudian saya dengan Kepala sekolah dan wali kelas langsung menemui pelapor. Pelapor menyampaikan tidak ada masalah. Yang terpenting tidak terulang lagi,” urai dia di hadapan awak media, tim Dinsos Sragen, dan PPA Pemkab Sragen, Sabtu (8/9/2018).

Simak berita menarik Solopos.com lainnya di sini.

Kenakalan Anak Iseng

Menurut Sugino, apa yang dilakukan A itu sebatas kenakalan seorang anak. A tidak tahu dampak dari apa yang dia lakukan.

"Sudah biasa yang namanya anak-anak itu iseng," imbuh dia.

Selain menemui orangtua A, Sugino bersama wali kelas dan kasek mengumpulkan seluruh wali murid kelas V pada Sabtu (8/9/2018) pagi.

Para wali murid dikumpulkan untuk mengklarifikasi ihwal persoalan yang muncul. Dari hasil klarifikasi tersebut diketahui ada lima siswi yang pernah mendapat perlakuan tidak pantas dari A.

"Saat kami kumpulkan orangtua mengaku hasil laporan dari anak-anak mereka hanya lima anak yang dinakali," kata dia.

Dalam pertemuan itu para wali murid bersepakat untuk bersama-sama mendidik dan membimbing anak-anak. Kelima orang tua yang anaknya sempat mendapat perlakuan tak pantas dari A pun bersepakat untuk tidak akan mempermasalahkan apa yang sudah terjadi. Yang terpenting perlakuan itu tak terjadi lagi.

Kesepakatan tersebut dituangkan dalam surat pernyataan tertulis.

"Yang terpenting menurut para wali murid, ke depan anak-anak dibimbing dengan baik. Pelapor kejadian ini memang tidak hadir tadi [Sabtu]. Dia pamit karena ada acara di Ngawi. Dia sudah kami temui terpisah dan menyatakan tidak ada masalah," ungkap Sugino.

Dengan sudah ditindaklanjutinya laporan AL, Sugino berharap persoalan itu tidak berlarut-larut. Bila masih menjadi polemik, justru anak-anak yang akan menjadi korban. Apalagi pada 17 September 2018 para siswa akan menjalani ujian tengah semester (UTS) yang membutuhkan konsentrasi.

"Tadi pagi [Sabtu] saya temui anak-anak kelas V, saya tanya bagaimana kondisi anak-anak hari ini? Bahagia kah? Apa semangat? Dijawab dengan gegap gempita dan penuh semangat oleh anak-anak. Artinya dari anak-anak sebenarnya tidak ada masalah. Maka saya harap persoalan ini jangan sampai berlarut-larut," kata Sugino menambahkan.

Ihwal perbuatan tidak pantas yang dilakukan A, menurut Sugino, hal itu bisa saja terjadi saat jam istirahat atau kegiatan outdoor.

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya