Cambuk Tiban dari Kediri untuk Datangkan Hujan

Dua orang di atas panggung saling mencambuk dengan cambukan berbahan lidi pohon aren. Itulah cambuk tiban, mirip tradisi main caci di NTT.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 12 Sep 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2018, 06:30 WIB
Cambuk Tiban dari Kediri untuk Datangkan Hujan
Dua orang di atas panggung saling mencambuk dengan cambukan berbahan lidi pohon aren. Itulah cambuk tiban, mirip tradisi main caci di NTT. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Kediri - Perangkat Desa Surat Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri Jawa Timur, menggelar Kesenian Cambuk Tiban, Sabtu malam, 8 September 2018. Pergelaran kesenian Tiban ini mendapat respon positif dari masyarakat sekitar.

"Masyarakat sangat antusias datang secara langsung dan menonton kesenian Cambuk Tiban di Balai Desa Surat, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri," tutur Komarudin, Kepala Dusun Surat, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

Pelaku kesenian Cambuk Tiban ini bukan hanya berasal dari Kediri, melainkan juga dari berbagai daerah seperti Tulunganggung dan Blitar. Mereka berkumpul untuk saling adu ketangkasan memainkan cambuk diiringi ritme musik tradisonal yang khas.

"Kesenian Cambuk Tiban ini melibatkan dua orang yang naik di atas gelanggang atau panggung sambil bertelanjang dada," katanya.

Kedua orang itu kemudian terlibat aksi saling cambuk, secara bergiliran. Namun sebelum aksi di atas gelanggang, mereka sudah peringatkan oleh wasit untuk tidak menyerang organ tubuh yang dianggap vital atau membahayakan.

Ritme alunan musik tradisional gemelan membuat mereka bersemangat dan terus bergerak sambil sesekali menghentakan cambuk yang digegamnya untuk menyerang tubuh lawan.

"Cambuk yang digunakan oleh peserta ini berbahan dari lidi pohon Aren atau lebih dikenal dengan sebutan ujung," ujarnya.

Meski terluka akibat sebetan cambuk, para pelaku seni Tiban ini tidak begitu menghiraukan. Begitu selesai keduanya saling berjabat tangan berpelukan satu sama lain dan tak mengisyaratkan adanya perasaan dendam di antara mereka.

"Tiban ini budaya asli dari Desa Surat, artinya ya turun temurun. Istilahnya, kegiatan seperti ini diuri-urilah (dirawat)," tuturnya.

Pelaksanaan kegiatan kesenian cambuk Tiban, diadakan pada saat momentum perayaan HUT RI serta memasuki musim kemarau seperti sekarang. "Rata-rata dipergunakan dalam rangka HUT RI dan waktu musim kemarau atau untuk mengundang hujan," katanya.

Kesenian Cambuk Tiban diikuti semua lapisan golongan masyarakat. Bahkan, seorang angota Polisi yang meramaikan pergelaran budaya tersebut, ikut naik ke atas panggung.

Menurut Bripka Agus, anggota Babin Kamtibmas mengatakan, seni tradisi Cambuk Tiban merupakan budaya atau identitas jati diri suatu daerah yang wajib dilestarikan. Karena tugas Babin Kamtibmas harus mendekat dengan masyarakat, apa yang menjadi keinginan masyarakat harus diikuti.

"Karena masyarakat di sini cinta kesenian tradisional Cambuk Tiban, maka saya ikut berpartisipasi dan berusaha mengembalikan gairah tentang seni tradisi Cambuk Tiban," ujar Bripka Agus.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya