Teror Harimau Datang Lagi, Suasana Mencekam di Pulau Burung

Warga hanya mendengar sapi dan kambing peliharaannya memekik malam-malam. Setelah dicek, ada jejak harimau Sumatera di lokasi kejadian.

oleh M Syukur diperbarui 20 Sep 2018, 17:03 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2018, 17:03 WIB
Harimau Sumatera Santap Sapi dan Kambing Warga Indragiri Hilir Tanpa Permisi
Warga hanya mendengar sapi dan kambing peliharaannya memekik malam-malam. Setelah dicek, ada jejak harimau Sumatera di lokasi kejadian. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kehadiran Harimau Sumatera membuat resah warga Desa Teluk Nibung, Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Satwa yang biasa dipanggil Datuk Belang ini bahkan dikabarkan masuk pemukiman dan sudah memakan ternak warga berupa sapi dan kambing.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, dikonfirmasi membenarkan adanya kemunculan satwa bernama latin Panthera tigris Sumatrae ini. Anggotanya di lapangan juga menemukan beberapa tapak diduga jejak harimau.

"Tadi pagi pukul 09.00 WIB ditemukan jejak yang masih basah. Melihat jejaknya, diperkirakan ada satu ekor harimau," kata Suharyono di Pekanbaru, Kamis siang, 20 September 2018.

Ia menjelaskan, kemunculan harimau ini dilaporkan sejak awal September 2018. Kala malam tiba, warga tidak berani beraktivitas di luar rumah karena selalu mendengar auman Si Raja Rimba di Sumatera itu.

Warga juga mendengar pekikan dari sapi dan kambing beberapa hari berikutnya. Tak hanya semalam, pekikan ternak ini juga didengar beberapa malam berikutnya. Setelah dicek, ada sapi dan kambing yang mati diduga dimangsa harimau.

"Ada tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing yang dimangsa," kata Suharyono.

Suharyono menyebut ada enam anggota BBKSDA Resort Indragiri Hilir di lokasi, dibantu kepolisian setempat untuk mencari dan menyusuri jejak harimau. Tak hanya di kebun warga, jejak juga ditemukan di perkampungan.

Sembari mencari, petugas di lapangan juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak memburunya. Warga juga diminta tak melukai satwa dilindungi ini jika masuk ke pemukiman.

"Warga juga diingatkan supaya mengurangi aktivitasnya pada malam hari," ucap Suharyono.

Aparatur desa juga diminta membuat papan larangan untuk berhati-hati jika beraktivitas di lokasi perlintasan harimau. Warga juga diminta tak beraktivitas sendirian.

"Diharapkan berkelompok supaya tak terjadi hal yang tak diinginkan ketika bertemu," ujar Suharyono.

Kemunculan harimau di Kabupaten Indragiri Hilir kerap terjadi. Awal tahun lalu, ada harimau betina yang dinamai Bonita.

Pencarian Bonita menjadi sejarah pencarian dan penangkapan harimau terlama di Indonesia, setelah berhasil ditangkap pada April atau empat bulan setelah satwa itu terdeteksi di kawasan perkebunan sawit PT THIP. Sebelum ditangkap, Bonita sempat menyerang seorang karyawan perusahaan asal Malaysia tersebut, Jumiati dan seorang warga, Yusri.

Kemunculan kembali harimau itu tentu bukan sebuah kebetulan. Tidak jauh dari lokasi tersebut terdapat rumah harimau lansekap Suaka Margasatwa Kerumutan. Ia memperkirakan lima ekor harimau hidup di lokasi tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya