Liputan6.com, Banyumas - Kemacetan parah terjadi di jalur utama Brebes-Banyumas, Jawa Tengah sepekan terakhir ini. Pangkal soalnya, pengecoran tengah dilakukan di ruas jalur penghubung utama Jalur Selatan Jawa ke Pantura ini.
Pelaksana proyek menerapkan sistem buka tutup untuk melaksanakan pembangunan ini. Lantaran jalur ramai, antrean kendaraan pun mengular puluhan kilometer.
Sayangnya, menjelang pengerjaan, pelaksana proyek tak berkoordinasi dengan instansi terkait. Akibatnya, kemacetan parah terjadi baik dari arah timur dan selatan maupun dari arah utara.
Advertisement
Kepala Seksi Rekayasa dan Prasaran Dinas Perhubungan Banyumas, Hermawan mengatakan, antrean kendaraan mengular dari titik Pekuncen hingga Ajibarang. Adapun dari arah sebaliknya, antrean kendaraan mencapai puluhan kilometer hingga Bumiayu.
Baca Juga
"Dari Pekuncen itu macet sampai Bumiayu, di jalur lingkar," kata Hermawan, Jumat 21 September 2018.
Dia menyebut, kemacetan parah di jalur Brebes-Banyumas ini juga disebabkan tak ada koordinasi antara pelaksana proyek dengan Dinas Perhubungan Banyumas. Sebab itu, Dishub pun tak menyiapkan jalur-jalur alternatif yang memungkinkan.
Hermawan menjelaskan, jalur ini adalah jalur ramai lantaran menjadi penghubung utama antara jalur selatan menuju Pantura dan Tol Trans Jawa. Bus dan kendaraan berat pun melalui jalur tengah ini. Selama 24 jam, jalur ini nyaris selalu padat tanpa jeda.
Padahal, di titik jalur utama Brebes-Banyumas ini ini tak ada jalur alternatif yang memungkinkan dilalui kendaraan berukuran besar. Sebabnya, jalur sempit, penuh kelokan dan jurang.
Dialihkan ke Jalur Pemalang-Purbalingga
Dia mencontohkan, jalur alternatif Winduaji-Gumelar di sisi barat jalan utama medannya penuh tanjakan dan turunan tajam. Jalan ini sempit dan banyak jurang menganga. Di beberapa titik, jalur ini pun tak layak dilalui lantaran rusak. Dishub Brebes sempat minta untuk mengalihkan kendaraan ke Winduaji-Gumelar. Tapi tidak boleh.
"Kalau untuk kendaraan kecil bisa, tapi untuk kendaraan besar berat," dia mengungkapkan.
Kondisi ini juga serupa dengan jalur alternatif di sisi timur, Legok. Jalur sempit dan hanya layak untuk kendaraan kecil. Menurut Hermawan, jalur Legok efektif untuk kendaraan rute lokal. Pasalnya, jalur keluar Legok berada di tengah jalur yang kini tengah dicor sehingga justru memicu simpul kemacetan baru.
"Jalur Legok bisa, tetapi itu kan hanya sementara. Tanpa pengalihan pun sudah banyak yang sudah lewat situ. Keluarnya dari Legok pun menjumpai kemacetan lagi. Karena ini kemacetan sudah sampai Jalur Lingkar Bumiayu," dia menerangkan.
Sebab itu, Dishub meminta Dishub Brebes mengalihkan kendaraan yang nengarah ke jalur tengah dari Brebes atau Tegal ke Pemalang-Purbalingga. Sebaliknya, dari jalur selatan, kendaraan akan dialihkan ke Purbalingga-Pemalang atau lewat jalur selatan Cilacap-Bandung.
"Satu-satunya saran kami ya Brebes koordinasi dengan Tegal, bahwa yang dari yang sana mengurangi arus. Sedangkan yang dari Tegal jangan sampai melewati Pekuncen-Ajibarang," ujar Hermawan.
Rencananya, kendaraan dari arah selatan akan diarahkan ke Purbalingga-Pemalang dari titik Sokaraja. Adapun kendaraan dari arah Yogyakarta-Kebumen akan diarahkan melintas ke Cilacap-Bandung.
Untuk mengurai kemacetan yang kadung terjadi, Dishub Banyumas berkoordinasi dengan Polres Banyumas. Sejumlah rambu peringatan akan dipasang di berbagai titik sebelum kendaraan tiba di jalur ini.
Hermawan menambahkan, pengecoran jalan juga tengah dikerjakan di Jalan Gerilya, Purwoketo. Namun, ia mengklaim tak terjadi kemacetan lantaran sebelumnya pelaksana proyek berkoordinasi dengan Dishub untuk mengalihkan kendaraan.
"Bisa dialihkan dari Buntu, Sokaraja, Ajibarang, Wangon agar tidak lewat Ajibarang-Pekuncen," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Advertisement