Mimpi Anak-Anak Suku Laut Pulau Mensemut di Lingga Punya Sekolah

Bangunan kelas di Pulau Mensemut, Kabupaten Lingga, itu hanya beratapkan daun dan berlantai tanah, bahkan kini sudah hancur tertimpa pohon.

oleh Batamnews.co.id diperbarui 26 Sep 2018, 21:03 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2018, 21:03 WIB
Anak Suku Laut Pulau Mensemut di Lingga Rindukan Pendidikan Layak
Anak-anak suku laut Pulau Mensemut berada di bangunan SDN 022 Senayang Kelas Jauh sebelum ambruk ditimpa pohon (Batamnews.co.id/ist)

Lingga - Berada jauh dari pusat desa, kondisi sarana dan prasarana pendidikan di wilayah pulau yang ada di Lingga, masih memprihatinkan. Seperti halnya dengan bangunan Sekolah Dasar (SD) di Pulau Mensemut, Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga.

Di pulau yang dihuni warga suku laut asli tersebut, hanya berdiri bangunan sederhana yang difungsikan sebagai kelas. Bangunan sederhana berdinding kajang yang terbuat dari daun nipah dan dianyam itu kini jauh dari pantauan aparat pemerintah. 

Sekolah berlantaikan tanah dan beratapkan daun rumbia awalnya dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat karena peduli terhadap pendidikan anak mereka.

Namun, sayangnya kini bangunan yang menjadi tempat generasi muda penerus bangsa itu menuntut ilmu, ambruk tertimpa pohon hingga hancur. Bangunan itu tidak bisa dijadikan sebagai tempat belajar lagi.

"Anak-anak suku laut di sana (Mensemut) mau sekolah dan belajar. Tapi mengingat sekolah induk yang berada di desa Penaah sangat jauh kalau untuk anak-anak itu berulang, makanya orangtua dan warga di situ punya inisiatif untuk membangun sekolah dengan swadaya," kata salah seorang aktivis suku laut Lingga, Densy Diaz kepada Batamnews.co.id, Rabu (26/9/2018).

Dia menjelaskan, ambruknya bangunan sederhana yang berdiri di atas pulau kecil di tengah laut lepas itu terjadi tepat pada 17 Agustus lalu. Kondisi itu pun sudah dilaporkan kepada kepala dusun setempat, tetapi belum ada respon.

"Anak-anak sekarang belajar sementara di bangunan musala. Saya dapat infonya dari istri ketua RT setempat. Saya juga kaget, kenapa baru sekarang dikasih tahu, ternyata mereka ini masih menunggu inisiatif dari desa," ujarnya.

Sementara itu, ia meminta Kepala SDN 022 Senayang tidak tinggal diam terkait permasalahan tersebut. Jangan sampai ada kesan pembiaran yang dilakukan terhadap bangunan tempat anak-anak menuntut ilmu itu.

"Saya sangat menyayangkan permasalahan ini," ucapnya.

Dengan demikian, ia berharap Dinas Pendidikan (Disdik) Lingga dapat segera mengambil langkah terkait kondisi bangunan SDN 022 Senayang kelas jauh itu bisa dimanfaatkan anak-anak suku laut asli menuntut ilmu.

 

Baca berita menarik lainnya dari Batamnews.co.id di sini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya