Liputan6.com, Garut Menggunakan baju militer lengkap senjata, plus kostum ala pemberontak, puluhan pelajar dan pengajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Garut, Jawa Barat, nampak kejam melakukan penculikan, penganiayaan hingga pembunuhan yang keji kepada para jenderal yang diperankan para guru.
Adu akting antara siswa dan guru itu, menjadi bumbu menarik dalam aksi treatikal terbuka peringatan G30-S/PKI di SMKN unggulan nasional itu, hari ini.Â
Mereka nampak terlatih menjalankan setiap peran adegan yang diperankan, seolah tengah menyaksikan laga aktor di televisi. Beberapa adegan mulai penculikan, penganiayaan hingga penembakan jenderal sebelum di buang ke dalam kolam yang digambarkan seperti sumur tua di Lubang Buaya, berlangsung dengan apik.
Advertisement
Hingga akhirnya pemberontakan tersebut berhenti, setelah sebuah mobil jeep hijau yang digambarkan anggota TNI, tengah menumpas mereka dan pendukngnya hingga tuntas.
Tak ayal, suguhan adegan seni memperingati kesaktian Pancasila, sekaligus mengingatkan bahaya laten komunis dalam gerakan G30-S/PKI itu, mampu menghipnotis seluruh penonton peserta didik sekolah kejuruan unggulan nasional itu.
Kepala SMKN 1 Garut, Dadang Johar Arifin mengatakan, untuk memperingati kesaktian Pancasila yang jatuh tepat hari ini, lembaganya sengaja mengemas kegiatan dengan aksi treatikal menciplak alur cerita yang berlangsung di televisi.
"Seluruh adegannya kami kemas dengan seru, mulai seragam tentara, sampai mobil jeep asli yang kita gunakan," ujarnya di sela-sela kegiatan, Senin (1/10/2018).
Menurutnya, peristiwa G30-S/PKI merupakan sejarah bangsa Indonesia yang tidak boleh dilupakan generasi mendatang bangsa ini. "Kalau bangsa lupa pada sejarah maka akan hancur," ujar dia mengingatkan.
Dengan usaha itu, kolaburasi seni dengan melibatkan siswa dan guru tersebut, diharapkan menjadi bagian dari upaya mengingat sejarah bangsa, agar menjadi pengingat generasi mendatang, supaya ancaman itu tidak terjadi lagi.
Bahkan aksi seni dengan menggunakan seragam tentara, diharapkan mampu menambah semangat kebangsaan dan mampu menanamkan jiwa nasionalisme, terutama bagi kaum milenial, yang memiliki jarak waktu cukup pajang dengan peristiwa rencana busuk gerakan PKI tersebut.
"Pelajaran pentingnya agar generasi sekarang tidak melupakan nilai-nilai sejarah, nilai-nilai kebenaran," ujar dia mengingatkan.
Â
Pengingat Sejarah Generasi Milenial
Kusuma Ningrum, salah seorang peserta teatrikal yang memerankan salah satu sosok anggota organisasi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) mengaku bangga menjadi bagian dari kegiatan aksi seni itu. Meskipun memerarankan peran antagos, namun hal itu tidak mengurangi kekompakan acara.
Menurutnya, kegiatan itu sudah dipersiapkan dengan matang melalui beberapa kali latihan, sehingga seluruh adegan pertunjukan yang ditampikan, nampak apik dan rapi.Â
Ia berharap, dengan kegiatan itu, seluruh siswa milenial saat ini, mampu mengingat sekaligus memahami sejarah masa lalu, termasuk semangat patriot pejuang dalam menyelamatkan negara ini dari berbagai rongrongan faham komunis.
"Upaya mengetahui sejarah Indonesia tidak hanya di kelas, atau membaca buku sejarah, tapi bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya seperti ini," katanya.
Dadang menambahkan, meskipun secara kasat mata gerakan dan propaganda PKI terlihat tuntas, namun ia tetap mengingatkan, jika ancaman bahaya laten komunis tetap hidup hingga kini.
"PKI adalah gerakan yg sangat kuat, jadi jika ada yang mengatakan sudah mati salah besar, kita harus tetap waspada," pinta dia.
Advertisement