Malam Terakhir Gelandangan Bersama Wali Kota Malang

Wali Kota Malang memperingatkan para gelandangan atau PMKS untuk tidak lagi ada di kawasan Pasar Besar.

oleh Zainul Arifin diperbarui 17 Okt 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2018, 18:00 WIB
Wali Kota Malang Tengah Malam Temui Gelandangan di Pasar Besar
Wali Kota Malang, Sutiaji, duduk di tengah - tengah para gelandangan di kawasan Pasar Besar (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Wali Kota Malang, Jawa Timur, Sutiaji, mendatangi puluhan gelandangan atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tidur diemperan toko di Jalan Sutan Syahrir Kota Malang. Mereka satu per satu didata berdasarkan identitas kependudukan.

Wali Kota Malang datang bersama Petugas Satpol PP dan Dinas Sosial, sekitar pukul 22.00 di emperan toko kawasan Pasar Besar tersebut. Usai pendataan, tak satu pun gelandangan atau PMKS itu diangkut ke panti rehabilitasi sosial.

"Sesungguhnya kami lakukan operasi, mau diangkut. Tapi pendekatan persuasif dulu, dipastikan mereka ini orang mana dan diberi penjelasan," kata Sutiaji di Malang, Selasa, 16 Oktober 2018.

Di antara mereka ada yang asli warga Kota Malang, ada pula dari luar kota. Masing – masing mengaku bekerja serabutan di kawasan Pasar Besar. Selain tak diangkut, mereka justru diberi uang saku usai pendataan itu. Sekaligus diperingatkan untuk tak lagi kembali ke tempat itu.

"Ini malam terakhir mereka. Seterusnya tak boleh lagi ada di sini. Jadi kalau nanti ditertibkan ya kami tak salah karena sebelumnya sudah diberi tahu," ujar Sutiaji.

Di kawasan Pasar Besar, salah satu pusat perdagangan di Kota Malang ini cukup banyak para gelandangan, pengemis dan anak jalanan. Keberadaan mereka berpotensi mengganggu ketertiban. Petugas Satpol PP diminta lebih sering memantau kawasan ini.

"Secara perlahan kami lakukan penertiban juga untuk titik lokasi lainnya. Termasuk menyasar para anak jalanan," kata Sutiaji.

Wali Kota Malang periode 2018 – 2023 ini juga mengimbau masyarakat agar tak memberi sumbangan pada gelandangan maupun pengemis. Sebab, sedekah uang justru tak menyelesaikan masalah sosial sekaligus tak mendidik penerimanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya