Liputan6.com, Bengkulu - Maskapai Sriwijaya Air batal mengangkut buah durian seberat 2 ton 25 kilogram asal Bengkulu ke Jakarta melalui Bandara Fatmawati Sukarno. Sempat terjadi kericuhan antar penumpang saat pesawat dengan nomor penerbangan SJ 091 itu sudah dinaiki 145 orang tersebut.
Salah seorang penumpang asal Bengkulu, Boyke Watra mengatakan, ketika penumpang memasuki kabin pesawat, tercium bau durian yang sangat menyengat. Sempat terjadi adu argumen sesama penumpang, akhirnya sebagian besar turun dari pesawat dan meminta pihak maskapai tidak mengangkut durian yang sudah dimasukkan ke dalam bagai.
"Kami memilih turun dan melapor kepada pihak otoritas bandara," ujar Boyke saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 6 November 2018.
Advertisement
Baca Juga
Sebagian penumpang memilih kembali ke terminal bandara dan memaksa pihak maskapai Sriwijaya Air untuk bertindak. Jika durian tetap dipaksa untuk diangkut, mereka memilih tidak berangkat.
Setelah mendapat kepastian, pihak maskapai Sriwijaya Air tidak jadi mengangkut buah durian, beberapa orang penumpang ikut menyaksikan evakuasi durian dari bagasi pesawat hingga kembali ke gudang kargo. Tertunda hampir satu jam, akhirnya pesawat diberangkatkan ke Jakarta tanpa buah durian.
"Kami pastikan dulu tidak ada lagi durian di dalam bagasi, baru kami kembali naik ke pesawat," tegas Boyke.
Tanggapan Sriwijaya Air
Kekisruhan yang terjadi sesaat sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 091 pada tanggal 5 November 2018 terkait protes penumpang karena bau durian yang menyengat masuk ke kabin pesawat direspon cepat pihak maskapai.
Distrik Manejer Sriwijaya Air Bengkulu Abdul Rahim mengatakan, pihaknya langsung menurunkan seluruh durian yang sudah naik ke bagasi. Total buah durian yang sudah dikemas tersebut berjumlah 2 ton 25 kilogram.
"Kita langsung off load dan kembalikan ke gudang kargo. Beratnya 2.025 kilogram bukan 3 ton seperti yang dilansir beberapa media," tegas Rahim.
Pihaknya juga memastikan, membawa durian dalam bagasi pesawat tidak membahayakan keselamatan penerbangan. Hanya saja penanganan saat pengemasan yang dilakukan oleh pengirim mengakibatkan penumpang tidak nyaman saat bau menyengat masuk ke dalam kabin pesawat.
Durian yang akan dikirim ke Jakarta tersebut menurut Rahim sudah dilakukan pengemasan berlapis dengan ditaburi daun pandan dan kopi. Bahkan sebanyak 4 lapis pembungkus buah segar itu dilakukan sebelum dimasukkan ke dalam karung. Pihaknya juga memastikan ketika akan diangkut, tidak terjadi kelebihan daya angkut atau over load.
"Saat dilakukan pengemasan oleh shiffer, mereka mungkin makan durian dan terpercik ke kemasan," lanjutnya.
Pihaknya juga menghentikan pengiriman durian terhitung tanggal 6 November 2018 hingga selesai pembenahan standar operation procedure (SOP). Dan hasil pemeriksaan yang dilakukan Otoritas Bandara Fatmawati dan Kementrian Perhubungan RI.
Simak video pilihan di bawah ini:
Advertisement
Tetap Boleh Diangkut
Kepala Bandara Fatmawati Sukarno Bengkulu Anis Wardhana memastikan, buah durian asal Bengkulu masih tetap diperbolehkan diangkut melalui jasa penerbangan. Sebab buah ini merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Bengkulu dan tidak masuk kategori barang berbahaya yang tidak boleh diangkut pesawat.
"Tetap boleh diangkut dengan memperhatikan standar kenyamanan penumpang," ujar Anis.
Otoritas Bandara Fatmawati Sukarno bersama tim dari Kementrian Perhubungan RI akan melakukan pemeriksaan terkait standar operating procedure pengemasan dan proses loading yang dilakukan pihak bandara dan maskapai. Tetu saja akan ada rekomendasi dan kesimpulan untuk perbaikan yang akan dikeluarkan oleh tim yang datang hari Rabu ini.
Buah durian asal Bengkulu, menurut Anis, sudah diangkut dengan pesawat sejak tahun 2015 lalu. Tetapi untuk para penumpang, tetap tidak diperbolehkan masuk ke dalam kabin. Hanya diperbolehkan melalui bagasi yang di[eriksa secara ketat.
"Ini bukan masalah keselamatan tetapi masalah kenyamanan penumpang dalam penerbangan. Itu yang menjadi perhatian utama kami,: kata Anis Wardhana.