Detik-Detik Mahasiswa Tenggelam di Curug Bayan Baturraden Saat Swafoto

Keindahan Curug Bayan dan airnya yang jernih memikat tiga sekawan ini untuk berenang. Mereka pun sempat berswafoto, bertiga dengan latar belakang air terjun yang bergemuruh. Saat itu debit air meningkat tanpa diketahui oleh ketiga orang ini.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 03 Des 2018, 10:04 WIB
Diterbitkan 03 Des 2018, 10:04 WIB
Evakuasi jenazah mahasiswa Purwokerto yang tenggelam di curug Bayan, Baturraden, Banyumas, Minggu, (2/12/2018). (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)
Evakuasi jenazah mahasiswa Purwokerto yang tenggelam di curug Bayan, Baturraden, Banyumas, Minggu, (2/12/2018). (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Layaknya remaja seusianya, Mohammad Aldi Prayogi (18), mahasiswa ITT Telkom Purwokerto, tentu ingin mengenal lingkungan di sekitarnya. Apalagi, keindahan Baturraden telah terkenal hingga mancanegara.

Maklum, Aldi berasal dari Kalimantan Tengah. Jauh-jauh dari Borneo, Aldi menuntut ilmu di Purwokerto.

Minggu 2 Desember 2018 sore, ia bersama dengan dua rekan mahasiswa yang sama-sama berasal dari Kalimantan Tengah, yakni Pratama Bagus Septianto (18) dan Ahmad Khoirol Mauludi (19) berwisata ke Curug Bayan, Desa Ketengah, Baturraden.

Keindahan Curug Bayan dan airnya yang jernih memikat tiga sekawan ini untuk berenang. Mereka pun berswafoto, dengan latar belakang air terjun yang bergemuruh. Saat itu debit air meningkat tanpa diketahui ketiganya.

Nahas tak dapat ditolak, Mohammad Aldi terpeleset dan langsung hanyut dalam pusaran arus Curug Bayan. Riang sore itu berubah menjadi hiruk-pikuk kepanikan ketika Aldi tenggelam.

Melihat temannya terseret air yang bergolak, dua rekan Aldi berusaha menolong. Mereka pun sempat meraih tangah Aldi.

Sayangnya, arus terlalu kuat. Tangan Aldi terlepas dari dua rekan yang berusaha mati-matian menolongnya.

"Nah, kebetulan posisinya agak ke tengah, karena kedalaman sampai di dada. Itu berarti kedalaman satu meter lebih," ucap Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Adi Chandra, Minggu malam.

Pengelola dan warga yang mengetahui kejadian ini pun langsung berusaha mengevakuasi korban dengan alat seadanya. Namun, mereka tak berhasil karena debit Curug Bayan yang semakin tinggi.

Kemungkinan besar, hujan terjadi di hulu Sungai Jenggala, sehingga Aldi, si korban tenggelam dan rekannya, tak menyadari ada banjir di sungai ini.

Korban Dimakamkan di Kampus Purwokerto

Jenazah mahasiswa Purwokerto yang tenggelam di curug Bayan, Baturraden, Banyumas, Minggu, (2/12/2018). (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)
Jenazah mahasiswa Purwokerto yang tenggelam di curug Bayan, Baturraden, Banyumas, Minggu, (2/12/2018). (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)

Hingga tim SAR Gabungan tiba, korban belum juga ditemukan. Mereka terkendala oleh debit tinggi dan kuatnya arus pusaran Curug Bayan.

Heriana mengungkaplan, korban sempat terlihat timbul tenggelam hingga tujuh kali. Namun, tim SAR tak berhasil meraihnya.

Setelah beberapa kali terlihat timbul tenggelam, di satu kesempatan tepat, secara dramatis seorang anggota tim SAR melompat ke dalam air Curug Bayan, Baturraden, dengan pengaman tali saat korban terlihat menyembul.

Akhirnya korban berhasil dievakuasi pada Minggu petang, sekitar pukul 16.55 WIB. Sayangnya, saat berhasil dievakuasi, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Ternyata, peristiwa tenggelamnya pengunjung di Curug Bayan, Baturraden, bukan hanya kali ini terjadi. Sepengetahuan Chandra, ini adalah kesekian kalinya terjadi di curug yang alirannya di hilir dikenal sebagai Kali Pelus, Banyumas, ini.

Penyebabnya hampir sama, korban tak menyadari debit Curug Bayan yang meningkat tiba-tiba dan kuatnya pusaran air di curug ini. Rata-rata tenggelam lantaran tak menyadari pusaran air yang kuat di curug ini.

"Tahun 2005 ada kejadian. Kemudian ada juga kejadian lain, cuma tidak dilaporkan," dia mengungkapkan.

Karenanya, ia mengimbau agar warga atau wisatawan mewaspadai saat berwisata atau beraktivitas di sungai pada musim penghujan ini. Sebab, ada kemungkinan banjir kiriman yang disebabkan oleh hujan di wilayah hulu Gunung Slamet.

Informasi yang diperoleh Chandra, jenazah akan dimakamkan di belakang Kampus ITT Telkom, Purwokerto, tempat Aldi menuntut ilmu semasa hidupnya. Biaya pemakaman akan ditanggung kampusnya.

"Kebetulan ada keluarga korban yang berdomisili di Purwokerto. Orang tua almarhum malam ini akan menuju Bandara Banjarmasin," Chandra menambahkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya