Melihat Anak Punk Jadi Santri di Bojonegoro

Para remaja punk itu dititipkan di Ponpes Mambaul Ulum di Kecamatan Sugihwaras, untuk memperoleh pembinaan selama empat bulan terutama memperoleh pendidikan bidang agama.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Des 2018, 12:03 WIB
Diterbitkan 22 Des 2018, 12:03 WIB
Ilustrasi anak punk
Warga melintas di depan sekelompok anak punk yang berkumpul di sebuah taman di pusat kota Yangon, Myanmar (12/4). Selain Myanmar Empat negara Asia tenggara seperti Thailand, Kamboja dan Laos juga menggelar festival air. (AFP Photo / Roberto Schmidt)

Liputan6.com, Bojonegoro - Kepolisian Resor Bojonegoro, Jawa Timur, bekerja sama dengan pondok pesantren di Kecamatan Sugihwaras, membina 40 anak Punk dengan memberikan bekal pendidikan agama agar bisa kembali hidup normal di masyarakat.

Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadly di Bojonegoro menjelaskan, sebanyak 40 anak punk itu diamankan dari hasil operasi 'Bina Kusuma' pada Mei 2018.

Para remaja yang tergabung dalam punk itu, lanjut dia, semula menggelandang di jalanan, termasuk tidur di jalanan dan berbagai tempat lainnya.

"Para remaja yang tergabung dalam punk itu rata-rata dari keluarga yang pecah (broken home), juga menghadapi masalah keluarga lainnya," ucapnya, Jumat 21 Desember 2018, dilansir Antara.

Para remaja punk itu dititipkan di Ponpes Mambaul Ulum di Kecamatan Sugihwaras, untuk memperoleh pembinaan selama empat bulan terutama memperoleh pendidikan bidang agama.

"Mereka semua betah tinggal di ponpes, bahkan ingin mempelajari pendidikan agama lebih mendalam. Banyak sekarang yang sudah pandai mengaji," ucap dia sambil menyuruh salah satu anak Punk yang berkopiah untuk membaca salah satu surat pendek Alquran.

Sebelum itu, kata dia, polres sebelumnya menghubungi keluarganya yang sebagian besar warga lokal terkait pengamanan yang dilakukan kepada remaja punk, juga langkah pembinaan di sebuah ponpes di Kecamatan Sugihwaras.

"Sekarang anda lihat sendiri mereka sudah berubah 100 persen, bahkan sekarang rata-rata sudah bisa mengaji dan betah mengikuti pendidikan agama di ponpes," kata dia menegaskan.

Yang jelas, menurut dia, langkah pembinaan kepada para remaja punk dengan bekerja sama dengan ponpes itu, juga sebagai langkah mencegah gangguan Kamtibmas di daerahnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh lapisan masyarakat ikut mendukung program pembinaan kepada remaja punk yang dilakukan Polres bersama ponpes.

"Langkah yang kami lakukan ini merupakan upaya preventif mencegah gangguan Kamtibmas. Polres akan terus melakukan kegiatan pembinaan kepada remaja punk yang masih ada," ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bojonegoro K H Alamul Huda yang menyebutkan masih banyak remaja punk yang berkeliaran di setempat."Masih banyak remaja punk yang berkeliaran," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya