Waspada, Siklon Tropis Pabuk Melanda Laut Natuna

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam mengimbau masyarakat setempat agar tidak melakukan aktivitas di laut.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 04 Jan 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2019, 18:00 WIB
Masjid Agung Natuna
Awan hitam menyelimuti Masjid Agung Natuna. (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Natuna - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam mengimbau masyarakat setempat agar tidak melakukan aktivitas di laut sepanjang Kamis hingga Minggu (3-7 Januari 2019). Hal ini karena pada empat hari tersebut diprediksi akan terjadi gelombang tinggi mencapai 4-6 meter di perairan Kepulauan Anambas dan Laut Natuna Utara.

Suratman, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika BMKG Hang Nadim Batam mengatakan, gelombang setinggi 2,5 hingga 6 meter juga berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Natuna dan Laut Natuna, wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala BMKG Natuna Tri Wibowo Kasmet mengatakan sejak 22 Desember 2018 telah mengeluarkan larangan bagi masyarakat Natuna untuk tidak melaut sementara.

Larangan tersebut dikeluarkan BMKG Natuna karena memprediksi akan terjadi siklon tropis Pabuk yang memicu perubahan cuaca dengan kecepatan angin mencapai 200 Knot per jam sehingga menimbulkan gelombang laut pasang dengan ketinggian mencapai 2-6 meter lebih.

"Kondisi gelombang laut saat ini sudah mencapai 2,5 sampai 3 meter," kata Tri kepada Liputan6.com, Jumat (4/1/2019).

Selain masyarakat, BMKG Natuna telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah termasuk dinas pariwisata dan pihak yang berkepentingan menggunakan jalur laut. Selain itu, Tri meminta wisatawan atau masyarakat yang hendak ke Natuna agar selalu memantau perkembangan cuaca.

BMKG mengimbau agar pihak terkait memperhatikan risiko terhadap keselamatan pelayaran terutama bagi perahu nelayan ketika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kemudian, kapal tongkang ketika kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, serta kapal feri ketika kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.

Kemudian kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar ketika kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

Secara rinci Tri menyampaikan soal siklon tropis Pabuk yang akan terjadi:

1. Analisis 4 Januari 2019 pukul 07.00 WIB

Posisi: Laut China Selatan, pesisir timur Thailand, 7.9LU, 101.5BT (sekitar 560 km sebelah timur-timur laut Lhokseumawe).

Arah dan kecepatan gerak: Barat-Barat Laut, kecepatan 15 knot (27 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Tekanan terendah: 994 mb.

Kekuatan: 45 knot (85 km/jam)

2. Prakiraan 24 jam, 5 Januari 2019 pukul 07.00 WIB

Posisi: Perairan barat Thailand, 9.2LU, 97.9BT (sekitar 450 km sebelah utara Lhokseumawe).

Arah dan kecepatan gerak: Barat, kecepatan 9 knot (15 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Tekanan terendah: 998 mb.

Kekuatan: 40 knot (75 km/jam).

3. Dampak di wilayah Indonesia 

Siklon tropis Pabuk memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa: Hujan ringan-lebat di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat. Gelombang laut dengan tinggi 1,25-2,50 meter di Selat Malaka. Gelombang laut dengan tinggi 2,5-7 meter di Perairan Kepulauan Natuna dan Laut Natuna Utara.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya