Warga Pandak Banyumas Mendadak Demam Massal, Ada Apa?

Terjadi di Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sepekan terakhir, sebanyak 27 warga mengalami demam tinggi.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 06 Jan 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2019, 11:00 WIB
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Pandak, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas/Muhamad Ridlo)
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Pandak, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Pada musim penghujan perkembangbiakan nyamuk luar biasa cepat. Itu termasuk nyamuk Aedes Aegypti, vektor penyakit demam berdarah.

Jenis nyamuk ini biasanya keluar sarang pada pagi hari atau sore. Jarang sekali jenis nyamuk ini beraktivitas malam (nokturnal).

Nyamuk ini biasa bersarang di semak belukar dekat genangan air. Yang berbahaya adalah ketika semak atau rerimbunan itu dekat dengan permukiman. Bisa saja, si nyamuk bintik sudah membawa virus demam berdarah.

Ini seperti terjadi di Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sepekan terakhir, sebanyak 27 warga mengalami demam tinggi.

Demam tinggi adalah salah satu tanda (suspect) demam berdarah, meski tak semua demam tinggi selalu positif demam berdarah.

Yang mengkhawatirkan, sebagian besar dari 27 warga yang demam itu berada di RT 01/2 Pandak. Lainnya tersebar di RT 2 dan RT 3. Seluruhnya merupakan wilayah RW 2.

Kepala Desa Pandak, Rasito mengatakan, secara berurutan demam tinggi menyerang warga. Bahkan, ada satu keluarga yang terdiri dari bapak dan dua anak demam bersamaan.

Lantaran khawatir terjangkit demam berdarah, bapak dan dua anak ini pun lantas dirawat di Rumah Sakit Wijayakusuma, Purwokerto. Pun sejumlah tetangga lain yang mengalami gejala serupa.

"Kemudian ada tetangganya lagi yang diduga terkena demam berdarah, total ada sekitar sembilan orang, sampai kemarin ada enam belas yang dirawat dirumah sakit," katanya, Jumat, 4 Januari 2018.

PSN Serentak di Desa Pandak

Pramuka SMK Taruna Bakti Baturraden melakukan PSN atau pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas/Muhamad Ridlo)
Pramuka SMK Taruna Bakti Baturraden melakukan PSN atau pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas/Muhamad Ridlo)

Pemerintah desa dan warga pun cepat tanggap dengan kondisi ini. Mereka melaporkan demam massal diduga terjangkit demam berdarah kepada Dinas Kesehatan Banyumas.

Penyisiran pun dilakukan secara mandiri. Dalam penyisiran itu, pemerintah desa dibantu oleh petugas Puskesmas, anggota babinsa dan Bhahinkamtibmas.

"Dari penyisiran 27 orang yang sakit demam, 16 orang dirujuk ke rumah sakit, lainnya diobati langsung di rumah," dia menjelaskan.

Usai temuan pasien suspect DB, pemberantasan saran nyamuk (PSN) dilakukan secara serentak. PSN ini dilakukan oleh lintas dinas dan diikuti oleh berbagai lembaga. Yakni, Dinas Kesehatan Banyumas, Puskesmas Baturraden, perangkat dan lembaga desa, TNI, Polri, PKK, dan pramuka.

Bupati Banyumas Achmad Husein pun terjun langsung memimpin PSN dan melakukan uji petik. Di beberapa tempat masih ditemukan jentik-jentik nyamuk.

"Tolong saat melakukan PSN, agar teliti semua media yang diperkirakan bisa menampung air diperiksa, termasuk rumah dan kebun kosong, itu juga harus diberantas," ucap Husein.

Bupati juga berpesan, masyarakat terus melaksanakan PSN secara mandiri usai PSN serentak ini. Sebab,serangan DB rawan terjadi pada musim penghujan. Dan PSN itu, harus dilakukan secara tuntas.

"Upaya pencegahan tidak dapat hanya dilakukan dinas, namun memerlukan peran serta dari seluruh elemen masyarakat," dia menerangkan..

Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto mengatakan setelah melakukan penyelidikan epidomologi untuk memastikan dugaan kasus DB warga Desa Pandak, yang positif DB ada 4 orang. Lainnya, demam biasa.

Dinas Kesehatan Banyumas berencana mengasap atau foging wilayah endemis demam berdarah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya