Liputan6.com, Kebumen - Belakangan, warga Kebumen dan sekitarnya dibikin heboh oleh beredarnya video banjir ikan di jalan raya yang disebut Waduk Wadaslintang.
Video berdurasi sekitar 67 detik itu beredar di berbagai lini massa, terutama melalui aplikasi WhatsApp. Video ini beredar dari pengguna ke pengguna lain, atau menyeruak di grup-grup.
Advertisement
Baca Juga
Tampak dalam video banjir ikan itu, puluhan warga, baik lelaki maupun perempuan, dewasa dan anak-anak memunguti ratusan ikan diduga ikan lele yang menggelepar di aspal maupun rerumputan pinggir jalan raya.
Mereka menggunakan wadah seadanya. Ada yang memanfaatkan kresek, plastik, dan ada pula yang menenteng ikan satu per satu.
Tampak ada bus satu pintu warna merah yang berhenti di jalanan ini. Beberapa mobil lainnya, minibus, dan pikap juga turut berhenti.
Barangkali, mereka penasaran dengan banjir ikan ini. Bisa pula, mereka justru ikut memungut ikan-ikan yang banyak bertebaran.
Di bagian bawah video, tertulis 'Waduk Wadaslintang Kebumen'. Ini lah yang membuat kontroversi.
Sebagian percaya bahwa peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Wadaslintang, Kebumen. Namun, lainnya menganggap bahwa video banjir ikan lele itu bukan terjadi di Kebumen.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penjelasan Kapolres Kebumen soal Video Banjir Ikan
Informasi beredarnya video ini pun akhirnya sampai juga di Kepolisian Resor Kebumen. Petugas pun langsung menyelidiki keautentikan video ini.
Itu termasuk berkoordinasi dengan kepolisian sektor Wadaslintang. Hasilnya, polisi memastikan bahwa peristiwa banjir ikan lele di video itu bukan terjadi di sekitar Waduk Wadaslintang.
Diduga, video banjir ikan ini terjadi di luar negeri. Pasalnya, bahasa yang digunakan para pemungut ikan tumpah itu bukan lah salah satu bahasa lokal Indonesia.
Dia menjelaskan, hasil pengamatan video ini, pada detik ketujuh, terekam tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) yang bukan TNKB Indonesia. Bahasa yang digunakan oleh warga yang terekam video pun terdengar asing.
"Itu di luar negeri sana. Dari hasil pengecekan dan konfirmasi di lapangan kejadian seperti itu tidak ada di sekitar Waduk Wadaslintang," ucap Kapolres Kebumen, AKBP Roberho Pardede, melalui keterangam tertulisnya, Kamis, 24 Januari 2019.
Kapolres berharap usai ada penjelasan dari kepolisian, masyarakat tak lagi membagikan video hoaks ini. Pasalnya, video hoaks kadang menimbulkan keresahan di masyarakat.
Ia juga meminta agar masyarakat Kebumen bijak menyikapi peredaran informasi yang belum dipastikan kebenarannya. Lebih baik, pengguna media sosial menelusuri kebenaran video ini.
"Intinya jangan mudah men-share sebuah informasi. Karena semua informasi tidak selalu benar. Kita harus mencari informasi dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya," ucap Kapolres.
Advertisement