Loyalitas Bang Yodas, Wartawan Lawas Idola Selebritas

Yoyo Dasriyo atau Bang Yodas, seorang wartawan senior asal Garut, Jawa Barat, memang terlahir untuk menulis. Hampir sepanjang usianya sejak akil balig, nyaris dihabiskan hanya untuk menulis berita dan naskah cerita.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 08 Feb 2019, 12:02 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 12:02 WIB
Yodas bersama Nike Ardila dalam salah satu sesi wawancara tahun 1990-an
Yodas bersama Nike Ardila dalam salah satu sesi wawancara tahun 1990-an (Liputan6.com/dok.pribadi)

Liputan6.com, Garut - Satu di antara wartawan senior tercetak di Jawa Barat. Dialah Yoyo Dasriyo atau biasa dipanggil Bang Yodas. Wartawan senior merangkap sebagai penulis skenario, pemain dan sutradara film asal Garut, Jawa Barat ini, termasuk beken di zamannya. Banyak artis terkenal saat itu pernah mengisi perjalanan kariernya.

Saking cintanya pada profesi dunia jurnalistik, Yodas akhirnya tidak sempat menikmati indahnya pernikahan. Dia memilih membujang seumur hidupnya hingga mengembuskan nafas terakhir pada 2015 lalu, ketika berusia 64 tahun.

"Banyak sekali wartawan yang berguru ke Beliau," ujar Janur M. Bagus, salah satu saksi hidup sekaligus salah seorang 'murid' Yodas, saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis, 7 Februari 2019 petang.

Abah Janur, biasa ia dipanggil di kalangan wartawan Kota Intan Garut, mengenang pertemuan pertama kali dengan Bang Yodas terjadi pada dekade 1990-an. Saat itu, Janur yang merupakan kontributor salah satu televisi swasta itu mengetahui, jika Yodas merupakan wartawan senior yang luwes dan pandai bergaul. "Tapi memang spesifikasinya ke wartawan hiburan," ujar dia.

Yodas, ujar dia, memang terlahir untuk menulis. Banyak karya jurnalistiknya yang dipublikasikan media lain, terutama soal hiburan, wisata, dan sosial budaya. Gaya penulisannya mendayu, seakan merayu orang penasaran memahami tulisannya. "Namun, Bang Yodas selalu menulis dengan tuntas hingga dua tiga episode, sehingga pembaca senang," kata dia.

Ia mengakui Bang Yodas tidak hanya sebagai sahabat, tetapi juga guru di bidang seni aktor. "Banyak artis lainnya misalkan Rieke Diah Pitaloka, kang Dicky Chandra dan lainnya, sudah menganggap guru pada Kang Yodas," ujar dia.

Mengawali tulis-menulis di dunia jurnalis sejak dekade 1970-an, sosok Yodas memang kenyang pengalaman menulis dunia hiburan. Kemampuannya dalam mengolah kata untuk mengekspresikan rasa, berbanding lurus dengan bakatnya dalam menulis naskah cerita film.

Tak ayal banyak sekali alur cerita film dan sinetron yang dibuatnya, kemudian digarap rumah produksi secara profesional. "Cerita Bendi Keramata, Nyi Endit, dan lainnya merupakan contoh hasil garapan tulisan Beliau," ujarnya.

Dengan segudang kemahirannya itu, menjadi modal penting Yodas dalam mewawancarai artis terkenal Tanah Air saat itu, untuk menjadi narasumber utamanya. "Kenapa artis senang ditulis Bang Yodas, sebab tulisannya mencair tidak kaku, sehingga meskipun dibaca saat ini tetap enak dibacanya," tutur dia.

Sebut saja Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, Rita Sugiarto hingga artis dekade 2000-an, pernah merasakan betul pertanyaan demi pertanyaan dari Bang Yodas, sebagai bahan untuk menulis berita hiburan. "Memang keunggulan dia di penulisan berita hiburan, tetapi yang lain pun tetap mahir," dia menambahkan.

 

Soko Guru Artis Nasional

Foto kenangan Yoyo Dasriyo, wartawan multitalenta asal Garut, Jawa Barat
Foto kenangan Yoyo Dasriyo, wartawan multitalenta asal Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Dok.Pribadi)

Memiliki keahlian dalam tulis-menulis naskah cerita, membuka jalan bagi Yodas untuk membuka relasi dengan semua kalangan, terutama artis. Banyak artis nasional asal Priangan Timur, terutama Garut, merasakan betul kehadiran Yodas.

Sebut saja Rieke Diah Pitaloka atau si Oneng, kemudian Epy Kusnandar atau Kang Mus dalam sinetron dan film layar lebar Preman Pensiun dan lainnya. "Soal pergaulan, mungkin generasi sekarang kalah sama Bang Yodas," ujar Janur.

Janur kemudian menceritakan ihwal kegalauan Rieke Diah Pitaloka saat itu, antara memilih karier sebagai seniman atau melanjutkan pendidikan di dunia kampus. Kemudian meminta Yodas yang menjadi penyusun naskah sinetron mini seri "Impian Pengantin" yang tayang di RCTI tahun 1993 itu untuk mengundurkan jadwal syutingnya.

"Usulin atuh sama Pak Yodas, undurin aja jadwal syutingnya dong, biar Keukeu (Rieke Diah Pitaloka) ikutan main lagi," ujar lakon si Oneng dalam sinetron Bajaj Bajuri mengenang, salah satu seri film yang tengah digarapnya saat itu.

Kemudian sosok Epy Kusnandar, lakon Kang Mus dalam sinteron dan layar lebar Preman Pensiun itu, secara terang-terangan mengakui jika Yodas merupakan salah satu mentornya.

Sikap Yodas yang mudah bergaul dan luwes memberikan banyak kemudahan dalam berinteraksi dengan semua kalangan. Namun, kepekaan terhadap isu dan jiwa kreatifnya dalam menulis, membuat banyak tulisannya kerap ditunggu pembaca.

Bahkan dalam beberapa kali gelaran Festival Film Bandung (FFB), secara rinci dan mendalam, Yodas selalu mengupas kesuksesan salah satu festival besar film Tanah Air itu. Namun, kini Yodas sudah tiada, rasa kehilangan sosok wartawan panutan, yang selalu menghasilkan tulisan ringan, renyah, dan enak dibaca berbagai kalangan.

Wartawan Lintas Generasi

Yodas bersama Nike Ardila dalam salah satu sesi wawancara tahun 1990-an
Yodas bersama Nike Ardila dalam salah satu sesi wawancara tahun 1990-an (Liputan6.com/dok.pribadi)

Sebagai wartawan senior yang ditempa dalam beberapa masa pemerintahan, Yodas memiliki banyak pengalaman ihwal peta politik Tanah Air termasuk Garut. Sehingga setiap isu politik nasional yang heboh di masyarakat, langsung dikupasnya dengan satu tulisan lengkap. "Meskipun sudah sepuh, tapi tulisannya selalu up to date," ujar dia.

Janur kemudian mencontohkan soal kehebohan pemecatan Bupati Aceng HM Fikri dan pengunduran Wakil Bupati Dicky Chandra. Maka Yodas kemudian membuat sebuah tulisan 'Luka Sejarah Kepepimpinan Daerah'. "Orangnya kreatif, dan selalu tuntas dalam menyelesaikan tulisan hingga enak dibaca," kenang Janur.

Dengan pengalamannya itu, Janur tak sungkan menyematkan julukan Legend bagi Yodas. "Meskipun beliau sudah terkenal, tetapi tetap sopan, belum pernah saya melihat Bang Yodas marah," kata dia.

Yodas memang terlahir untuk menjadi penulis handal. Namun meskipun demikian, ia tak pelit berbagi ilmu dengan wartawan muda. Banyak wartawan Garut saat ini yang mengakui betul dedikasinya. "Saya sendiri secara tidak langsung banyak menyerap banyak pengalaman dan ilmu menulis dari Beliau," ujar Janur menambahkan.

Kini, tiga tahun sudah Yodas meninggalkan kita semua, banyak karyanya yang akan mengingatkan kebesaran salah satu pelopor majalah hiburan Aktuil ini. Selamat jalan Bung, semoga pengabdian karyamu itu di Hari Pers Nasional (HPN) tahun ini, selalu menjadi penyemangat wartawan untuk menghasilkan sebuah karya tulisan yang berkualitas.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya