Liputan6.com, Solok - Warga Jorong Koto Sungai Kunyit, Nagari Sungai Kunyit, Solok Selatan, Sumatera Barat, mengaku mendengar suara dentuman dan bunyi gemuruh saat terjadi gempa.
"Setiap gempa selalu bersamaan dengan dentuman sedangkan gemuruh terjadi sebelum gempa," kata Kepala Jorong Koto Sungai Kunyit, Anto di Padang Aro, Jumat (1/3/2019). Seolah dentuman dan suara gemuruh tersebut mengantar peristiwa gempa.
Ia mengatakan, sejak Jumat subuh sudah enam kali terasa gempa susulan dalam skala kecil sehingga masyarakat belum berani balik ke rumah.
Advertisement
Baca Juga
"Masyarakat memilih bertahan di tenda karena gempa susulan masih sering terasa," katanya dilansir Antara.
Rumah warga di Koto Sungai Kunyit, katanya, hampir semua retak akibat gempa dan banyak yang hampir roboh. Dia berharap ada bantuan tenda yang layak bagi masyarakatnya karena empat tenda yang dipasang bocor saat hujan.
"Pada Kamis malam hujan melanda dan tenda bantuan bocor sehingga warga tidak bisa tidur," ujarnya.
Sedangkan, tenda darurat yang dibuat warga juga tidak bisa diandalkan sebab alasnya terpal sehingga semalaman korban gempa harus berjaga.
Kepala Jorong Jorong Mukti Tama, Eri Susanto mengatakan, di tempatnya saat gempa seperti bunyi mesin bor dan cukup kuat. "Di Mukti Tama banyak rumah retak dan sekarang korban juga butuh bantuan tenda," ujarnya.
Sampai saat ini, dia mengatakan, warga belum berani kembali ke rumah dan memilih bertahan di tenda darurat.
Data terakhir akibat gempa 398 rumah warga rusak yang terdiri dari rusak ringan 182 unit, rusak sedang 121 unit serta 95 rusak berat yang tersebar di tiga kecamatan.
Untuk fasilitas umum yang rusak sebanyak 14 unit yang terdiri dari tiga fasilitas kesehatan, enam sekolah dan empat tempat ibadah. Sedangkan, warga yang mengungsi akibat gempa tercatat sebanyak 192 jiwa dari 42 kepala keluarga.
Saksikan video pilihan berikut ini: