Gawat, Tanah Bergerak di Sukabumi Makin Parah

Bencana pergeseran tanah di Sukabumi ini tidak bisa ditanggulangi atau dicegah karena aktivitas ini akan terus bergerak.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 09 Mei 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2019, 14:00 WIB
Lubang Raksasa di Sukabumi (Foto: Jenal Abidin)
Lubang Raksasa di Sukabumi (Foto: Jenal Abidin)

Liputan6.com, Sukabumi - Pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat semakin parah meskipun masa tanggap darurat bencana itu sudah dicabut terhitung sejak 6 Mei 2019. Setiap harinya tanah terus bergeser dan retakannya semakin membesar.

"Bahkan ada beberapa titik tanah di lahan pertanian di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini amblas sekitar tiga meter," kata tokoh masyarakat Desa Kertaangsana, Aseh Has, di Sukabumi, Kamis (9/5/2019), dilansir Antara.

Menurutnya, pergeseran tanah ini semakin masif, rumah yang awalnya hanya bagian pondasinya yang amblas sekarang sudah badannya yang tenggelam ke dalam tanah. Belum lagi lahan pertanian yang rusak porak poranda akibat retakan dan amblasnya semakin parah.

Meskipun hingga saat ini tidak ada korban jiwa akibat bencana tersebut, tetapi seluruh warga yang sudah mengungsi tetap khawatir karena pergeseran tanah ini semakin meluas dan tidak menutup kemungkinan hingga posko pengungsian yang jaraknya tidak jauh dari lokasi.

Aseh yang juga merupakan relawan setiap harinya bersama petugas dari TNI, Polri serta untuk SAR dan relawan lainnya selalu bersiaga dan terus memantau aktivitas pergeseran tanah ini. Mereka mengimbau kepada warga agar tidak masuk atau beraktivitas di lokasi bencana.

"Pergeseran tanah semakin meluas di kampung ini, namun untuk bantuan darurat bagi pengungsi masih mencukupi karena bantuan tidak datang dari pemerintah saja. Tetapi donatur, perorangan, BUMN dan swasta terus mengalir," tambahnya.

Rumah Rusak Berat

Lubang Raksasa di Sukabumi (Foto: Jenal Abidin)
Lubang Raksasa di Sukabumi (Foto: Jenal Abidin)

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan, bencana pergeseran tanah ini tidak bisa ditanggulangi atau dicegah karena aktivitas ini akan terus bergerak. Jadi berbeda dengan bencana tanah longsor.

Maka dari itu langkah yang dilakukan pihaknya untuk mengurangi dampaknya yakni mengungsikan seluruh warga di Kampung Gunungbatu ini ke tempat yang lebih aman berikut mengevakuasi seluruh harta benda milik warga.

"Hingga saat ini jumlah rumah yang rusak berat sebanyak 70 unit dan masih ada puluhan lainnya yang terdampak serta tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Untuk jumlah pengungsi mencapai 354 jiwa yang mengungsi ke sejumlah titik," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya