Petani Hilang Misterius di Sungai yang Banyak Buaya

Seorang petani diduga diserang buaya ketika merakit kayu di daerah Sungai Lakar, Kabupaten Siak. Pencarian korban melibatkan Basarnas Pekanbaru dan pawang buaya.

oleh M Syukur diperbarui 20 Jun 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2019, 05:00 WIB
Seekor buaya yang pernah ditangkap nelayan di Sungai Siak, Kota Pekanbaru.
Seekor buaya yang pernah ditangkap nelayan di Sungai Siak, Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Seorang petani di Sungai Lakar, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau, hilang misterius. Korban Wartoyo alias Keling diduga diterkam buaya, tapi belum bisa dipastikan karena tidak ada saksi mata melihat pada Selasa malam itu, 18 Juni 2019.

Tak hanya polisi dan masyarakat, Badan Search dan Rescue Nasional (Basarnas) Pekanbaru juga dilibatkan mencari korban berusia 35 tahun itu. Pencarian korban diterkam buaya sejak Rabu pagi (19/6/2019) itu belum membuahkan hasil.

Menurut Humas Basarnas Pekanbaru Kukuh Widodo, pihaknya mendapat informasi orang hilang dari Ruslan, pengawas kanal di sungai itu. Beberapa anggota Basarnas dikerahkan ke lokasi lengkap dengan peralatan pencarian.

"Informasi dari masyarakat di sana memang sungai itu banyak dihuni buaya," sebut Kukuh, Rabu petang.

Dia menjelaskan, korban sebelum hilang bekerja membangun pondok di pinggir sungai bersama rekannya pada Selasa pukul 22.30. Korban membuka pakaian dan menggantungnya di pohon dan turun ke sungai mengambil kayu.

Di pinggir sungai, korban dan rekannya dipanggil Moh merakit kayu tadi. Tak lama kemudian, Moh meninggalkan korban karena ada keperluan, sementara temannya itu melanjutkan merakit kayu.

"Beberapa menit setelah kembali ke lokasi, temannya tadi tak melihat korban lagi," ucap Kukuh.

Moh berusaha mencari korban dan memanggil namanya tapi tak ada sahutan. Moh hanya melihat, baju dan celana korban masih utuh di tempat gantungan semula.

Moh lalu melapor ke Ruslan yang sehari-hari bertugas menjaga kanal di sekitaran sungai yang dihuni buaya. Pencarian keduanya juga tak membuahkan hasil hingga akhirnya dilaporkan ke polisi dan pihak kecamatan.

"Untuk petugas ada enam orang dikerahkan, pencarian akan dikoordinasikan dengan kepolisian dan pihak terkait lainnya," terang Kukuh.

Libatkan Pawang Buaya

Petugas basarnas Pekanbaru sebelum berangkat mencari korban diduga diterkam buaya di Kabupaten Siak.
Petugas basarnas Pekanbaru sebelum berangkat mencari korban diduga diterkam buaya di Kabupaten Siak. (Liputan6.com/M Syukur)

Terpisah, Camat Sungai Api Wahyudi dikonfirmasi menyebut pencarian dilakukan polisi dan warga sekitar sejak Selasa malam. Pencarian dilanjutkan pada Rabu siang tapi belum ada hasil.

Wahyudi berharap korban Keling segera ditemukan dengan harapan masih bernyawa. Pasalnya kejadian ini menyebabkan luka mendalam bagi istri dan anak korban.

"Kalaupun sudah tiada, jenazahnya ditemukan. Istri dan anak korban tak henti-hentinya menangis," sebut Wahyudi.

Menurut Wahyudi, pencarian korban di sungai juga melibatkan pawang buaya. Sang pawang diharap bisa membantu penemuan korban jika seandainya memang diterkam buaya.

"Kami coba melibatkan pawang buaya dari Lubuk Mudo, Sungai Pakning," ucap Wahyudi.

Untuk keamanan tim pencari, dua anggota Polsek Sungai Apit membawa dua pucuk senjata laras panjang. Hal ini sebagai jaga-jaga jika sewaktu-waktu buaya muncul dan membahayakan pencarian.

"Basarnas Pekanbaru juga sudah diminta bantuan memudahkan pencarian," jelas Wahyudi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya