Liputan6.com, Purwakarta - - Kehamilan merupakan hal yang ditunggu-tunggu pasangan suami istri. Untuk itu perlu persiapan fisik dan mental serta pengetahuan tentang nutrisi, tumbuh kembang bayi, dan konsultasi kesehatan sangat penting karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan janin.
Meminimalisir resiko kematian pada ibu hamil dan melahirkan, Siloam Hospital Purwakarta menggelar seminar ilmiah bagi para bidan. Seminar ini menghadirkan pembicara, antara lain dr. Tia Indriana,SpOG, dr. Anggia F. Riziamuti, Sp.A, M. Kes , dan dr. Gracia Merryane R.G.R., SpOG. Acara ini juga dihadiri oleh Hj. Yeyen selaku ketua IBI wilayah Purwakarta.
Sebanyak 120 bidan yang berasal dari Karawang, Subang, dan Garut, ikut dalam seminar tersebut. Para bidan tampak antusias mengikuti proses perawatan ibu hamil dan melahirkan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kesempatan tersebut, Yeyen mengemukakan harapannya bahwa kegiatan ini dapat memberikan pengalaman kepada para bidan untuk bisa meminimalisir tingkat kematian ibu dan bayi dan bisa melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan aturan sehingga kualitas bidan terus meningkat.
Dokter Tia menjelaskan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu indikator kehamilan beresiko tinggi. Oleh karena itu, kondisi ini wajib diwaspadai oleh seluruh ibu hamil.
Hipertensi dalam kehamilan bisa saja ringan, namun jika tidak segera ditangani secara tepat bisa mengakibatkan masalah serius bahkan mengancam nyawa baik ibu maupun janin yang dikandungnya.
"Sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif antara lain seperti pertumbuhan janin yang terhambat, kelahiran prematur, sampai dapat mengakibatkan bayi meninggal dalam kandungan," jelasnya.
Dokter Anggia menjelaskan, saat dilahirkan, bayi akan segera memasuki masa transisi untuk mampu bernapas sendiri. Sayangnya, tidak semua bayi bisa beradaptasi dengan baik.
Jika bayi mengalami kondisi tersebut, maka resusitasi bayi baru lahir perlu dilakukan untuk membantu pernapasannya, hingga bayi mampu bernapas sendiri.
"Umumnya saat bayi baru dilahirkan dokter dan tim medis akan mengeringkan tubuh bayi dan menyelimutinya, menjaga suhu agar tetap hangat dan menempatkan bayi pada posisi yang benar. Kemudian berikan aliran oksigen kepada bayi baru lahir, sambil dilakukan observasi atau pemantauan pada bayi yang baru lahir," jelasnya.
Di akhir acara dr. Gracia memberikan penjelasan kepada peserta perihal infertilitas (kemandulan) pada wanita, bahwa Infertilitas adalah kegagalan untuk hamil setelah sekitar satu tahun melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Kondisi ini dapat mempengaruhi sekitar 15 persen pasangan pada usia reproduksi.
Kemandulan dapat disebabkan oleh masalah pada suami atau istri, atau kombinasi faktor-faktor yang dapat mengganggu kehamilan.
"Apakah ada cara lain untuk pasangan infertilitas selain yang saya tahu yaitu dengan obat kesuburan dan bayi tabung?" tanya bidan Annisa dari Ciwangi, di sesi tanya jawab menanyakan,
Terkait pertanyaan tersebut dr. Gracia menjelaskan bahwa selain dua cara tadi bisa dilakukan juga dengan cara inseminasi buatan, yaitu dengan cara menyuntikan sperma langsung ke rahim dengan bantuan kateter. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan lebih tinggi daripada metode lain.
"Prosedurnya sangat sederhana dan cocok untuk orang dengan kondisi sperma berkualitas rendah atau untuk wanita yang menghasilkan antibodi terhadap sperma," tutupnya.