Liputan6.com, Palembang - Pemakaman Serda Rikson Edy Candra, anggota prajurit Organik Yonkav 5 Karangendah Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan (Sumsel) yang gugur di Papua, berlangsung haru.
Prosesi pemakaman dilakukan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Kelurahan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih Sumsel, pada hari Jumat (30/8/2019) pagi.
Anggota TNI ini gugur pada hari Rabu (28/8/2019), pada saat diserang massa yang unjuk rasa di rumah dinas (rumdin) Bupati Kabupaten Deiyadi Papua. Serda Rikson Edy Candra gugur saat terkena salah satu tembakan dari massa.
Advertisement
Baca Juga
Endang Susilawati (35), istri korban ditemani kedua anaknya, Richard (13) dan Sakira (9) serta anggota keluarga lainnya, menuju ke peristirahatan terakhir suaminya. Air mata tak henti membasahi wajah keluarga korban, saat mengikuti prosesi pemakaman yang dilakukan secara militer ini.
Ayah Serda Rikson Edy Candra, Suhardi Sutan Basa mengumandangkan adzan, di liang lahat anaknya. Usai dimakamkan, tangis Endang Susilawati semakin memecahkan keheningan di pemakaman. Dia langsung memeluk tanah pusara suaminya sembari menangis sedih.
Tangisan pun tak kunjung berhenti saat ibu dua anak ini, menaburkan bunga ke atas makam suaminya. Isakan tangis juga terdengar dari kedua anaknya dan anggota keluarga lainnya, saat ikut menaburkan bunga.
Kesedihan mendalam yang dirasakan Endang, juga terlihat saat dia memeluk papan nisan suaminya. Saat berdiri, dia memeluk foto suaminya sembari menatap dalam makam suaminya dengan penuh kesedihan.
Suhardi mengatakan, dia mendapat kabar bahwa anaknya gugur di Papua dari tetangganya pada hari Rabu.
“Adik Rikson yang menelepon tetangga saya, untuk mengabarkan kematian anak saya. Karena dia takut jika menyampaikan langsung, nanti saya khawatir,” ujarnya kepada Liputan6.com.
Sebelum mendapatkan kabar duka tersebut, Suhardi tidak merasakan ada firasat apapun. Namun dia sudah ikhlas dengan kepergian anaknya yang gugur di Papua tersebut.
Berikan Santunan
Terlebih, Serda Rikson Edy Candra gugur sebagai pahlawan negara dalam menjaga keamanan di Papua.
Meskipun rasa sedih masih menggelayut di wajah Suhardi, namun dia bangga dengan anaknya, yang menjadi salah satu pasukan pembela negara.
“Kita tidak menuntut apa-apa ke pemerintah atau kesatuannya atas peristiwa ini. Tapi kami meminta perhatian ke anak-anaknya yang masih kecil,” katanya.
Suhardi berharap cucu-cucunya ini bisa mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak. Terlebih dia bercita-cita, cucunya Richard bisa meneruskan perjuangan ayahnya membela negara.
Seusai pemakaman, keluarga korban langsung menuju ke kantor Polsek Prabumulih Barat. Kasdam II/Sriwijaya Brigjend TNI Syafrial secara resmi memberikan santunan tali kasih ke keluarga korban.
“Kita akan terus membantu jika keluarga korban membutuhkan apapun. Bisa langsung melapor ke Batalyon Kavelari (Yonkav) di dekat rumah keluarga korban,” ungkap Kasdam II/Sriwijaya Brigjend TNI Syafrial.
Advertisement
Kebijakan Khusus TNI
Serda Rikson Edy Candra juga akan diajukan untuk kenaikan pangkat menjadi Sertu Anumerta, atas jasanya membela negara. Atas insiden gugurnya salah satu anggota terbaiknya, keluarga besar Kodam II/Sriwijaya sangat merasakaan kedukaan.
Kasdam II/Sriwijaya juga berharap masalah ini segera diatasi. Terutama kasus kriminal ini harus segera ditindaklanjuti dan upaya hukum harus ditegakkan.
“Hukum harus ditegakkan, agar tidak ada lagi korban gugur sia-sia. Untuk para prajurit yang bertugas di daerah operasi, harus meningkatkan kewaspadaan juga,” katanya.
Kapendam II/Sriwijaya Kol Inf Djohan Darmawan mengungkapkan, jika anak almarhum Serda Rikson Edy Candra ingin bergabung dengan kesatuan TNI, maka akan ada kebijakan khusus.
"Jika anak Serda Rikson Candra ingin menjadi anggota TNI, akan kami prioritaskan. Kebijakan ini kita berikan, karena jasa beliau yang mengamankan unjuk rasa di Kabupaten Deiyai Papua, sehinggga mengakibatkan almarhum gugur,"ungkapnya.