Hanya Sehari, Calon Ibu Kota Baru Sudah Diserbu 4 Kebakaran Lahan

Setiap perusahaan diminta jangan hanya melindungi wilayahnya saja, tetapi juga harus berpartisipasi membantu melindungi masyarakat sekitar saat terjadi bencana.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan di Australia selama musim kemarau, lazim dikenal sebagai fenomena Bushfire (Rob Griffith / AFP PHOTO)
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan di Australia selama musim kemarau, lazim dikenal sebagai fenomena Bushfire (Rob Griffith / AFP PHOTO)

Liputan6.com, Penajam Paser Utara - Empat kebakaran lahan menyerbu calon ibu kota baru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Peristiwa itu terjadi hanya dalam sehari saja.

Menurut Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana atau BPBD setempat Nurlaila. Potensi kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara pada musim kemarau memang cukup tinggi.

Kantor berita Antara menulis bahwa kebakaran lahan yang baru saja terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara terjadi bergantian di empat wilayah berbeda dalam satu hari. Empat wilayah Kecamatan Penajam tersebut meliputi kawasan RT 01 Kelurahan Kampung Baru, serta areal lahan milik perusahaan daerah di RT 08 Kelurahan Sungai Paret.

"Empat titik panas (hotspot) di wilayah itu terpantau atau terdeteksi bergantian, dan diduga peristiwa kebakaran itu dipicu faktor alam," kata Nurlaila.

Hembusan angin kencang membuat kobaran api di lokasi kebakaran lahan tersebut semakin cepat membesar.

"Empat unit mobil pemadam kebakaran sudah diturunkan ke masing-masing lokasi kebakaran lahan dan api baru berhasil dipadamkan sekitar satu setengah jam kemudian," kata Nurlaila.

Personel yang terlibat dalam kegiatan pemadaman kebakaran lahan tersebut yakni, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, serta Polres Penajam Paser Utara dibantu masyarakat sekitar.

Masyarakat dan perusahaan diminta ikut menjaga lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran lahan apalagi tanpa pengawasan, sebab dampaknya cukup luas termasuk merusak ekosistem hewan di sekitar.

Kepala Ex-Officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Tohar saat ditemui, Kamis mengatakan, berdasarkan informasi, musim kering atau kemarau akan berlangsung hingga Oktober 2019.

BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat hingga Agustus 2019, terjadi 23 kasus kebakaran lahan di daerah itu dengan luasan yang terdampak mencapai 65 hektare.

Menurut Tohar pencegahan atau antisipasi terhadap kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara harus dilakukan secara serentak.

"Camat, lurah, kepala desa hingga Ketua RT diminta untuk melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat," katanya.

Seluruh pejabat kewilayahan mulai camat, lurah, kepala desa hingga ketua RT diinstruksikan memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai media, termasuk di kantor kewilayahan dan tempat-tempat ibadah.

"Ada dua esensi yang perlu ditindaklanjuti , yakni upaya antisipasi dan tindakan penanganan bencana yang dilakukan secara bersama-sama," kata Tohar.

Masyarakat dan perusahaan diminta ikut menjaga lingkungan dengan tidak melakukan pembakaran lahan apalagi tanpa pengawasan, sebab dampaknya cukup luas termasuk merusak ekosistem hewan di sekitar.

Setiap perusahaan di calon ibu kota baru itu diminta jangan hanya melindungi wilayahnya saja, tetapi juga harus berpartisipasi membantu melindungi masyarakat sekitar saat terjadi bencana.

Simak video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya