Permintaan Terakhir Bocah Obesitas Satia Putra Sebelum Meninggal Dunia

Minggu (29/9/2019) siang, jenazah Satia Putra, bocah obesitas asal Karawang, dimakamkan pihak keluarga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang.

oleh Abramena diperbarui 30 Sep 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2019, 09:00 WIB
Pemakaman Bocah Obesitas Asal Karawang Satia Putra
Satia Putra (7) bocah obesitas berbobot 110 kilogram, meninggal dunia pada Sabtu 28 September 2019 malam, sekira pukul 21.00 WIB. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Karawang - Satia Putra (7) bocah obesitas berbobot 110 kilogram asal Karawang, meninggal dunia pada Sabtu, 28 September 2019 malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Satia mengembuskan napas terakhirnya setelah mengalami sesak napas.

Minggu (29/9/2019) siang, jenazah Satia Putra dimakamkan pihak keluarga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang.

Orangtua bocah obesitas itu, Sarli bercerita sebelum meninggal dunia anaknya sempat merengek minta dibelikan mainan sebanyak tiga buah, saat dilarang malah mengamuk dan menangis sambil berujar setelah dibelikan mainan tiga buah tidak akan meminta lagi selamanya.

"Masih terngiang saat memaksa dibelikan tiga buah mainan sekaligus sambil berkata tidak akan minta mainan lagi selamanya," kata Sarli.

"Saya tidak percaya atas kata terkahir anak berkata seperti itu, malah ibu sempat bilang jangan berkata begitu karena semua sayang Satia, namun akhirnya ucapan itu menjadi permintaan yang terkahir. Awalnya tidak percaya, namun nasib berkata lain," kenang Sarli.

 

Sosok Satia di Mata Guru

Satia, Bocah Obesitas Asal Karawang
Satia Putra, bocah berusia 7 tahun asal Karawang, Jawa barat, memiliki berat badan mencapai 97 kilogram di usianya yang baru 7 tahun. (Liputan6.com/ Abramena)

Guru Madrasah Ibitidaiyah Alwatoniyah, Nunung mengatakan selama masuk belajar di sekolah berbasis agama Islam, Setia Putra merupakan anak yang rajin dan keinginan untuk belajar sangat besar. Dia sudah bisa membaca huruf satu persatu.

"Keinginan belajarnya sangat kuat dan rajin tidak pernah bolos kalau tidak sakit," kata Nunung.

Nunung mengaku walaupun keinginan belajar kuat, tetapi sepertinya dia sering lapar dan haus, karena setiap saat belajar kerap menyuruh temannya untuk membelikan makanan dan minuman. Kalau dilarang dia malah menangis.

"Saat belajar harus ngemil dan minum minuman ringan, seperti yang lapar dan haus," dia memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya